Kamis, 03 Desember 2009
A PERFECT GATEWAY
Kamis, 03 Desember 2009
Cliff (Steve Zahn) dan Cydney (Milla Jovovich) diceritakan pergi ke Hawai untuk berbulan madu. Di tengah perjalanan mereka bertemu pasangan yang agak mencurigakan, Cleo (Marley Shelton) dan Kale (Chris Hemsworth). Mereka memutuskan untuk tidak memberikan tumpangan pada dua orang tersebut. Namun kemudian keduanya digambarkan menyusuri pulau bersama pasangan lain yang tak kalah mencurigakan, Nick (Timothy Olyphant) dan Gina (Kiele Sanchez).
Ditengah perjalanan mereka mendengar berita berkaitan dua pembunuh yang sedang berkeliaran yang telah berhasil menghabisi pasangan pengantin baru. Timbul kecurigaan diantara dua pasangan tersebut. Awalnya penonton diarahkan untuk mencurigai Nick dan Gina yang terlihat lebih tangguh dan berbahaya. Namun, kemudian kecurigaan selanjutnya beralih pada Cliff dan Cydney. Disnilah, ketegangan mulai dibangun oleh David Twohy selaku sutradara sekaligus penulis cerita.
Ketegangan yang muncul akibat kecurigaan tersebut sedikit dikendurkan dengan pemunculan kembali Cleo dan Kale. Apalagi selanjutnya keduanya dibekuk oleh pihak berwajib. Namun, alur cerita kembali tegang dengan ditemukannya fakta dari salah satu tokoh cewek. Selanjutnya, paruh akhir film, kita disuguhi aksi berdarah yang lumayan sadis dari dua pasangan tersisa dalam rangka mempertahankan diri ditengah alam indah yang memanjakan mata.
Kebanyakan film yang memilih setting pulau indah, kalau tidak berkisah tentang jalinan cinta penuh nafsu ya kisah bunuh-bunuhan dengan kucuran darah untuk menghadirkan suasana kontras. A Perfect Gateway memilih untuk berkisah tentang bunuh-bunuhan tadi. Sayangnya, bagi pecinta film thriller, film ini bisa jadi amat membosankan, terutama sebelum diketahui siapa sebenarnya pihak yang jahat. Aksi saling curiga rasanya kok terlalu menyita durasi, meski juga mempunyai nilai positif, yakni berhasil membuat penonton gemas dan mencoba mereka-reka pihak mana yang patut dicurigai.
Ketika terbuka kedok pelaku, bukannya terasa mengejutkan justru malah membuat penonton sebal, karena kalau dirunut ke belakang, terdapat beberapa hal yang tidak konsisten, terutama dalam hal karakterisasi. Sosok Nick misalnya. Ketika di pulau dia digambarkan layaknya psycho yang tangguh, namun ketika berada di kota dia digambarkan jauh lebih manis. Dan lihat saja usahanya dalam mempertahankan diri. Beberapa adegan yang dimaksudkan sebagai ”pengalih perhatian” juga terasa dipaksakan.
Secara keseluruhan, film yang dihasilkan oleh sutradara yang sebelumnya menulis The Fugitive dan menyutradarai Pitch Black serta The Chronicles of Riddick ini tidaklah terlalu mengecewakan. Lumayan lah sebagai hiburan. Apalagi dengan lanskap indah yang dihadirkan. Barisan cast-nya juga bermain lumayan bagus, terutama Milla Jovovich yang tampil beda dengan peran-peran sebalumnya yang dia mainkan. 2,5/5
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
2 komentar:
Milla Jovovich ya, kereen,harus tonton nih.
Oh ya salam kenal ya, ditunggu kunjungan baliknya nih
film yang wajib ditonton bro, cuma story nya terlalu klasik
Posting Komentar