Rabu, 16 Desember 2009
THE LIMITS OF CONTROL
Rabu, 16 Desember 2009
Seorang pria kulit hitam, Lone Man (Isaach De Bankolé) diberi sebuah tugas. Tidak jelas apa tugas yang diberikan, hanya dijelaskan tugas tersebut dimaksudkan agar target “will see what life really is”. Selanjutnya kita diajak untuk melihat aktivitas Lone Man yang mandiri dan independent digambarkan doyan yoga, kopi espresso tapi tidak doyan seks selama tugas meski disuguhi tubuh telanjang nan molek dan juga tidak tertarik untuk menggunakan mobile phone.
Untuk mencapai lokasi sasaran, Lone Man bertemu beberapa karakter unik yang akan saling bertukar kotak korek api yang berisi kertas bertuliskan kode yang setelah dibaca oleh Lone Man, akan segera dia telan, kecuali kotak korek yang berisi berlian. Orang – orang unik tersebut terdiri dari pria dengan violin (Luis Tosar ), perempuan berambut putih yang membicarakan film (Tilda Swinton), perempuan oriental yang sibuk membahas molekul, pria bergitar (John Hurt) yang mengkritisi peralihan sikap hidup bohemian menjadi sekedar gaya dan pria Mexico yang tertarik dengan refleksi (Gael Garcia Bernal). Pertemuan Lone Man dengan orang-orang unik tadi selalu diawali dengan, “You don’t speak Spanish, right?”
Meski bertemu dengan orang-orang dengan karakter yang berbeda, kita beberapa kali disuguhi adegan yang mirip. Repetisi ini sukses membuat penonton bosan dan bingung apa yang sebenarnya ingin dikisahkan oleh Jim Jarmusch. Dihadirkannya perempuan yang terlalu miskin untuk beli pakaian hingga nyaris telanjang disepanjang kemunculannya, kecuali saat dia mengenakan “jas hujan”, makin membuat penonton bertanya-tanya. Ini maksudnya apa sih. Kejujuran?
Sampai dengan Lone Man berhasil mengeksekusi sasaran (Bill Murray), penonton dipaksa untuk menerka maskud dari Jim Jarmusch. Untuk melegakan pikiran, Gilasinema berusaha menarik kesimpulan dengan teori sok tahu (seperti biasanya) yakni bahwa Jim Jarmusch berusaha mengkritisi mereka yang memproduksi realitas yang berlebihan (hyper realitas). Entah maksudnya Hollywood atau mereka para pemilik modal yang memproduksi hal-hal yang sekedar menonjolkan “gaya” dibandingkan “makna”.
Satu hal yang pasti, Gilasinema merasa iba dengan Bill Murray yang tahun ini dibunuh dua kali setelah hanya muncul sekilas. Namun berbeda dengan penampilannya dalam Zombieland yang lucu, kehadirannya dalam The Limits of Control terasa kurang pas. Begini nih kalau pemilihan hanya berdasar hubungan pertemanan. Sebelumnya, Bill Murray tampil dalam Broken Flowers yang juga diarahkan oleh Jim Jarsmuch. Penampilan sekilas bintang-bintang beken semacam Tilda Swinton dan Gael Garcia Bernal terasa aneh dan gagal mengangkat mood penonton yang sudah drop melihat aksi diam Isaach De Bankolé. Justru penampilan Paz de la Huerta sebagai gadis telanjang sedikit mampu menghadirkan kesegaran tersendiri meski penonton tetap saja heran dengan kehadiran tokoh yang satu ini.
Untungnya, film ini sedikit terbantu dengan olahan gambar yang cantik. Komposisi gambar yang dihadirkan oleh Christopher Doyle menghasilkan visual layaknya lukisan. Sangat artistik. Mata penonton juga dimanjakan dengan kepintaran kamera menangkap sudut bangunan hingga mampu menjadi background yang memikat. Terlihat sekali Doyle sangat memahami komposisi gambar. Selanjutnya terserah penonton, berkenan tidak menjadi saksi keindahan visual yang membalut kisah membingungkan dan cenderung membosankan. Kesabaran penonton rasanya ada batasnya. 2,75/5
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
jd g pengen nonton.....hehehehe...^_^;
Posting Komentar