Selasa, 18 Maret 2008

THE DRUMMMER ( JIN. GWU )

Selasa, 18 Maret 2008


Film diawali dengan seorang triad, Kwan (Tony Leung Ka Fai) yang berusaha menyelamatkan nyawa anaknya, Sid (Jaycee Chan) dari incaran pimpinan triad lain, Ma (Kenneth Tsang) karena berhubungan dengan perempuan miliknya. Sid disini digambarkan pemuda manja yang bersikap seenak sendirinya. suatu hal yang dimaklumi, dimana dirinya tinggal dilingkungan yang tanpa bimbingan seorang ibu.

Demi keselamatan Sid, Kwan mengirim anak tersebut ke sebuah daerah terpencil di Taiwan. Di tempat yang jauh dari keramaian tersebut, Sid ditemani oleh orang kepercayaan Kwan. Sid yang bosan dengan situasi yang ada karena terbiasa hidup di dunia yang gemerlap, berusaha melarikan diri namun usaha tersebut berhasil digagalkan. Sampai pada suatu hari, dia mendengar dentuman drum (gendang?) yang menarik perhatiannya.

Merasa berbakat bermain drum, dia memutuskan untuk masuk ke kumpulan para pemain drum tersebut. Bukan usaha yang mudah karena perilakunya yang kurang bersahabat. Bahkan dia sempat dikeluarkan dari perkumpulan tersebut. sejak peristiwa tersebut, Sid mengalami transformasi kepribadian yang merubah jalan hidupnya kedepannya. Di sisi lain, kita juga diajak untuk mengikuti sepak terjang Kwan dengan segala masalah yang biasa menyelubungi kehidupan para triad.

Menarik mengikuti perkembangan dari Sid. Bagaimana dia mencoba mengalahkan ego sampai dengan kesadaran bahwa memainkan drum itu bukan sekedar memukul dan dipukul. Ada nilai – nilai tertentu yang harus dia pahami untuk menjadi seorang penabuh drum yang baik. Bagaimana dia harus mengenai siapa dirinya sebenarnya terlebih dahulu, sebelum bisa menjadi seorang penabuh. Perubahan Sid ini digambarkan dengan baik oleh actor muda Jaycee Chan. Bagaimana wajah bengalnya menjadi lebih teduh ketika mulai memahami siapa dirinya sebenarnya. Apalagi ketika dia merubah tatanan rambutnya.

Sutradara Kenneth Bi mencoba menyampaikan pesan dengan penggambaran yang amat sangat kontras antara kehidupan sang ayah di kota besar yang penuh kekerasan dan pengkhianatan dengan kehidupan si anak di daerah yang jauh dari suasana hiruk pikuk dan penuh kedamaian. Dan juga bagaimana nasib mereka di akhir cerita.

Kehidupan Sid yang damai tersebut, terusik ketika kelompoknya melakukan pementasan besar (Indonesia masuk jadwal mereka juga lho) dan mendapati ayahnya mati karena adanya pengkhianatan. Disini keputusan yang akan Sid pilih menjadi sebuah ujian yang berat baginya menuju manusia yang sebenarnya.

Cerita yang ditawarkan tidaklah terlalu istimewa, bahkan di bagian awal, film kurang begitu enak dinikmati. Namun setelah Sid “disingkirkan” ke daerah terpencil, sutradara berhasil mengemas cerita menjadi tontonan yang menghibur. Mendekati akhir cerita, kita disuguhi atraksi tabuh drum yang keren, yang mampu merangkum emosi berbagai karakter yang ada di film ini. 2,75/5

0 komentar:

Posting Komentar

 
GILA SINEMA. Design by Pocket