Briony Tallis (Saoirse Ronan) gadis 13 tahun bisa dibilang sosok yang invisible dalam keluarganya. Di usia yang rentan dimana butuh perhatian lebih, dia hidup dalam lingkungan dimana masing – masing orang disibukkan dengan persoalannya sendiri. Jadilah dia hidup dalam dunianya sendiri, dan menuangkan petualangan pikirannya dalam tulisan. Hal ini memupuk kemampuan imajinasi gadis tersebut, yang dilayar ditampilkan dengan cerdas memikat (dan sedikit membuat bingung).
Di sisi lain ada Robbie (James McAvoy) yang diam – diam Briony memendam rasa terhadapnya. Namun sayangnya, Robbie telah terpikat dengan kakaknya, Cecillia (Keira Knigthley). Untuk melampiaskan rasa marah dan cemburunya, Briony memanfaatkan sebuah peristiwa untuk menjauhkan keduanya. Walaupun tahu Robbie tidak bersalah, dengan imajinasinya, Briony menempatkan Robbie pada situasi yang sulit, tanpa menyadari penderitaan yang siap menghampiri ketiga tokoh tersebut.
Secara garis besar, sutradara mampu menghadirkan tontonan yang berkualitas, mulai dari acting para pemain, musik yang dahsyat dari Dario Marianelli dengan mesin ketiknya, pemilihan setting dan kostum sampai pertunjukkan yang hebat dari sebuah pengambilan adegan panjang tanpa cut (hampir 5 menit!). Namun entah dengan alasan pasar atau apa, rasa – rasanya porsi Keira Knightley dan James McAvoy terasa agak kebanyakan. Mencermati garis cerita yang ada, harusnya film lebih menekankan pada usaha penebusan dosa dari Briony.
Tanpa mengesampingkan penderitaan yang dialami oleh Robbie maupun Cecillia, bagaimana usaha Briony ataupun perkembangan karakternya rasa – rasanya akan lebih menarik diikuti apabila disajikan dalam porsi yang lebih besar, daripada menyaksikan kisah cinta dari Robbie dan Cecillia yang terus terang saja agak kurang kuat digambarkan di layar. Kalau diperhatikan, cover novelnyapun sangat menonjolkan Briony. Kalau saja Keira Knightley menerima tawaran Joe Wright untuk berperan sebagai Briony ketika sudah besar, cerita akan sangat focus pada kehidupan Briony.
Dengan porsi yang lebih besar, Saoirse Ronan tentu akan lebih bisa menampilkan bakat aktingnya yang besar. Dia begitu tepat dikasting sebagai Briony kecil. Dengan wajah penuh bintik dan mata biru, dia mampu menampilkan wajah anak kecil yang berlagak dewasa (seperti umumnya perempuan yang ingin dewasa sebelum waktunya) yang menyimpan gairah dan imajinasi yang besar, sekaligus wajah dingin penuh dendam ketika hatinya merasa kecewa. James McAvoy juga bermain bagus sebagai Robbie. Terlihat sekali dia menghayati penderitaan yang dialami oleh Robbie, yang membuat penonton bersimpati padanya. Sedangkan penampilan Keira Knightley tidak bisa dibilang jelek, namun juga tidak istimewa.
Seperti telah dituliskan diawal, gunakan imajinasimu sebijaksana mungkin. Di akhir cerita, Briony memutuskan menggunakan imajinasinya sebagai sarana penebusan dosa. Dan pada akhirnya, tidak hanya ketiga tokoh utama dalam film ini yang merasa bahagia, penonton pun ikut senang dengan akhir cerita yang dipilih. Dari film ini kita juga bisa belajar, perpustakan bukan tempat yang bagus buat bercinta! 3,75/5
English
ATONEMENT
Be careful with the imagination capabilities you have. Do not make the wrong imagination bring a sin that make other’s live in misery. Perhaps this is what Ian McEwan want to write in his novel Atonement that bring to the wide screen by the director, Joe Wright with the same title.
On the other side there’s Robbie (James McAvoy) that silently in love with Briony. But Robbie has bound his heart to her sister, Cecillia (Keira Knightley). To channeled her anger and jealous, Briony is use an incident to make them both separated. Even she knows that Robbie is not guilty. With her imagination, Briony put Roobbie to a difficult without realize the suffering on their way.
In a big line, the director is able to present the quality show, from the role, music from Dario Marianelli with the typewriter, the choose of the setting and costume until the long take that uncut (almost 5 minutes duration). But I do not know for some market reason or something else, it feels that Kiera Knightley and James McAvoy portion seem too much. If we noticed the story, the film should be give more portion on Briony, and her aim to expiate her sin.
Briony’s aim to expiate her sin or her character development it seem will be more interesting if it given more portion than we have to see love story between Robbie and Cecillia that not strong enough on the screen. In the novel’s cover is very protrude Briony. And if only Kiera Knightley taken the offer from Joe Wright to role as Briony when she is mature, the story will be more focus on Briony’s live.
With the bigger portion Saoirse Ronan absolutely will give more her talent. He is so fit with the casting as little Briony. With her face that full of stain and blue eyes, she is able to perform little girl’s face that mature before its time, that keep such a big passion and imagination, also cold face full of vengeance when she is disappointed. James McAvoy also play well as Robbie. He is comprehend the suffering of Robbie, that have the sympathy from the audience. And the performance of Kiera Knghtley could not say special, but could not say bad neither.
As I said previously, use your imagination as wise as you can. In the end of the film, Briony decided to use her imagination as a media to expiate her sin. And the end, not only the character in the film feel happy, the audience will be happy too with the ending. From the film we can learn that library isn’t a good spot to make love! 3.75/5
4 komentar:
mas, hery..
aku setuju kalo briony diberikan porsi besar disini..karena memang yang punya karakter paling kuat dan inti cerita semua ada di dia..
memang mungkin masalh komersialitas kali ya..
tapi aktingnya memang kereeennn!!!
dan salut buat sutradara yang membuat alur maju mundur. jadi nggak keduluan ketebak cerita film ini..
tentang scene yang mpe 5 menit...
indah kok...
;)
mas, hery..
aku setuju kalo briony diberikan porsi besar disini..karena memang yang punya karakter paling kuat dan inti cerita semua ada di dia..
memang mungkin masalah komersialitas kali ya..
tapi aktingnya memang kereeennn!!!
dan salut buat sutradara yang membuat alur maju mundur. jadi nggak keduluan ketebak cerita film ini..
tentang scene yang mpe 5 menit...
indah kok...
;)
knapa harus gitu?
coba perhatikan dengan LEBIH MENDETAIL...tonton film ini berulang x..
sebenernya ini adalah contoh klasik cerita berbingkai..dalam sebuah tuturan cerita, masih ada cerita di dalamnnya..
FILM ini representasi dari seni plot alur cerita berbingkai...
dan bingkai itu dipertajam dengan bingkai sinematography yang luar biasa dari seamus mcgarvey!
LIHAT AWAL dan ENDING FILM!
BRIONY kan..yang di JADIKAN PEMBINGKAI? she's the master plan of this story!
I'm not talking about behind the scene..that i'm already watched it
tapi terasa banget deh buatku sejak 1 x liat film ini, which is i already watched this movie for countless time!
Salam 2021. Dari banyak film berlatar perang, inibsalah satu film yg benar membuat terkesan. Plot awal yg membuat menebak-nebak kemana sebetulnya arah cerita ini berlayar membuat perasaan deg-degan dan penuh penasaran apa yg akan terjadi. Sangat suka dg James dan Keira di film ini. Sy cari reviewnya dan ketemu blog ini di 2021, terimakasih kak. Sebetulnya sy dibagian tengah movie sudah yakin kalau pelakunya Marshall, tp yg masih penasaran, itu Lola benar diperkosa atau mereka sama2 suka? Krn diawal film Lola juga tampak punya crush sama Marshall, dan diending mereka nikah. Kenapa mereka gak ngaku aja kalau mereka sama2 suka, aww btw ini film sudah berusia 14 tahun. Waktu film ini dirilis membayangkan usia sy masih se Brionny (Saoirse Ronan), dan begitu apiknya Saoirse memerankan gadis kecil dg tatapan misterius itu, dan pecah rekor dinominasikan di oscar dg usia yg masih begitu belia. Good Job utk film ini! *numpang komen ya kak, hehe
Posting Komentar