Sabtu, 10 Oktober 2009
GET MARRIED 2
Sabtu, 10 Oktober 2009
Melihat angka 2 dibelakang judul Get Married, sempat membuat Gilasinema skeptis akan film yang masih dibesut Hanung Bramantyo ini. Sudah seringkali Gilasinema dikecewakan sekuel. Trauma! Buruknya Transformer 2 masih saja menganggu pikiran (berlebihan ya hehehe....), apalagi sekuel produk lokal yang belum teruji kualitasnya semacam kegagalan Kuntilanak 2 menyamai seri pertama atau Virgin 2 : Bukan Film Porno yang bukannya menghadirkan tuntunan malah menyajikan kevulgaran.
Sempat ogah melihat Get Married 2, apalagi tidak ada Richard Kevin di barisan cast-nya dan digantikan oleh Nino Fernandez yang dalam pandangan Gilasinema aktingnya cenderung masih kaku, terutama dalam mengolah ekspresi wajah. Musfar Yassin yang digantikan oleh Cassandra Massardi makin menambah keraguan.
Namun ternyata Get Married 2 mampu menjaga kepercayaan penonton. Suatu hal yang wajib hukumnya dalam membuat sekuel. Get Married 2 berhasil memberikan hiburan penuh kelucuan dan kritik sosial sebagaimana seri awalnya. Cassandra Massardi tidak kalah lucu dan cerdas dalam mengolah cerita. Persoalan yang jamak dialami oleh pasangan yang tak kunjung dikaruniai anak dihadirkan lewat adegan dan lelucon kocak. Meski kadang terlalu komikal, namun masih bisa ditoleransi. Perseteruan dua keluarga hadir cukup realistis meski masih bisa digarap lebih gila lagi.
Semua cast asli masih menampilkan performa yang kompak dan padu. Nino Fernandez ternyata juga mampu menghadirkan penampilan yang lumayan bagus, meski pada beberapa bagian agak kesulitan mengolah wajah dan tubuhnya. Chemistry-nya dengan Nirina juga lumayan ok. Lagu-lagu Slank tetap hadir mempercantik adegan demi adegan. Paling suka ketika lagu Ku Tak Bisa dihadirkan pada adegan Nino Fernandez diguyur hujan.
Get Married 2 mampu hadir sebagai komedi berkelas berkat sentilan-sentilan yang dihadirkan didalamnya. Persoalan posisi perempuan dalam perkawinan dan hubungan si kaya dan si miskin dihadirkan dengan porsi yang pas dan tepat. Dalam hal ini, penulis cerita tidak memposisikan masing-masing pihak sebagai yang benar atau salah. Masalah muncul karena kurangnya komunikasi yang memunculkan prasangka. Hal ini mengingatkan pada karya klasik, Pride and Prejudice. Penerimaan hangat ibu Rendi (Ira Wibowo) terhadap teman-teman Maemunah yang hadir di acara tujuh bulanan seakan meruntuhkan kebanggaan dan prasangka tadi.
Gilasinema juga terkesan bagaimana Cassandra mengkritisi perkembangan teknologi yang bukannya mendekatkan hubungan antar manusia, justru malah makin memperlebar jarak. Lihat saja bagaimana Rendi dan Maemunah diperbudak gadget semacam laptop, handphone dan game box. Kehadiran televisi di banyak adegan seakan memberi penegasan betapa dominannya peran televisi dalam rumah, hingga muncul gugatan lantang, ”Jangan terlalu banyak nonton televisi!”
Namun bukan berarti Get Married 2 hadir tanpa kekurangan. Gilasinema agak sedikit terganggu dengan karakter Maemunah dan teman-temannya yang seakan kurang mengalami perkembangan berarti meski sudah berumah tangga. Beberapa kejanggalan juga hadir, seperti anak Eman (Aming) yang sudah besar. Padahal dia menikah setelah Maemunah lho, dan Maemunah menikah baru 4 tahun. Berdasarkan info, film ini dikerjakan dalam rentang waktu yang pendek, jadi ya maklum kalau terdapat beberapa detail yang kurang tergarap.
Kehadiran satpam yang menghalangi Maemunah menemui suaminya juga terlalu dipaksakan, karena di adegan lain orang ini sudah tidak ada lagi. Kemampuan Maemunah berbahasa Mandarin dimunculkan entah untuk maksud apa, namun Gilasinema berharap hal ini bakal dimunculkan kalau ada Get Married 3 nantinya. Hanung Bramantyo kayaknya mencoba mengikuti jejak M.Night Shyamalan dengan ikutan nongol dalam sebuah adegan. 3,25/5
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar