Selasa, 04 Mei 2010
VERTIGE
Selasa, 04 Mei 2010
Sekumpulan pemuda, 3 cowok dan 2 cewek, memutuskan mengisi liburan dengan melakukan pendakian di sebuah tebing di daerah Kroasia. Tanpa banyak basa-basi layaknya Opera van Java, kita diajak langsung menuju TKP dengan sedikit pengenalan karakter. Diantara lima pemuda tersebut, ada satu orang yang sebenarnya tidak mempunyai pengalaman dalam pemanjatan tebing. Keikutsertaannya lebih karena ceweknya suka dengan aktivitas tersebut dan si cewek kebetulan sedang dirundung trauma gara-gara salah satu pasiennya meninggal di depan matanya. Dan lagi, dalam pemanjatan tersebut ada mantan cowok si cewek yang tampaknya masih memendam rasa.
Meski sudah ada peringatan kalau lokasi pemanjatan sedang ditutup untuk perbaikan, mereka nekat meneruskan aksi mereka. Rintangan pertama bisa dilalui dengan cukup mulus, namun ketika sampai pada rintangan kedua, salah satu pemudi hampir celaka. Sampai disini, penonton sukses dicekam ketegangan dengan setting ketinggian yang membuat berdesir, serta tangan dan kaki menjadi basah. Masalah kemudian muncul ketika si amatir mulai mengalami kesulitan meneruskan perjalanan yang dampaknya bisa membahayakan keselamatn yang lain. Dua orang memisahkan diri untuk melakukan aksi penyelamatan. Tak disangka, hadir ancaman dalam bentuk lain yang siap merampas nyawa mereka berlima. Mampukah mereka bertahan dan selamat?
Premis kisahnya sedikit mengingatkan pada The Descent, bedanya kali ini nuansanya lebih cerah karena berada di atas tanah dan lebih banyak menyorot aksi kelima pemuda tadi di siang hari. Pendekatan ini mampu memberikan bonus tersendiri pada penonton dengan tampilan alam yang cukup indah. Bagi Gilasinema, adegan-adegan pemanjatan diawal menjanjikan sebuah tontonan yang segar dan menegangkan mengingat jarangnya film yang mengangkat soal pemanjatan tebing. Namun, ketika kelima tokoh tadi dipertemukan dengan satu makhluk gila, Vertige menjadi tontonan yang membosankan. Tiba-tiba saja film ini berbelok arah menuju kisah slasher yang klise. Ibaratnya, saat sudah siap melakukan penetrasi, ada orang yang mengetuk pintu. Gak jadi deh asyiknya.
Parahnya lagi, kesadisan yang dihadirkan sangatlah tanggung dan cenderung ”ramah”. Film ini makin membosankan ketika tak ada eksploitasi raga wanita pirang layaknya slasher kebanyakan, padahal ”potensi” yang dimiliki oleh salah satu pemainnya cukup menggoda. Statistik yang diungkap di akhir kisah juga mempunyai korelasi yang lemah dengan isi cerita. Gilasinema membayangkan, andai saja film ini lebih mengedepankan aksi pemanjatan tebing yang membahayakan, pasti film ini bakal jauh lebih menarik dan inovatif. Kehadiran makhluk gila sah-sah saja asal konsisten dalam penggambaran pemanjatan tebing. Membayangkan, kejar-kejaran sambil memanjat tebing yang tinggi saja sudah membuat hati berdesir. Sayang sekali....2/5
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
4 komentar:
Belum nonton film ini om :) kayanya biasa2 aja yah..
kalo 'Vertigo' nya Alfred Hitchcock baru bagus tuh om :)
Biasa banget. Sayangnya Vertigo aku belum liat :(
fanny vallette ternyata sexy juga tuh boss...
emang nanggung sih, apalagi ternyata semua pemaennya "abis"! hehehe
iya baru aja nonton...udah seru seru dipikir semua bakal kena vertigo terus jatoh satu satu ada yang survive selamat eh ternyata ada orang syco juga...salah judul tuh film
Posting Komentar