Sabtu, 22 Mei 2010
MAN SOM HATAR KVINNOR ( THE GIRL WITH THE DRAGON TATTOO ) : KETIKA JUDUL BERKHIANAT
Sabtu, 22 Mei 2010
Apa yang ada di benak kamu saat membaca sebuah judul film? Pastinya langsung membayangkan apa gerangan isi dari film tersebut. Judul film itu idealnya dibuat semenarik mungkin, namun tanpa melakukan penipuan terhadap penonton. Tidak harus tepat sesuai dengan bayangan penonton, namun patut dicatat, rasanya akan terasa sebagai sebuah pengkhianatan kalau judul yang dicantumkan di poster tidak mencerminkan keseluruhan isi filmnya. Kasus termutakhir adalah Menculik Miyabi yang hanya menampilkan sekelumit Miyabi dan dari premis ceritanya, akan lebih tepat kalau di beri judul Salah Culik. Sebelumnya, Inglorious Basterds melakukan hal serupa demi hitungan bisnis. Kalau dicermati, Inglorious Basterds rasanya lebih tepat diberi judul Once Upon A Time ... In Nazi Occupied France yang malah dijadikan judul salah satu bab didalamnya. Judul adalah elemen pertama yang akan memandu penonton dalam memahami isi sebuah film. Ketidaktepatan pemilihan judul, selalu membuat saya kecewa hingga menurunkan kualitas film yang dimaksud di mata saya.
Män Som Hatar Kvinnor dirilis untuk pasar internasional dengan judul The Girl with The Dragon Tattoo. Ada alasan kenapa saya lebih suka menggunakan judul aslinya. Män Som Hatar Kvinnor mengisahkan sepak terjang Mikael Blomkvist (Michael Nyqvist) dan Lisbeth Salander (Noomi Rapace) dalam mengungkap misteri hilangnya salah satu anggota keluarga terpandang 40 tahun yang lalu. Keduanya sebenarnya tidaklah bekerja sama, bahkan Lisbeth awalnya diberi tugas untuk melakukan penelitian terhadap kehidupan Mikael Blomkvist, namun entah mengapa pada perkembangannya Lisbeth tertarik untuk membantu Mikael Blomkvist. Keduanya mempunyai persamaan, yakni mempunyai satu peristiwa yang menyulitkan gerak mereka. Kalau Mikail direpotkan dengan aksi membongkar penyimpangan dana, Lisbeth yang dinilai mempunyai masalah kejiwaan, harus menghadapi pengawasnya yang memanfaatkannya secara seksual.
Secara keseluruhan, Män Som Hatar Kvinnor sangatlah asyik buat dinikmati, terutama buat mereka pecinta kisah misteri. Materi cerita yang berasal dari novel karangan Stieg Larsson menghadirkan beberapa unsure yang lazim hadir dalam kisah misteri seperti pembunuhan para wanita dengan sadis serta perilaku seks menyimpang. Hmmm...terdengar seperti B Movie? Mungkin. Namun, rasanya sutradara Niels Arden Oplev cukup berhasil menjaga irama cerita hingga kisahnya lumayan asyik diikuti meski endingnya sangatlah klise. Kenikmatan saya ketika menonton film ini terganggu ketika di otak saya terpatri judul The Girl with the Dragon Tattoo. Dengan judul seperti itu, saya mengharapkan sebuah penampilan yang dominan dari si pemeran wanita, terutama dalam hal penggalian karakter. Kenyataannya, kehadiran Lisbeth tidaklah lebih banyak dari karakter Mikail, meski Lisbeth selalu datang sebagai penyelamat.
Saya heran, dengan judul The Girl with the Dragon Tattto harusnya kisahnya lebih banyak berpusat pada si Lisbeth, terutama mengenai latar belakang kehidupannya. Lisbeth dikisahkan melakukan kekerasan terhadap ayahnya, namun tidak ada visualisasi kekerasan sang ayah demi meyakinkan penonton untuk bersimpati hingga orientasi seksual dari Lisbeth terasa hambar. Selain itu, tidak ada penjelasan yang memuaskan tentang bagaimana dia bisa begitu hebat sebagai seorang hacker, kecuali interaksinya dengan hacker lain yang juga tidak jelas bagaimana keduanya bisa bekerja sama. Yang paling fatal, dengan judul The Girl with the Dragon Tattoo, tidak ada satupun adegan yang menguatkan kenapa dia mempunyai tato naga dipunggungnya dan berpenampilan ala anak punk. Tatonya sendiri juga jarang sekali disorot kamera. Jadi, dalam pandangan saya, judul The Girl with the Dragon Tatto dipakai hanya demi terlihat lebih keren dan menjual. Pemilihan judul The Girl with the Dragon Tattoo yang tidak mencerminkan isi filmnya, membuat saya tidak bisa dibuat kagum dengan aksi Naomi Rapace yang dipuji banyak orang.
Saya lebih bisa menerima film ini ketika dipakaikan judul Män Som Hatar Kvinnor yang artinya, didapat dari Mbak Wiki tentu saja, adalah Men Who Hate Women. Kasus yang coba diungkap oleh Mikail dan Lisbeth ada kaitannya dengan kekerasan pria terhadap wanita. Selain itu, hidup dari Lisbeth juga dikelilingi oleh pria-pria yang keras terhadap para wanita. Dengan judul Män Som Hatar Kvinnor/ Men Who Hate Women saya lebih bisa memahami mengapa Lisbeth menjalin hubungan dengan perempuan, mengapa Lisbeth terasa begitu emosional terhadap si pelaku pembunuhan berantai dan mengapa Lisbeth pada suatu malam mengangkangi Mikail. Selipan isu Nazi dipakai buat mengacaukan tebakan penonton, serta kasus Mikail melawan perusahaan besar, hadir masih sebatas di permukaan. Soal kasus Mikail ini, mungkin akan digali lebih dalam di film selanjutnya. Män Som Hatar Kvinnor memang merupakan bagian pertama dari Millenium Trilogy.
Bagi yang suka kisah misteri ala Agatha Christie, Män Som Hatar Kvinnor tentu sayang untuk dilewatkan. Ketika menyaksikan film ini, terus terang saya seakan menyaksikan sebuah kisah yang diadaptasi dari novel karangan penulis yang paling saya gilai tersebut. Bagaimana Mikail menganalisa kasus serta melakukan investigasi di lokasi, mengingatkan pada gaya Poirot. Suka juga dengan Crimson Rivers? Meski tidak terlalu menegangkan, Män Som Hatar Kvinnor tidak kalah asyik dengan film yang menampilkan Jean Reno tersebut. Dengan karakterisasi serta dandanan yang terlihat keren, para cewek ada kemungkinan terpikat dengan aksi Noomi Rapace. Kalau boleh menyarankan, jangan terpaku dengan judul The Girl with the Dragon Tattoo ketika menyaksikan film ini dan alangkah lebih baik kalau berpegangan pada judul aslinya. Pendekatan serupa juga disarankan ketika menikmati dua kisah Lisbeth selanjutnya. 3,75 (dengan judul The Girl with The Dragon Tattoo : 3,25/5)
Wanita bertato naga juga ada di :
LABIRIN FILM
AT THE MOVIES
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
4 komentar:
film skandinavia ya?
Barusan dapet donlot. Thanks atas resensinya.
Gw bakalan nonton sambil menutup mata pada tulisan judulnya :D
@siapakah namamu : ho o, itu film dari Swedia
@yusahrizal : ditunggu reviunya ya :)
Thank you banget ya dengan review ini saya langsung melejitkan daftar mau tonton jadi langsung tonton.
Saya senang banget dengan film ini bro. Misterinya bagus banget, dan walau durasinya panjang tidak bikin bosan.
Kalau mengenai judulnya, mungkin karena mereka takut itu bakalan spoiler ke penontonnya? Karena kan... ya begitu deh. =) Soal judulnya sendiri menurut saya masih cukup masuk akal karena walau dua karakter utama menurutku fokusnya masih lebih ke turbulence emosi dalam diri Lisbeth.
Ditunggu banget sekuel2nya tahun ini!
Posting Komentar