Selasa, 17 Maret 2009
THE ELITE SQUAD (TROPA DE ELITE )
Selasa, 17 Maret 2009
Kapten Nascimento (Wagner Moura) berniat mengurangi perannya (mundur?) di BOPE (Batalhão de Operações Policiais Especiais, atau Special Police Operations Battalion). Semacam pasukan khusus (narkoba) nan handal untuk tugas khusus yang anggotanya mendapatkan pelatihan khusus. Mungkin semacam DEA di US. Keputusan Nascimento tersebut dengan pertimbangan ingin lebih menghabiskan waktu bersama keluarganya, yakni istrinya yang sedang hamil tua. Karena resiko pekerjaan yang amat besar dengan nyawanya serta keselematan keluarganya sebagai taruhan.
Bukan sebuah keputusan yang mudah, mengingat peran dia masih sangat dibutuhkan oleh BOPE sedangkan permasalahan yang dihadapi makin berat saja. Ditengah dilema, dia memutuskan untuk mencari sesorang yang bakal menggantikannya. Kemudian, kita diperkenalkan pada dua polisi muda dengan karakter yang jauh berbeda. Neto (Caio Junqueira) yang impulsive dan Andre (André Ramiro) yang cenderung lebih tenang, mantan mahasiswa Sosiologi yang tertarik terjun di bidang hukum.
Dengan dituturkan secara kilas balik, awalnya kita disuguhi bagaimana kedua polisi pemula tersebut dihadapkan pada system yang benar-benar bobrok dan busuk. Korupsi hampir terjadi di semua lini, dan polisi yang harusnya menumpas kejahatan, pada kenyataannya malah menjadikan pelaku criminal sebagai lahan memperkaya diri, terutama dari para bandar narkoba. Bahkan tanpa malu –malu, terjadi rebutan lahan antar distrik, dan tak jarang ketika enggan menangani sebuah kasus, “membuangnya” di luar wilayah tugas. Neto dan Andre bagai terjebak dalam sebuah lingkaran setan yang sulit untuk didobrak karena tiadanya pihak yang benar-benar bisa dipercaya. Dan dengan naifnya, keduanya berusaha bertahan dengan idealisme mereka.
Hingga dalam sebuah insiden berdarah di sebuah pemukiman, keduanya dipertemukan dengan Kapten Nascimento. Dengan beberapa orang lainnya, keduanya mulai mengikuti pelatihan demi menjadi anggota BOPE. Dengan tempaan yang cenderung kejam, keras dan tidak manusiawi, jumlah anggota yang lolos seleksi makin lama makin mengecil. Hingga akhir seleksi, Neto dan Andre mampu bertahan, dan Neto lah akhirnya yang menjadi pilihan Nascimento. Namun sebuah peristiwa tragis, membuat Nascimento, mengalihkan pilihannya dan juga mempengaruhi keputusannya akan meninggalkan BOPE atau tidak.
Waktu perilisannya, Tropa de Elite garapan José Padilha mampu memecah public menjadi dua kubu. Ada yang mengecam penggambaran polisi yang dihadirkan sudah begitu busuknya dan juga betapa BOPE digambarkan sebagai pihak yang dilegalkan melakukan kekerasan atas nama penumpasan kriminalitas (narkoba). Namun dipihak lain memujinya dengan keberanian sutradara menghadirkan fenomena yang memang benar-benar terjadi di Brazil, yakni persoalan polisi yang korup dan maraknya perdagangan narkoba.
Kontroversi Tropa de Elite sebenarnya muncul jauh sebelum filmnya dirilis, karena materi yang dihadirkan di film mencomot dari buku berjudul Elite da Tropa yang disusun oleh Luiz Eduardo Soares (seorang Sosiolog) bersama dua personel BOPE, André Batista dan Rodrigo Pimentel. Jadi, apa yang dihadirkan di dalam buku tersebut ada kemungkinan benar-benar otentik. Tak heran perilisannya membuat beberapa pihak menjadi berang. Sempat diberitakan, pihak militer melakukan sensor terhadap beberapa bagian.
BOPE sendiri memang benar-benar ada di Brazil. Keberadaannya sempat mendapatkan kecaman, bahkan mendapatkan sorotan dari Amnesty International. Sorotan diberikan terhadap cara-cara yang ditempuh oleh BOPE yang cenderung melegalkan segala cara demi menumpas gang pengedar narkoba. Bahkan dalam beberapa insiden, membuat sejumlah warga sipil di sekitar lokasi kejadian, tumbang menjadi korban keganasan aksi BOPE.
Segala bentuk kekerasan, bahkan yang paling keji sekalipun, lumrah dan boleh dilakukan demi mendapatkan secuil informasi. Gambaran ini banyak dihadirkan di filmnya. BOPE layaknya menjadi sebuah mesin pembunuh yang tidak pandang bulu. Tidak mengherankan kalau melihat proses pelatihannya yang sangat keras, yang (mungkin) membuat mereka yang tergabung di dalamnya menjadi manusia “dingin.” Sikap dingin ini dalam film dapat kita lihat, betapa seorang anak orang kaya pemakai narkoba, diperlakukan sama dengan pengedar narkoba. Dan juga adegan dimana Nascimento tidak menampakkan ekspresi kesedihan ketika mendapati rumahnya kosong.
Tropa de Elte seakan ingin menekankan bahwa kekerasan patut dilakukan demi menghadapi kriminalitas yang makin merajalela yang mengincar para generasi muda penerus bangsa sebagai korbannya. Bahkan dengan aksi layaknya seorang psikopat sekalipun. Benarkah? Muncul pertanyaan lainnya, apakah institusi sekeras BOPE sekalipun juga mampu lepas dari segala hal berbau kongkalingkong? Keberadaan institusi semacam BOPE patut diwaspadai, karena pada perkembangannya bisa menjadi alat dari pihak-pihak tertentu demi kepentingan sekelumit golongan. Masih ingat dengan petrus? Pembantaian para “dukun santet?”
Secara keseluruhan, Tropa de Elite menjadi sebuah tontonan yang riuh dengan penceritaan yang cepat dibalut dengan gambar-gambar yang super aktif dan suguhan kekerasan yang cukup dominant terutama menjelang akhir. Terus terang agak kurang larut terhadap jalannya cerita, mengingat pengenalan karakter yang disajikan terlalu cepat dan tumpang tindih, serta tertutupi oleh rangkaian gambar yang terkesan mengarahkan penonton untuk menerima kekerasan yang dihadirkan. 3,25/5
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
5 komentar:
wah, gak terlalu bagus ya. padahal pengen nonton. kemaren sempat lihat posternya di jiffest.
Wah...jangan terlalu terpengaruh bang :)
Kalau pengen liat, langsung liat aja. Lumayan kan nambah referensi. Filmnya gak jelek kok
@semuareview:are u kidding boss
nih pelem salah satu pelem terbaik yg pernah saya tonton
plotnya familliar abis sama keadaan di Indonesia , tapi dikemas dengan cinematographic(kualitas:D:D)international
buat yg aga slow mungkin karakter developmentnya aga kurang, tapi bagi ane dah cukup menjelaskan ko
ini pelem action lagipula
Mohon informasi cara mendapatkan film ini yang asli (original tapi ada subtitle bahasa Indonesianya)..trimakasih sebelumnya..
Posting Komentar