In-gu (Song Kang-ho) adalah seorang anggota gangster yang menggunakan segala cara, termasuk kekerasan, dalam mencapai apa yang diinginkannya. Pada awal film kita diberi gambarkan betapa dinginnya tokoh In-gu ini. Bisa dibilang dia adalah sosok yang disegani di dunia gangster. Namun tidak demikian dengan yang dihadapinya ketika memasuki rumahnya. Istri dan anaknya menganggap dirinya sebagai orang yang tidak penting, dan cenderung menyebalkan. Pada suatu adegan, In-gu memberi guru putrinya free pass masuk ke sebuah club penari telanjang!
Pada suatu ketika dia ingin mengundurkan diri dari dunia gangster. Tanpa sepengetahuan istri dan anaknya dia mencari rumah yang akan dia tempati bersama keluarga nantinya setelah dia pensiun. Untuk mencapai impian tersebut dia berusaha sekuat tenaga mensukseskan “proyek” terakhirnya. Namun ternyata usahanya tersebut menemui banyak rintangan. Mulai dari pertentangan antar anggota gangster sampai dengan konflik dengan istri dan anaknya yang makin meruncing. Puncaknya adalah ketika istri dan anaknya meninggalkan dirinya di saat dia gagal dengan “proyek” terakhirnya.
Apakah In-gu akan menyerah begitu saja? Dan apakah dia akhirnya akan benar – benar berhenti dari dunia gangster dan berperan sebagai suami dan ayah pada umunya? Jawaban dari pertanyaan – pertanyaan ini sangat layak ditunggu. Selain karena acting dari Song Kang-ho yang prima (sebelumnya banyak mendapat penghargaan lewat film The Host), sutradara Jae-rim Han juga mampu mentajikan adegan – adegan yang mengalir lancar. Bisa dibilang film The Show Must Go On ini merupakan film yang lumayan komplet. Film yang meraih piala film dan actor terbaik di ajang Blue Dragon Film Award ini menyelipkan humor – humor penuh ironi dibalik adegan drama yang lumayan menyentuh dan adegan action yang digarap serealistis mungkin.
Menarik dengan penggambaran tokoh In-gu. Berbeda dengan gangster lain yang biasanya digambarkan berkelas dan cerdas serta punya wibawa, In-gu disini digambarkan lebih suka main otot dibandingkan dengan otak. Belum lagi dengan pembawaannya yang sering seenaknya sendiri. Masalah keuangan yang menimpanya juga menjadikan sosok In-gu lebih realistis dan membuat penonton merasa dekat serta bersimpati kepadanya. Akhir cerita yang dipilih bisa jadi bukan yang diinginkan oleh penonton, namun dengan ending seperti itu, film ini mempunyai nilai lebih dibandingkan film – film lain yang mengambil tema gangster. 3,25/5
English
WOOAHAN SEGYE (THE SHOW MUST GO ON)
In-gu (Song Kang-ho) is a gangster that use anything to reach what he want, include violence. At the beginning of the film we will show how cold In-gu is. He is the prominent figure that scared in the gangster world. But not when he is in the house. His son and wife consider him as unimportant person and annoying. In a scene, In-gu give her daughter’s teacher a free pass to enter the striptease club.
One day he back up from the gangster’s world. Without noticed by his son and wife, he is looking for a house that he and his family will stay after he is retired. To make the dream comes true he tried to succeed his last project. But his effort face so many barrier. From the conflict between the member of the gangster, and the family conflict. The climax is when his son and wife abandon him at the same time when he failed his last project.
Is In-gu will give up? Is he really gonna stop from the gangster and become a common husband and father? The answers of the questions is so worth to see. Beside the acting from Song Kang-ho (had the appreciation through film The Host), the director Jae-rim is able to show the scenes that flow smoothly. The film is complete, I can said that. In the Blue Dragon Film Award this film is win as the best film and the best actor. The film is inserted the humor that full of irony beneath the drama. And the action scene is very realistic.
The In-gu character is interesting. Different with the other gangster that shown have a class and smart, In-gu is describe as a man who used muscle oftenly that used his brain. The financial problem that he had make his realistic character that close to the audience. The ending that choosen is not what the audience want, but with the such ending, this film is have more value than the other films that take the gangster as its theme. 3.25/5
0 komentar:
Posting Komentar