Dalam tulisan di koran harian nasional, seorang pengamat film menulis kalau dalam film sineas kita masih tanggung bahkan dalam urusan film yang sekedar fun.
Hal ini pas banget buat menggambarkan D'Bijis. sudah bermodal ide cerita yang lumayan menarik, barisan pemain yang cukup dan musik yang asyik tapi hasil akhirnya tetap tanggung. Maunya lucu tapi tidak maksimal. Menurutku ada beberapa (banyak malah) adegan yang masih bisa diolah menjadi adegan-adegan yang "gila".
Satu hal yang menonjol dari film ini adalah penampilan Gary Iskak sebagai Bule/Yanti.
Tapi di tengah film horor yang membanjiri bioskop kita, film ini cukup memberikan alternatif yang menyegarkan.Dan cukup mengundang tawa.
Agak disesalkan juga banyaknya adegan merokok dalam film ini, mengingat di Amerika saja ada kode etik tersendiri yang mengatur hal tersebut (meskipun dilanggar juga). Mungkin karena sponsor utamanya sebuah rokok kali ya?2,5/5
English
D' BIJIS
In the article of a national newspaper, a film observer is written that Indonesian film maker is still halfway even in a fun film.
This comment is so fit to describe D'bijis. Have the story idea that pretty interesting, the stars and good music but the result is still halfway. Funny but isn't not laugh maker. In my opinion there are many scenes that can be manage to crazy scenes.
One thing that come up surface is the performance of Gary Iskak as Bule/Yanti.
But in the middle of horror film that flooding Indonesian theater this film is enough to give fresh alternative.
Too bad there are so many smoking scenes in this film, because in America there is an etic code to arrange this even it's broken either. Perhaps because the sponsor is product of a cigarette. 2,5/5
0 komentar:
Posting Komentar