Kamis, 29 April 2010

THE REAL FEMALE MOVIE STAR ON THE LAST DECADE

Kamis, 29 April 2010 15

Setiap era selalu menghadirkan bintang-bintang yang bersinar benderang. Dalam kurun waktu 1990 – 1999 nama – nama seperti Julia Roberts, Demi Moore, Gwyneth Paltrow dan Meg Ryan adalah nama – nama yang pantas masuk dalam jajaran bintang paling bersinar. Bagaimana untuk kurun waktu 2000 – 2009? Melalui riset yang melelahkan (halah!), Gilasinema memilih 10 nama yang rasanya cukup pantas menyandang The Real Female Movie Star. Ukurannya apa? Gilasinema memakai ukuran Oscar dan perolehan box office. Yang namanya Bintang Film, ya harus bisa acting. Karena berbicara soal “bintang” maka mata tertuju pada Holly, mengingat dominasinya yang sangat kuat. Oscar dijadikan ukuran karena inilah puncak segala pesta yang ada Holly dan disaksikan oleh mata dari berbagai penjuru dunia. Oscar menjadi salah satu momen yang menghargai pencapaian insan film, dalam hal ini para aktis. Nama-nama yang Gilasinema pilih harus pernah masuk Oscar, minimal sebagai nominasi. Dalam hal ini, maaf sekali harus menyingkirkan Drew Barrymore dan Jennifer Anniston yang filmnya banyak yang laris.


Menjadi seorang bintang tidak cukup bermodalkan kualitas acting yang bagus. Dia juga harus bisa “menjual” filmnya dan membuat produser tersenyum lebar. Laris atau tidaknya film yang dia bintangi bisa dipakai untuk mengukur tingkat kepopuleran aktris tersebut, karena bintang identik dengan popularitas. Gara-gara standar ini, Gilasinema terpaksa harus menyingkirkan Julianne Moore, Cate Blanchett dan Charlize Theron. Untuk Cate Blanchett, dia memang berperan dalam Trilogi LOTR yang super laris dan Indiana Jones 4, namun dia tidak mempunyai daya yang kuat untuk melariskan film yang memajangnya sebagai bintang utama. Tingkat kebintangan seorang aktris juga bisa dilihat dari tampilan poster yang dia bintangi. Semakin dia terlihat menonjol, semakin moncer kadar kebintangannya. Intensitas pemberitaan juga menjadi pertimbangan pemberian penilaian, selain kepercayaan produsen terhadap seorang aktris untuk mengiklankan produk mereka.


10.KEIRA KNIGHTLEY
ACTING RATE : 6,5

Inilah aktris termuda yang masuk dalam list ini. Usianya saat ini baru 25 tahun, namun dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, banyak prestasi yang telah dia torehkan, termasuk nominasi Oscar. Dikenal luas lewat Bend It Like Beckham, dan membuat banyak cowok jatuh hati lewat Love Actually. Kualitas aktingnya dipuji lewat film-film yang mengharuskannya menggunakan korset seperti Pride and Prejudice, Atonement dan The Duchess. Namun, Keira tidak takuit mencoba peran yang berbeda lewat Domino dan The Jacket.
$ RATE : 6
Trilogy Pirates of The Caribbean mampu mengeruk lebih dari 2,5 milyar dolar. Keberhasilan film ini mungkin karena faktor Jhonny Depp, namun peran Keira dalam film ini bukanlah tempelan semata. Apalagi, untuk dua seri awalnya, wajah Keira terpampang jelas dalam posternya. Bukti kalau dia dijadikan salah satu daya tarik trilogy tersebut. Perolehan Atonement, Pride $ Prejudice dan The Duchess juga tidaklah jelek. Ketiga film tersebut berhasil mengumpulkan lebih dari $250 juta. Untuk masalah pemberitaan, Keira cukup sering menghiasi berbagai media.
STAR RATE : 6,25


9.KATE WINSLET
ACTING RATE : 9,5

Aktris yang paling sering masuk nominasi Oscar sepanjang 10 tahun terakhir. Padahal usianya tahun ini baru 35 tahun! Tak ada yang menyangkal kualitas aktingnya. Dialah calon penerus Meryl Streep.
$ RATE : 3
Sayangnya, Kate Winslet masih harus banyak belajar dari Meryl Streep bagaimana memilih peran bagus dalam sebuah film yang berpotensi laris. Film-film yang dia rilis sepanjang tahun 2000 – 2009 hanya mengumpulkan sekitar 1 milyar dolar lebih sedikit untuk lebih dari 20 film. Banyak yang kurang begitu bagus perolehannya seperti Quills, Enigma, Iris dan Little Children. Film yang berhasil meraup pendapatan diatas $100 juta hanyalah Finding Neverland, Flushed Away. The Holiday dan The Reader yang dalam posternya dia berbagi penampakan dengan bintang lain. Kate Winslet jarang sekali tampil sendirian dalam poster film yang dia bintangi. Dengan rentang karis yang masih lama, kalau dikasih umur panjang, Kate Winslet masih bisa memperkilau kadar kebintangannya. Kalau bisa sih memilih peran-peran yang lebih cerah.
STAR RATE : 6,25


8.HALLE BERRY
ACTING RATE : 5

Maaf kalau ada yang protes dengan pemberian angka 5 untuk kualitas acting dari Halle Berry. Dia memang pernah meraih Oscar, namun selain Monster’s Ball, dia tidak menunjukkan penampilan yang istimewa di film-film yang lain. Bisa dimaklumi mengingat dia lebih banyak bermain dalam film-film hiburan (baca : aksi). Penampilannya sebagai Catwoman yang dinilai sebagai salah satu penampilan terburuk sepanjang 10 tahun terakhir juga menjadi salah satu yang mengurangi poin.
$ RATE : 8
Pesona fisiknya digilai banyak pria dan membuat banyak wanita mengidolakannya. Tak heran kalau dia sering masuk daftar perempuan tercantik atau perempuan terseksi. Banyak produk yang memilihnya sebagai bintang iklan dan Halle Berry juga cukup rajin menghiasi sampul majalah. Poster film yang dia bintangi senantiasa memajang wajahnya. Bahkan untuk seri X-Men yang menampilkan banyak bintang, dia tetap ditonjolkan sebagai salah satu daya pikat. Dan tahukah kamu, kalau Gothika yang dibuat dengan budget sekitar $40 juta ternyata menghasilkan lebih dari $140 juta dalam peredarannya di seluruh dunia? Kalau ditotal, film-film yang menghadirkan Halle berry dengan penampilan yang bukan sekedar tempelan, menghasilkan lebih dari 2 milyar dolar.
STAR RATE : 6,5


7.REESE WITHERSPOON
ACTING RATE : 6,5

Sebenarnya punya kualitas acting yang bagus, namun entah mengapa potensinya tersebut belum sepenuhnya keluar, bahkan dalam Walk the Line sekalipun yang membuatnya berhasil menggondol Oscar. Penampilan terbaiknya tetap ada pada Election. Dan dibandingkan dalam Walk The Line, penampilannya dalam Legally Blonde justru lebih membekas dalam ingatan.
$ RATE : 6,5
Paska Legally Blonde, jarang sekali film Reese Witherspoon yang gagal di pasaran. Hanya Vanity Fair, Penelope, Rendition dan The Importance of Being Earnest yang kurang begitu berhasil meraup dolar. Kalau ditotal, film-filmnya meraup lebih dari 1,4 milyar dolar. Lewat Legally Blonde 1 & 2, Sweet Home Alabama dan Four Christmases saja dia berhasil mengumpulkan lebih dari $600 juta. Penampilannya dalam poster film juga cukup dominant.
STAR RATE : 6,5


6.RENEE ZELLWEGER
ACTING RATE : 7,5

Meski akhir-akhir ini karirnya merosot tajam, Masuk nominasi Oscar untuk tiga tahun berturut-turut lewat Bridget Jones's Diary (2001), Chicago (2002) dan Cold Mountain (2003) adalah prestasi yang sulit disamai aktris lain. Masih ingat bagaimana dia membungkam banyak pihak yang memprotes pemilihan dirinya sebagai Bridget Jones lewat penampilan yang brillian. Di The Cold Mountain dia memberikan penampilan yang sangat mengejutkan.
$ RATE : 6
Film – film yang dia bintangi dan dia isi suara menghasilkan lebih dari 2 milyar dolar. Film-filmnya yang menghasilkan lebih dari $250 juta diantaranya Bridget Jones 1 & 2, Chicago, The Cold Mountain, Shark Tale, Bee Movie dan Monsters vs. Aliens. Sayangnya akhir-akhir ini, pamor kebintangan Renee makin merosot saja. Meski sudah menampilkan sosoknya dengan cukup jelas dalam setiap poster filmnya, hasil perdarannyaya tidaklah membuat produser tersenyum.
STAR RATE : 6,75


5.JULIA ROBERTS
ACTING RATE : 7

Ok, paska Erin Brokovich, Julia Roberts memang tidak begitu berkilau dari segi acting, namun bukan berarti penampilannya jelek, mengingat jarang reviu yang mencemooh penampilannya. Erin Brokovich membuat Julia Roberts menjadi aktris yang diprediksi meraih Oscar jauh sebelum malam penganugerahan. Penampilannya dalam Closer dan Duplicity juga cukup memikat.
$ RATE : 6,5
Diluar Ocean’s Eleven dan Ocean’s Twelve yang membuatnya seperti pajangan semata, film-film Julia Roberts berhasil mengumpulkan pendapatan hampir 1 milyar dolar. Daya jualnya tetaplah tinggi untuk pasar internasional. Kehidupan pribadi Julia Roberts juga tetap banyak hadir di berbagai media. Dan tampaknya, Julia Roberts kini siap untuk kembali bersinar.
STAR RATE : 6,75


4.SANDRA BULLOCK
ACTING RATE : 6

Hmmm…mungkin banyak yang bilang kalau acting dia tidaklah istimewa, tapi bukan berarti aktingnya buruk kan. Dia memang pernah mendapat Razzie, tapi bukankah aktris sekelas Angelina Jolie dan Nicole Kidman pun juga pernah bersinggungan dengan Razzie. Penampilannya dalam Miss Congeniality begitu membekas, dan dia berani suguhkan sesuatu yang sedikit berbeda lewat Crash, Divine Secrets of the Ya-Ya Sisterhood, dan tentu saja The Blind Side.
$ RATE : 8
Ditahun 2009, Sandra Bullock menghasilkan lebih dari $600 juta lewat The Proposal, All About Steve dan The Blind Side. Ketiganya sangat menjual performa Bullock. Bahkan, The Blind Side membuat Sandra Bullock menjadi aktris pertama yang meraup lebih dari $200 juta untuk peredaran domestik untuk film yang menempatkan bintang perempuan sebagai bintang utama. Film-film Sandra Bullock yang dirilis tahun 2000 – 2009 jarang yang merugi. Paling hanya Gun Shy dan Infamous yang hasilnya jauh dari harapan. Sandra Bullock memang loveable.
STAR RATE : 7


3.MERYL STREEP
ACTING RATE : 9,5

Rasanya tak ada yang menyangkal eksistensi si legenda hidup ini. Bener-bener makin tua makin menjadi. Berbagai peran dia mainkan, dan hampir semuanya menuai pujian. Adaptation, The Hours, The Devil Wears Prada, Doubt dan Julie and Julia membuktikan kualitas aktingnya yang mumpuni. Bahkan, ketika dia membintangi Angels In America untuk konsumsi TV, Meryl Streep tetap tampil prima. Tidak hanya beracting, Meryl juga bisa menghidupkan suara karakter lewat sumbangan suaranya di A.I. : Artificial Intelligence, The Ant Bully dan Fantastic Mr. Fox.
$ RATE : 6
Hebatnya, Meryl Streep tidak hanya berjaya dari segi acting. Beberapa filmnya cukup laris dipasaran seperti Lemony Snicket's A Series of Unfortunate Events, The Devil Wears Prada, It's Complicated dan yang paling laris, Mamma Mia! Kalau ditotal, film-film yang dia bintangi sepanjang 2000-2009 mengumpulkan tak kurang dari 2 milyar dollar. Tidak semuanya sukses memang. Prime, A Prairie Home Companion, The Ant Bully, Dark Matter, Evening dan Fantastic Mr. Fox adalah beberapa judul yang bisa dibilang tidak berhasil dipasaran. Dan ternyata, Meryl Streep jarang nampang di poster sendirian. Hal ini membuktikan, dia mempunyai daya jual yang tidak begitu tinggi.
STAR RATE : 7,75


2.ANGELINA JOLIE
ACTING RATE: 7

Angelina Jolie adalah aktris yang tidak hanya bisa bermain apik di film drama namun juga sangat ciamik bermain dalam film action. Angelina Jolie adalah aktris yang bisa menonjolkan sensualitas sekaligus kualitas acting yang bagus. Tidak banyak aktris yang seperti ini.
$ RATE: 9
Kalau ditotal, film-film yang Angelina Jolie bintangi atau dia sumbang suara menghasilkan lebih dari 2,5 milyar dolar. Wanted, Kungfu Panda, Mr. & Mrs. Smith, Gone In 60 Seconds, Lara Croft: Tomb Raider dan Shark Tale adalah film-film yang menghasilkan lebih dari $200 juta dalam peredarannya diseluruh dunia. Daya jual Angelina Jolie sangatlah kuat hingga tampil sangat dominant dalam poster film yang dia bintangi. Lihat saja poster film Wanted yang menonjolkan dirinya, meski James McAvoy lah si pemeran utama. Tidak semua film Angelina Jolie sukses memang karena Beyond Borders, Alexander, The Good Shepherd dan Sky Captain and the World of Tomorrow bisa dibilang gagal total. Kadar kebintangan Angelina Jolie yang sangat kuat dibuktikan dengan konsistennya berita seputar kehidupan pribadinya menghiasi berbagai media. Saking kuatnya, rasanya dia jarang banget berkolaborasi dengan aktris tenar lainnya dalam filmnya.
STAR RATE : 8


1.NICOLE KIDMAN
ACTING RATE : 8,5

Kualitas acting Nicole Kidman banyak tereksploitasi maksimal lewat film-film yang dirilis pada awal 2000-an. Moulin Rouge!, The Others, Dogville, Birth, The Human Stain dan puncaknya ada pada The Hours yang membuahkannya Piala Oscar. Namun entah mengapa setelahnya dia seperti salah mengambil peran hingga menerima banyak kritikan. Nicole Kidman justru banyak menghiasi media dengan berita-berita seputar kehidupan pribadinya. Namun, kedepannya Nicole Kidman tampaknya akan kembali bangkit dengan merilis film-film yang cukup menjanjikan.
$ RATE: 8
Satu keunggulan Nicole Kidman dibandingkan Meryl Streep adalah, Nicole tampil lebih menonjol di setiap poster film yang dia bintangi. Meski tidak semua filmnya sukses di pasaran, namun wajahnya selalu terpampang di poster. Daya jualnya tampaknya masih dianggap cukup kuat, terutama untuk pasar internasional. Kalau ditotal, film-film yang Nicole Kidman bintangi, mengumpulkan lebih dari 1,8 milyar dolar. Moulin Rouge!, The Others, Cold Mountain, The Interpreter, Happy Feet, The Golden Compass dan Australia adalah film-filmnya yang meraup lebih dari $150 juta untuk peredaran seluruh dunia. Nine dan The invasion adalah dua filmnya yang gagal total di pasaran. Selain Happy Feet, ternyata Nicole Kidman juga menyumbang suara di Panic Room lho.
STAR RATE : 8,25


Lalu siapakah yang bakalan menggeser dominasi nama-nama diatas untuk kurun waktu 10 tahun mendatang? Selain Keira Knightley yang karirnya bisa lebih cemerlang, Gilasinema memilih 4 nama lain yang Gilasinema prediksi bakal makin bersinar. Mereka adalah Natalie Portman, Anne Hathaway, Rachel McAdams dan Zoe Saldna. Sebenarnya ingin memasukkan salah satu bintang muda yang sangat Gilasinema cintai, Kristen Dunst. Namun, akhir-akhir ini karirnya tidak begitu bagus. Kabarnya sih dia siap bangkit. Semoga saja dia bisa dan makin bersinar kedepannya. Natalie Portman selain dimodali wajah rupawan dan otak yang cerdas juga memiliki potensi acting yang cukup bagus. Hal ini dia buktikan lewat Closer yang membuahkan Nominasi Oscar. Beberapa judul yang akan dia bintangi tampak cukup menjanjikan. Kalau boleh memberi saran, dia harusnya juga lebih banyak bermain dalam film-film yang lebih cerah, namun menampilkan karakter yang menantang, jangan melulu main film yang dpresif.


Anna Hathaway? Ini dia The Next America’s Sweetheart. Berbeda dengan Natalie Portman, Anne Hathaway terlihat lebih berani dalam memilih peran. Dia juga terlihat lebih total dalam berakting yang ditunjukkan dengan keberaniannya beradegan panas. Natalie Portman mana berani beginian. Penampilan mengejutkan lewat Rachel Getting Married patut dia pertahankan. Anna Hathaway juga terlihat lebih rileks ketika terlibat dalam popcorn movie. Sedangkan untuk Rachel McAdams, Gilasinema terkesan dengan perkembangan karirnya yang cenderung bergerak ke atas. Kabarnya, dia bakal berkolaborasi dengan Woody Allen dan Terrence Malik. Zoe Saldana akan bisa menyajikan paduan kecantikan, keseksian, ketangguhan dan kekuatan acting layaknya Angelina Jolie, hanya saja dengan kulit lebih gelap. Zoe akan mengisi minimnya aktris yang jgo berkelahi namun juga piawai bermain drama. Kita tunggu saja kiprah Keira Knightley, Natalie Portman, Anne Hathaway, Rachel McAdams dan Zoe Saldana (serta Kristen Dunst) kedepannya.

Senin, 26 April 2010

SYNDROMES AND A CENTURY (SANG SATTAWAT)

Senin, 26 April 2010 0

Mmmm…bagaimana ya enaknya menceritakan kembali kisah yang dihadirkan oleh Apichatpong Weerasethakul. Kita seakan menyaksikan dua kisah yang sama, dan hanya dibedakan oleh tempat dan waktu. Karena berbeda ruang dan waktu, pada akhirnya kisah tersebut memiliki jalinan kisah yang berbeda. Seperti sungai yang mempunyai satu muara, namun dalam alirannya membentuk cabang-cabang tersendiri untuk kemudian bertemu lagi pada satu muara. Begitulah Syndromes and A Century disajikan. Kedua kisah dimulai dengan adegan yang hampir serupa. Dr. Toey (Nantarat Sawaddikul) dan Dr. Nohng (Jaruchai Iamaram) yang berbeda kelamin menggiring kita pada kisah yang berbeda, yang membuat Syndromes and A Century tak ubahnya sebuah sajian komparatif. Yang satu berlatar belakang desa (tradisional), satunya lagi mengambil Kota (modern) sebagai latar belakang cerita.


Mungkin Apichatpong Weerasethakul tidak bermaksud membuat perbandingan, namun dari apa yang disajikan dilayar, kita sebagai penonton tak pelak membuat kesimpulan. Paruh pertama kita melihat sajian visual yang indah alami, hijau, meditatif dan menyejukkan. Ada keintiman antara orang-orang yang tampil di layar. Ada interaksi pria-wanita yang serba canggung namun tersirat keintiman antara keduanya. Pada bagian ini, jarang sekali kamera menyoroti dengan dekat para pemerannya. Mereka diletakkan ditengah seakan menegaskan posisi mereka terhadap alam lingkungan di mana mereka tinggal. Manusia hidup dengan udara segar. Kisah kedua ditempatkan pada tempat dimana warna putih begitu mendominasi. Selain terlihat indah, juga menghadirkan sesuatu yang dingin. Hadirnya beberapa warna terang terasa mengejutkan indera. Di tempat yang teknologinya makin canggih ini, keintiman interaksi antar manusia terasa tergerus, dan nyatanya perkembangan teknologi tidak membuat pekerjaan lebih efisien. Interaksi pria-wanita terasa lebih vulgar dibandingkan kisah yang pertama. Terasa kurang pantas, begitupun dengan aksi beberapa tokoh lainnya. Dan manusia, diselubungi racun yang mengancam kesehatan mereka.


"Making a film is like your relationship with memories, or writing a diary," begitu penjelasan dari Apichatpong Weerasethakul dalam sebuah wawancara. Yang namanya memori itu terkait erat dengan ingatan hasil sebuah pengamatan. Syndromes and A Century membuktikan kalau Apichatpong Weerasethakul adalah seorang pengamat yang sangat detail (ayah ibunya adalah seorang dokter). Hasilnya, Syndromes and A Century adalah sebuah sajian komparasi yang tajam, dan dituturkan dengan amat indah. Latar belakang pendidikan arsitektur tampaknya mempertajam kemampuan Apichatpong Weerasethakul dalam hal komposisi gambar hingga apa yang tersaji sangat enak dan nyaman di mata. Film ini juga terasa lucu, terutama ketika terjadi pertemuan pola pikir desa (tradisional) dengan kota (modern). Dengan berlatar belakang kisah di dunia medis, film ini menghadirkan ide soal karma dan reinkarnasi. Dua hal yang nyatanya masih sangat dipercayai oleh Apichatpong Weerasethakul. "I believe in karma, reincarnation. You can't prove it but something is there for you, signs that affect your mind and heart."


Seperti halnya film nyeni kebanyakan, Syndromes and A Century memunculkan banyak interpretasi yang bisa membangkitkan sebuah diskusi yang menarik. Meski cukup enak dinikmati (satu keunggulan film ini dibandingkan film nyeni lainnya), ada beberapa bagian yang masih membuat Gilasinema bertanya-tanya, seperti ibu-ibu yang menatap kamera ketika orang-orang disekitarnya saling bercakap-cakap atau ending film ini. Menariknya film seperti ini adalah kadang jawabannya akan kita temukan suatu saat nanti. Atau mungkin ada yang bisa membantu? 4,5/5

BANGKOK TRAFFIC (LOVE) STORY (ROT FAI FAA … MAHA NA TER)


Bagi sebagian penonton, Bangkok Traffic (Love) Story / BT(L)S mungkin hanya kisah cinta biasa dengan formula yang lazim digunakan dalam film – film jenis rom com. Bagaimana seorang perempuan biasa menemukan pangerannya dan bagaimana pertemuan keduanya dimulai dengan kebetulan. Dimalam setelah menghadiri pernikahan sahabatnya, Li (Sirin Horwang) yang dalam keadaan mabuk bertemu Lung (Theeradej Wongpuapan). Keduanya bagai siang dan malam. Kalau Li digambarkan mempunyai karakter yang ekspresif dan cenderung ceroboh serta bekerja di siang hari, Lung orangnya santun dan bekerja di malam hari.


Dengan latar belakang yang bertolak belakang, penulis cerita, Benjamaporn Srabua dengan cerdiknya menciptakan situasi yang menyebabkan keduanya bisa berinteraksi secara intens. Kecerobohan dan kejenakaan Li, nyatanya tidak mengganggu Lung sama sekali. Meski tidak terucap kata cinta, kesabaran Lung menghadapi Li yang menyebabkan barang-barangnya rusak sudah cukup membuktikan hal tersebut. Kisah cinta tidak akan menarik kalau tidak hadirnya gangguan, dalam hal ini kehadiran teman Li, Plern (Unsumalin Sirasakpatharamaetha) cukup membuat gemas dan sedikit membuat penonton paham mengapa di usianya yang kepala 3, Li tak kunjung mendapatkan cowok seperti teman-temannya yang lain. Ketika hubungan Li dan Lung makin dekat, datang suatu hal yang mengancam kebersamaan keduanya.


Seperti dikemukakan diatas, BT(L)S menggunakan formula yang tidak istimewa, namun entah mengapa BT(L)S sangat mengena di hati Gilasinema. Mungkin karena dimasukkannya humor-humor norak (yang mungkin berarti Gilasinema juga norak hehehehe...), terutama dengan perilaku Li. Film baru berjalan 5 menit saja, Gilasinema tidak bisa berhenti tertawa. Sayangnya, kejenakaan film ini sangat mengendur di paruh akhir dan lebih kental nuansa dramanya. Kekuatan film ini juga terletak pada eksekusi cerita yang berbeda dengan dengan rom com kebanyakan. Ada semacam edukasi disini, terutama buat kaum muda. Mau mengejar mimpi terlebih dahulu atau mempertahankan cinta. Meraih mimpi dan merengkuh cinta, seperti yang dialami banyak orang, adalah dua hal sangat tidak mudah untuk diraih.


Latar belakang sosial ekonomi para tokohnya membuat penonton terasa dekat dengan kisah yang dihadirkan, karena mereka berasal dari keluarga kelas menengah secara ekonomi. Yang juga membuat BT(L)S menarik adalah setelah menyaksikan film ini, Gilasinema baru tahu kalau pada beberapa hal, budaya yang ada di Thailand tidak jauh beda dengan budaya Indonesia. Kondisi jalan dan perilaku pengguna jalan di Bangkok katanya tidak berbeda jauh dengan Jakarta ya? Budaya menonton sinetron yang penuh amarah dan umpatan tampaknya juga melanda Thailand yang dalam BT(L)S digambarkan dengan agak berlebihan namun sangat lucu.


Tokoh Li yang sudah berkepala 3, yang senantiasa dirongrong keluarganya untuk segera menikah, bahkan sampai dicomblangin, rasanya juga banyak dialami para perempuan di negeri kita ini. Tokoh Li sendiri bisa jadi merupakan refleksi perempuan masa kini yang lebih memprioritaskan eksistensi diri ketimbang cinta (menikah). Tapi, ada juga sih tak kunjung menikah gara-gara selalu (suka) jatuh cinta pada orang yang tidak tepat dan terlalu terpenjara oleh sosok ideal dalam pikiran mereka.


Kesamaan di atas tak pelak memancing Gilasinema untuk membayangkan BT(L)S versi Jakarta. Lalu Lintasnya gak kalah “seru” kan dengan Bangkok. Bisa diberi judul Busway Traffic (Love) Story atau Jakarta Traffic (Love) Story. Banyak romantika angkutan umum yang belum disajikan mendalam di Bangkok Tokyo (Love) Story seperti pencopetan, pembiusan, pelecehan atau etika dalam memanfaatkan sarana transportasi missal. Meski tidak tinggal di ibukota, selama lebih dari 20 tahun Gilasinema memanfaatkan sarana angkutan massal dan Gilasinema melihat ada banyak hal kejadian menarik yang menghadirkan romantika tersendiri. Ada emosi lucu, marah, tegang, sensual dan emosi-emosi lainnya. Kalau ada yang tertarik mengangkat versi Jakarta, Awi yang sebelumnya sukses dengan Claudia/Jasmine bisa dipilih untuk mengarahkan filmnya atau Hanung Bramantyo yang suka menghadirkan visual hiruk pikuk ibu kota. Untuk aktris, kayaknya seru juga kalau Shanty, Ladya Cheryl, Fanny Fabriana atau Shareefa dijadikan kandidat. Kalau mau filmnya terasa lebih segar, sekalian saja pakai bintang-bintang baru. Eh…tapi kalau bener-bener dibikin, kira-kira syutingnya bakal bikin jalan makin macet gak ya :P 3,75/5



KISAH LI DAN LUNG BISA JUGA DIBACA DI :
JAGOAN MOVIES
LABIRIN FILM

MY EX ( FAN KAO )


Ken (Chakhrit Yamnam) adalah seorang seleb yang tentu saja mempunyai pesona ragawi nan menawan. Namun, dengan anugrah keindahan fisik tersebut, tidak membuat Ken mempunyai perilaku yang indah, terutama dalam hal percintaan. Dia gampang sekali berganti-ganti cewek. Bahkan, dalam satu kesempatan dia mengencani lebih dari satu cewek. Ken tidak menyadari akibat fatal dari perilakuinya tersebut sampai terror demi terror menghampiri dirinya dan mengancam nyawanya selain orang-orang yang ada disekitarnya, termasuk cewek yang sedang menjadi gandengannya sekarang.


My Ex kabarnya menjadi salah satu film yang laris di Thailand sana. Apa sih istimewanya film ini? Kalau kamu rajin mengikuti perkembangan I-Horror, My Ex sangatlah tidak istimewa. Jalinan kisahnya mirip dengan kebanyakan I-Horror. Hantu cewek yang menteror mantan cowoknya yang tidak mampu mengontrol “pergerakan” kelaminnya. Hantu cewek tersebut juga banci tampil dengan muncul disetiap tempat, di setiap waktu. Karena telalu banyak nampang, tak ada kejutan dan kengerian dalam My Ex ini. Adegan berdarah-darahnya mengingatkan pada film horror garapan Nayato. My Ex semakin tidak bisa dibedakan dengan I-Horror dengan hadirnya beberapa adegan sensual (yang sayangnya disensor). Buat penonton cewek, pesona Chakhrit Yamnam yang pernah mendampingi Nicholas Cage di Bangkok Dangerous bisa memberikan kesegaran tersendiri. Buat yang sebal dengan karakter Ken, jangan kuatir, karena dalam film ini dia dibuat mati berkali-kali. Kasihan itu cowok, namun sepadan kali ya sebagai balasannya biar jera. (jera kok nunggu mati!)


Yang membuat Gilasinema heran dan bosan dengan formula film horor adalah mengapa sih cewek yang patah hati harus mati dan menghantui. Sekali-kali cowok kek yang patah hati dan jadi setan. Makanya kalau pacaran jangan main kelamin dong. Baru pacaran gitu. Kalau gak kuat nahan nafsu, pakai pengaman atau lebih bagus kalau bertanggung jawab menerima akibatnya dan tidak meraung-raung minta pertanggungjawaban. Lha kemaren ngelakuinnya suka sama suka kan, kecuali kalau kamu diperkosa. Percaya deh, kalau cowok kamu bener-bener cinta, harusnya minta begituan kalau sudah berani bersumpah di hadapan Tuhan dengan saksi keluarga. Saling menjaga gitu.


Hmmm...akhir-akhir ini seringkali ngelantur. Kesimpulannya, tak ada yang baru yang dihadirkan dalam My Ex. Hanya I-Horror yang dikemas dengan tampilan visual yang lebih rapi. Kehadiran bunga Kamboja sedikt memberi sentuhan yang berbeda. Sedikiiiiit...Buat cowok, jaga pergerakan kelamin kalian. Cewek yang kamu khianati bisa saja membahayakan dan menghancurkan hidupmu. 1,75/5

Sabtu, 24 April 2010

PARA PEREMPUAN HEBAT

Sabtu, 24 April 2010 0

Masih membicarakan para perempuan yang semoga belum membuat bosan. Kali ini Gilasinema menyajikan para perempuan yang punya kekuatan di dunia sinema. Kalau beberapa waktu lalu Gilasinema menampilkan 3 sutradara yang mempunyai kontribusi penting di dunia sinema Indonesia, kali ini Gilasinema menampilkan 3 sosok perempuan yang mempunyai kontribusi tak kalah penting dari 3 sutradara pria tadi. Para perempuan Indonesia patut berbangga, karena dibandingkan di Holly, peran sineas perempuan di dunia sinema nasional sangatlah menojol. Masih ingat kan dengan FFI 2008, dimana dari 5 nama yang masuk nominasi Sutradara Terbaik, 4 diantaranya berjenis kelamin. Bandingkan dengan Holly yang baru di Oscar 2010 berkenan memberikan gelar Sutradara Terbaik kepada perempuan.
Gilasinema tidak akan memperdebatkan karya dari jenis kelamin mana yang lebih baik, mengingat tidak semua perempuan bisa menyajikan keindahan perempuan seperti Pedro Almodovar atau karya Kathryn Bigelow yang terlihat jauh lebih laki dibandingkan karya beberapa sutradara pria. Gilasinema paling tidak suka dengan pemikiran lelaki harus begini, perempuan harus begitu. Lelaki lebih ini perempuan lebih itu dan bukan sesuatu yang kodrati. Lho ... kok malah curhat. Udah ah. Berikut para perempuan hebat di dunia sinema Indonesia dalam pandangan Gilasinema.



MIRA LESMANA
Tak ada yang menyangkal peran Mira Lesmana dalam kebangkitan sinema Indonesia yang sempat mengalami pingsan. Dedikasi Mira Lesmana terhadap kemajuan sinema Indonesia dimulai dengan ikut andil dalam proyek Kuldesak. Selanjutnya dia membuat kejutan dengan memproduseri film anak-anak, Petualangan Sherina, yang ternyata sangat laris manis sekaligus melejitkan nama Sherina. Ada Apa Dengan Cinta kembali mengejutkan banyak pihak dengan kualitas dan pencapaian komersialnya. Lewat film ini, Mira Lesmana ”mengangkat” Rudy Soedjarwo, Nicholas Saputra dan beberapa bintang muda lainnya. Eliana,Eliana, Rumah Ketujuh, Gie dan Garasi merupakan beberapa proyek Mira Lesmana yang sayangnya kurang disambut penonton dengan baik meski tidak berkualitas buruk.
Bersama Riri Reza, yang bisa disebut sebagai soulmate-nya, Mira Lesmana dengan Laskar Pelangi yang mencetak rekor penonton terbanyak untuk film nasional. Laskar Pelangi juga sukses mendapatkan apresiasi positif dari beberapa award di luar negeri. Sang Pemimpi meski tidak sesukses Laskar Pelangi, kembali membuktikan Mira Lesmana sebagai sosok yang sangat konsisten menghasilkan tontonan sekaligus tuntunan. Sebagai produser, Mira Lesmana tidak hanya memikirkan cara melariskan film yang dia danai namun juga memikirkan dampaknya pada penontonnya. Suatu sikap yang patut dicontoh oleh produser yang lain. Btw, Kapan ya Mira Lemana duduk di kursi sutradara lagi?


NIA DINATA
Inilah sosok yang konsisten mengangkat tema perempuan dalam setiap karya yang mendapat sentuhannya, entah sebagai produser ataupun sebagai sutradara. Karyanya sebagai sutradara memang belum banyak. Kiprah perempuan bernama lengkap Nia Iskandar Dinata ini dimulai dengan Ca Bau Kan yang diangkat dari novel Remy Sylado yang sukses di berbagai festival film internasional. Arisan! menjadi pembuktian Nia selanjutnya yang berlanjut pada Berbagi Suami yang amat nyinyir menyoroti poligami. Selanjutnya Nia memproduseri Perempuan Punya Cerita sekaligus menyutradarai salah satu segmen cerita didalamnya (Cerita dari Cibinong).
Biola Tak Berdawai, Janji Joni, Long Road to Heaven, Quickie Express, Gara-Gara Bola dan Pertaruhan merupakan judul-judul yang dia produseri. Nia Dinata juga terlibat dalam penulisan naskah film animasi Meraih Mimpi. Nia Dinata juga mempunyai peran dalam mengangkat beberapa nama potensial di dunia sinema Indonesia seperti Melissa Karim, Joko Anwar, Tora Sudiro, Dominique, Sandra Dewi, Laura Basuki dan masih banyak lagi. Kalau tidak salah, Nia Dinata bakal merilis Madam X sebentar lagi. Gilasinema sering berandai-andai, kapan ya Nia Dinata berkolaborasi dengan Mira Lesmana?


SANTY HARMAYN
Mungkin banyak yang belum familiar dengan nama yang satu ini. Padahal, inilah dia salah satu penggagas Jakarta International Film Festival atau JiFFest. Satu event yang memanjakan penikmat sinema di Jakarta dan sebagian keciiiiil penonton di luar Jakarta. Pertama digelar tahun 1999, festival ini di tahun 2009 kemarin masih sukses digelar dengan raihan penonton yang makin meningkat tiap tahun. Berkat Santy Harmayn, Indonesia punya festival film layaknya Negara-negara lain. Jadi, berterima kasihlah padanya.
Santy Harmayn ternyata juga terlibat dalam film-film keren sebagai produser. Wanita yang sangat mencintai film ini berada di balik layar film Pasir Berbisik, Banyu Biru, Impian Kemarau, The Photograph dan yang paling sukses dengan raihan lebih dari 1 juta penonton, Garuda Di Dadaku. Kabarnya, Santy tengah menyiapkan beberapa film yang amat sangat menjanjikan. Pertama, sebuah film keluarga, tentang kegigihan anak-anak dari berbagai suku dan latar belakang sosial ekonomi berjuang dalam tim olimpiade fisika. Film ini selain didukung Mizan juga didukung Prof Yohanes Surya. Satu lagi, Santy sedang mempersiapkan film yang diangkat dari novel Ahmad Tohari, Ronggeng Dukuh Paruk. WOW!!! Pengembangan naskah sudah dimulai sejak tahun 2008 dengan melibatkan Salman Aristo dan Ifa Ifansyah serta mendapatkan sokongan dana dari Hongkong Asia Film Financing Forum. Dua persembahan Santy Harmayn yang amat sangat pantas ditunggu.


PARA PEREMPUAN OSCAR
Sekedar tambahan, Gilasinema menampilkan tiga perempuan hebat yang punya pengaruh besar di dunia Oscar. Reputasi ketiganya sudah diakui oleh para petinggi Holly dan kebetulan ketiganya tergabung dalam satu perusahan, yakni 42 West. Pekerjaan ketiganya adalah memikirkan strategi bagaimana sebuah film akan dipasarkan dan juga strategi bagaimana sebuah film supaya bisa berjaya di sebuah movie Award, khususnya Oscar. Sudah jadi rahasia umum, kalau kemenangan sebuah film dan segala perangkatnya (aktor, aktris, sutradara, penulis dll) kadang bukanlah karena benar-benar yang terbaik, tetapi karena faktor kampanye yang tepat. Jadi, kalau ingin membuat prediksi siapa yang bakal menang Oscar, ada baiknya mengintip pihak mana yang mengkampanyekan sebuah film.



CYNTHIA SWARTZ
Bergabung dengan 42 West sejak tahun 2005, Chintya dikenal sebagai dedengkot di dunia kampanye sinema. Sebelumnya dia bekerja di Miramax sebagai executive vice president of publicity. Berkat kinerjanya, film-film Miramax menghasilkan lebih dari 150 nominasi dari berbagai ajang penghargaan, diantaranya untuk Pulp Fiction, The English Patient, Shakespeare in Love, Chicago, Gangs of New York, Cold Mountain, The Aviator dan Finding Neverland. Kemenangan The Hurt Locker di Oscar 2010 tidak bisa dilepaskan dari strateginya yang mengirimkan DVD The Hurt Locker pada para voters jauh sebelum nominasi diumumkan. Dia bahkan mengirimkan naskah The Hurt Locker pada para anggota WGA.


LESLEE DART
Merupakan pendiri dari 42 West di tahun 2004. Dia memimpin kampanye/promosi lebih dari 300 film dan beberapa diantaranya sukses menggondol Oscar seperti No Country for Old Men dan The Departed. There Will Be Blood juga pernah menjadi proyek kampanye yang dia pimpin. Kalau tidak salah, kemenangan Crash juga berkat kampanye yang dia pimpin. Berkat tangan dinginnya, baru 2,5 tahun beroperasi, telah menghasilkan lebih dari 100 nominasi Oscar! Tidak hanya mengkampanyekan film, Leslee Dart juga mengkampanyekan actor/aktris yang terlibat di dalam film unggulan seperti Meryl Streep, Charlize Theron, Kate Winslet dan masih banyak lagi serta beberapa sutradara semacam Woody Allen, Jonathan Dammed an Stephen Daldry.


AMANDA LUNDBERG
Sama seperti Chintia Swartz, Amanda Lundberg juga sebelum bergabung di 42 West, bekerja di Miramax sebagai head of Public Relations. Jadi, dia juga terlibat dalam kampanye film-film seperti Chicago, Gangs of New York, Cold Mountain, The Aviator dan Finding Neverland, selain Kill Bill Volume 1 & 2, Sex, Lies and Videotape dan Cinema Paradiso. Dia juga pernah menjabat sebagai Senior Vice President of Worldwide Publicity di MGM dan bertanggung jawab dalam promosi seri James Bond era Pierce Brosnan.

Jumat, 23 April 2010

MY FAVOURITE FEMALE PERFORMANCES ON THE LAST DECADE

Jumat, 23 April 2010 7

Dalam kurun waktu 2000 – 2009 banyak sekali performa menakjubkan dari para aktris di layar. Susah rasanya harus memilih 10 diantaranya. Alasan digunakannya kata “favorit” bukannya “terbaik” merujuk pada memorable tidaknya penampilan seorang aktris bagi Gilasinema. Tentu saja sebagai konsekuensinya, daftar yang tersusun akan sangat personal, karena memorable bagiku belum tentu memorable bagimu. Penampilan yang mengejutkan menjadi nilai positif tersendiri yang Gilasinema pakai dalam mempertimbangkan mengapa mereka terpilih. Berikut penampilan aktris favorit Gilasinema sepanjang 2000 – 2009 :


10.SALLY HAWKINS - Pauline "Poppy" Cross ( HAPPY-GO-LUCKY )
Peran Poppy Cross bagi Gilasinema merupakan salah satu peran yang paling unik, dan Sally Hawkins mampu memerankan sosok Poppy dengan amat baik hingga selain unik sosok Poppy juga terlihat segar. Masih ingat bagaimana reaksi Poppy ketika kehilangan sepeda, berkomunikasi dengan orang gila dan konfrontasi di dalam mobil dengan Eddie Marsan. Sikap positif dan kejenakaan Poppy berhasil mencerahkan penonton. Dampak ini tidak akan tercipta kalau sosok Poppy tidak diperankan dengan baik oleh aktris yang berkualitas. Dan Sally Hawkins memenuhi criteria ini.


9.ANNA HATHAWAY – Kym ( RACHEL GETTING MARRIED )
Gilasinema selalu suka dengan aktris yang berani mengambil resiko dengan memilih peran-peran yang diluar dugaan. Keberanian Anna Hathaway memilih peran Kym yang penuh dengan masalah mengejutkan Gilasinema karena dia bisa memerankannya dengan sangat memikat. Sama terkejutnya ketika dia dengan beraninya copot baju di Havov. Sorot mata marah dan putus asa, dikuatkan dengan gesture yang seolah selalu gelisah. Kym juga menyimpan rasa sakit dan rasa cemburu serta dihantui rasa bersalah akibat peristiwa di masa lampau. Sebuah peran yang sangat kompleks dan Anna Hathaway bisa menularkan berbagai emosi tersebut kepada penonton yang membangkitkan simpati.


8.UMA THURMAN - Beatrix Kiddo / The Bride / Black Mamba ( KILL BILL 1 & 2 )
Meski tak dilirik Oscar, banyak pihak mengakui kalau penampilan Uma Thurman dalam Kill Bill sangat tepat dan susah dilupakan. Tidak semua aktris bisa memerankan karakter yang komikal sekaligus dramatis. Dan tidak semua aktris bagus bermain drama sekaligus lihai berkelahi. Uma Thurman lewat Kill Bill berhasil menunjukkan kelasnya.


7.AUDREY TAUTOU - Amélie Poulain ( AMELIA )
Dengan sorot mata bak anak kecil tanpa dosanya, Audrey Tautou berhasil menghidupkan karakter Amelie yang loveable tanpa harus terlihat kekanak-kanakan ataupun komikal. Kamera yang sering menyoroti raut wajahnya dari jarak dekat tidak membuatnya gentar, justru Audrey Tautou menampilkan banyak emosi yang membuat penonton terpikat dan gemas.


6.RENEE ZELLWEGER – Bridget Jones ( BRIDGET JONES’S DIARY )
Awalnya banyak yang meragukan, bahkan marah atas pemilihan Renée Zellweger sebagai Bridget Jones. Namun segala keraguan dan kemarahan tersebut sanggup dibungkam berkat penampilan Renée Zellweger yang total dan segar. Renee rela tubuhnya membengkak serta bekerja keras untuk menampilkan logat British yang meyakinkan. Dan yang membuat kagum, Renee berani melakonkan adegn-adegan memalukan dengan tanpa beban hingga banyak sekali aksi-aksinya yang membekas dalam ingatan.


5.PENELOPE CRUZ – Raimunda ( VOLVER )
Sebelum menyaksikan Volver, Gilasinema seringkali sinis dengan film-film Penelope Cruz dan menganggapnya hanya mengandalkan pesona fisik semata. Namun lewat Volver, Penelope Cruz berhasil membuktikan kapasitasnya sebagai seorang aktris. Penampilannya begitu kuat dan bertenaga. Adegan ketika dia bernyanyi, meski bukan suaranya terlihat meyakinkan dan sangat susah untuk dilupakan. Mantappp!!! Dengan menampilkan olahan akting yang mumpuni, entah mengapa pesona fisiknya semakin terlihat mempesona.


4.MERYL STREEP - Miranda Priestly ( THE DEVIL WEARS PRADA )
Susah untuk memilih di film apa yang menampilkan aksi terbaik dari Meryl Streep di sepanjang 10 tahun terakhir. Aktris yang satu ini selalu menampilkan performa diatas rata-rata. Seorang legenda hidup yang nampaknya susah untuk disaingi. The Devil Wears Prada merupakan pembuktian Meryl Streep akan kekuatan aktingnya, bahkan untuk sebuah film yang nge-pop sekalipun. Meryl Streep piawai mengolah wajah yang membangkitkan rasa benci sekaligus kagum. Rambut yang diberi warna putih kelabu makin menegaskan kesan iblis nan kejam. Meski demikian, Meryl tetap bisa menghadirkan rasa iba ketika karakter yang dia perankan menerima ”pukulan”.


3.CHARLIZE THERON - Aileen Wuornos ( MONSTER )
Lewat perannya ini, Charlize Theron menyabet Oscar, Golden Globe dan SAG Awards. Sebuah kemenangan yang tidak akan pernah digugat. Tidak sia-sia Theron menaikkan bobotnya hingga 15 kg dan wajah cantiknya rela di “permak” habis-habisan hingga hilang sudah sosok seorang Charlize Theron. Kita seakan melihat wajah yang masih asing, yang memancarkan kemarahan, kekuatan, kekejaman dan sosok teraniaya nan menghibakan.


2.FELICITY HUFFMAN - Sabrina 'Bree' Osbourne ( TRANSAMERICA )
Bagi Gilasinema, peran Sabrina yang Felicity Huffman mainkan merupakan sebuah peran yang sangat unik. Bayangkan, seorang perempuan harus memerankan seorang laki-laki yang feminim dan berniat ganti kelamin menjadi perempuan. Memang, Felicity diuntungkan dengan struktur tubuh dan wajah yang ”gagah”, namun bagaimana dia mengolah bahasa tubuh sebagai seorang transgender sungguh membuat Gilasinema terpukau. Berkat performanya, sosok Sabrina terlihat menggelikan sekaligus menyedihkan layaknya kebanyakan nasib kaum transgender. Dilema peran yang sangat menantang yang untungnya bisa diterjemahkan dengan baik oleh Felicity Huffman. Saluuutttt...


1.MARION COTILLARD – Edith Piaf ( LA VIE EN ROSE )
Keberhasilan Marion Cotillard dalam memerankan Edith Piaf sedikit diuntungkan dengan pamor Marion yang belum mendunia. Tak heran ketika dia muncul, banyak yang terperangah dengan penampilannya. Meski tidak menyanyikan sendiri lagu-lagunya dan belum pernah melihat seperti apa aksi Edith Piaf yang sesungguhnya ketika di panggung, penampilan Marion ketika bernyanyi seperti kerasukan roh dari Edith Piaf. Polesan make-up makin mengikis habis sosok Marion yang aslinya cantik itu. Marion juga terampil mengolah bahasa tubuh. Lihat saja ketika hadir penggambaran Edith Piaf yang mulai merapuh kondisi fisiknya. Brillian!

Rabu, 21 April 2010

MOST BEAUTIFUL PERSON ON SCREEN : MARION COTILLARD

Rabu, 21 April 2010 15

Seperti halnya setahun yang lalu, kali ini Gilasinema kembali memilih satu wajah paling menawan di jagad perfilman. Kalau tahun lalu Katrina Kaif menjadi pilihan Gilasinema, kali ini Gilasinema memilih Marion Cotillard. Bukannya tanpa alasan aktris yang lahir tanggal 30 September 1975 ini Gilasinema pilih sebagai sosok paling rupawan. Cantik? Pastilah. Kalau tidak, mana mungkin dia menjadi Lady Dior dan wajahnya menghiasi banyak sampul majalah. Kecantikan Cotillard bagi Gilasinema terlihat klasik dan alami. Wajahnya sangat berkarakter meski kadang ada pancaran kelembutan dan kerapuhan (seakan tahu saja hehehehe…). Makanya dia pas sekali ketika memerankan Billie di Public Enemies dan Luisa Contini di Nine yang tabah.


Selain kecantikan ragawi, Marion Cotillard juga diberkahi dengan kualitas acting yang jempolan. Tidak mengherankan mengingat dirinya dibesarkan dalam keluarga yang anggotanya berkecimpung di dunia seni. Marion Cotillard mungkin baru menghentak dunia lewat penampilannya yang luar biasa meyakinkan sebagai Edith Piaf dalam La Vie En Rose. Padahal, di Perancis, namanya sudah dikenal sejak lama. Namanya mulai dikenal sejak membintangi trilogy Taxi dan juga A Very Long Engagement yang membuahkan Piala Cesar pertama baginya. Jangan lewatkan aksinya yang menggemaskan di Love Me If You Dare. Big Fish menjadi aksi pertamanya di jagad Holly, dan disambung dengan A Good Year mendampingi Russel Crowe di bawah arahan Ridley Scott!


Pasca La Vie en Rose yang membuat dirinya menjadi aktris pertama yang memperoleh Oscar lewat film yang berbahasa Perancis, Marion Cotillard mendapat pujian ketika ikut dalam film yang dipenuhi para lelaki, Public Enemies. Dan meski bertaburan bintang serta filmnya babak belur di tangga box office, pesona Marion Cotillard tetap benderang dalam Nine. Bahkan, dia mendapat kehormatan menyanyikan 2 lagu. Bandingkan dengan Daniel Day-Lewis yang hanya dapat jatah 1 lagu. Patut ditunggu aksi Cotillard selanjutnya di Inception yang akan menyemarakkan musim panas nanti. Di film arahan Christopher Nolan Ini, Cotillard akan beradu akting dengan Leonardo DiCaprio,Joseph Gordon-Levitt, Cillian Murphy dan Ellen Page. Tahun depan, Cotillard akan hadir dalam Contagion arahan Steven Soderberg. Selain Cotillard, Contagion juga menghadirkan Gwyneth Paltrow, Jude Law, Kate Winslet dan Matt Damon. WOW!!!


Selain cantik dan mempunyai kualitas akting yang bagus, Cotillard juga cinta lingkungan. Hal ini dari perannya dalam Greenpeace. Dia terlibat dalam buku Dessins pour le climat (Drawings for the Climate) yang diterbitkan oleh Greenpeace yang bertujuan mengumpulkan dana. Cotillard juga dikenal mempunyai suara yang cukup bagus dan akrab dengan beberapa musisi seperti The Franz Ferdinand dan Hawksley Workman. Marion Cotillard dikenal sebagai sosok yang bersahaja. Dia bersama kekasihnya, Guillaume Canet, sering didapati menikmati waktu santai di café atau belanja di Paris. Whattt??? Sudah punya cowok?! DAMN!!!



Dengan segala sisi positif yang dimiliki, rasanya cukup pantas kalau Marion Cotillard Gilasinema pilih sebagai MOST BEAUTIFUL PERSON ON SCREEN. Meski tidak bisa menyentuhnya (mulai lebay deh), cukup puas hanya dengan memandangi wajahnya :P





 
GILA SINEMA. Design by Pocket