Sabtu, 24 April 2010

PARA PEREMPUAN HEBAT

Sabtu, 24 April 2010

Masih membicarakan para perempuan yang semoga belum membuat bosan. Kali ini Gilasinema menyajikan para perempuan yang punya kekuatan di dunia sinema. Kalau beberapa waktu lalu Gilasinema menampilkan 3 sutradara yang mempunyai kontribusi penting di dunia sinema Indonesia, kali ini Gilasinema menampilkan 3 sosok perempuan yang mempunyai kontribusi tak kalah penting dari 3 sutradara pria tadi. Para perempuan Indonesia patut berbangga, karena dibandingkan di Holly, peran sineas perempuan di dunia sinema nasional sangatlah menojol. Masih ingat kan dengan FFI 2008, dimana dari 5 nama yang masuk nominasi Sutradara Terbaik, 4 diantaranya berjenis kelamin. Bandingkan dengan Holly yang baru di Oscar 2010 berkenan memberikan gelar Sutradara Terbaik kepada perempuan.
Gilasinema tidak akan memperdebatkan karya dari jenis kelamin mana yang lebih baik, mengingat tidak semua perempuan bisa menyajikan keindahan perempuan seperti Pedro Almodovar atau karya Kathryn Bigelow yang terlihat jauh lebih laki dibandingkan karya beberapa sutradara pria. Gilasinema paling tidak suka dengan pemikiran lelaki harus begini, perempuan harus begitu. Lelaki lebih ini perempuan lebih itu dan bukan sesuatu yang kodrati. Lho ... kok malah curhat. Udah ah. Berikut para perempuan hebat di dunia sinema Indonesia dalam pandangan Gilasinema.



MIRA LESMANA
Tak ada yang menyangkal peran Mira Lesmana dalam kebangkitan sinema Indonesia yang sempat mengalami pingsan. Dedikasi Mira Lesmana terhadap kemajuan sinema Indonesia dimulai dengan ikut andil dalam proyek Kuldesak. Selanjutnya dia membuat kejutan dengan memproduseri film anak-anak, Petualangan Sherina, yang ternyata sangat laris manis sekaligus melejitkan nama Sherina. Ada Apa Dengan Cinta kembali mengejutkan banyak pihak dengan kualitas dan pencapaian komersialnya. Lewat film ini, Mira Lesmana ”mengangkat” Rudy Soedjarwo, Nicholas Saputra dan beberapa bintang muda lainnya. Eliana,Eliana, Rumah Ketujuh, Gie dan Garasi merupakan beberapa proyek Mira Lesmana yang sayangnya kurang disambut penonton dengan baik meski tidak berkualitas buruk.
Bersama Riri Reza, yang bisa disebut sebagai soulmate-nya, Mira Lesmana dengan Laskar Pelangi yang mencetak rekor penonton terbanyak untuk film nasional. Laskar Pelangi juga sukses mendapatkan apresiasi positif dari beberapa award di luar negeri. Sang Pemimpi meski tidak sesukses Laskar Pelangi, kembali membuktikan Mira Lesmana sebagai sosok yang sangat konsisten menghasilkan tontonan sekaligus tuntunan. Sebagai produser, Mira Lesmana tidak hanya memikirkan cara melariskan film yang dia danai namun juga memikirkan dampaknya pada penontonnya. Suatu sikap yang patut dicontoh oleh produser yang lain. Btw, Kapan ya Mira Lemana duduk di kursi sutradara lagi?


NIA DINATA
Inilah sosok yang konsisten mengangkat tema perempuan dalam setiap karya yang mendapat sentuhannya, entah sebagai produser ataupun sebagai sutradara. Karyanya sebagai sutradara memang belum banyak. Kiprah perempuan bernama lengkap Nia Iskandar Dinata ini dimulai dengan Ca Bau Kan yang diangkat dari novel Remy Sylado yang sukses di berbagai festival film internasional. Arisan! menjadi pembuktian Nia selanjutnya yang berlanjut pada Berbagi Suami yang amat nyinyir menyoroti poligami. Selanjutnya Nia memproduseri Perempuan Punya Cerita sekaligus menyutradarai salah satu segmen cerita didalamnya (Cerita dari Cibinong).
Biola Tak Berdawai, Janji Joni, Long Road to Heaven, Quickie Express, Gara-Gara Bola dan Pertaruhan merupakan judul-judul yang dia produseri. Nia Dinata juga terlibat dalam penulisan naskah film animasi Meraih Mimpi. Nia Dinata juga mempunyai peran dalam mengangkat beberapa nama potensial di dunia sinema Indonesia seperti Melissa Karim, Joko Anwar, Tora Sudiro, Dominique, Sandra Dewi, Laura Basuki dan masih banyak lagi. Kalau tidak salah, Nia Dinata bakal merilis Madam X sebentar lagi. Gilasinema sering berandai-andai, kapan ya Nia Dinata berkolaborasi dengan Mira Lesmana?


SANTY HARMAYN
Mungkin banyak yang belum familiar dengan nama yang satu ini. Padahal, inilah dia salah satu penggagas Jakarta International Film Festival atau JiFFest. Satu event yang memanjakan penikmat sinema di Jakarta dan sebagian keciiiiil penonton di luar Jakarta. Pertama digelar tahun 1999, festival ini di tahun 2009 kemarin masih sukses digelar dengan raihan penonton yang makin meningkat tiap tahun. Berkat Santy Harmayn, Indonesia punya festival film layaknya Negara-negara lain. Jadi, berterima kasihlah padanya.
Santy Harmayn ternyata juga terlibat dalam film-film keren sebagai produser. Wanita yang sangat mencintai film ini berada di balik layar film Pasir Berbisik, Banyu Biru, Impian Kemarau, The Photograph dan yang paling sukses dengan raihan lebih dari 1 juta penonton, Garuda Di Dadaku. Kabarnya, Santy tengah menyiapkan beberapa film yang amat sangat menjanjikan. Pertama, sebuah film keluarga, tentang kegigihan anak-anak dari berbagai suku dan latar belakang sosial ekonomi berjuang dalam tim olimpiade fisika. Film ini selain didukung Mizan juga didukung Prof Yohanes Surya. Satu lagi, Santy sedang mempersiapkan film yang diangkat dari novel Ahmad Tohari, Ronggeng Dukuh Paruk. WOW!!! Pengembangan naskah sudah dimulai sejak tahun 2008 dengan melibatkan Salman Aristo dan Ifa Ifansyah serta mendapatkan sokongan dana dari Hongkong Asia Film Financing Forum. Dua persembahan Santy Harmayn yang amat sangat pantas ditunggu.


PARA PEREMPUAN OSCAR
Sekedar tambahan, Gilasinema menampilkan tiga perempuan hebat yang punya pengaruh besar di dunia Oscar. Reputasi ketiganya sudah diakui oleh para petinggi Holly dan kebetulan ketiganya tergabung dalam satu perusahan, yakni 42 West. Pekerjaan ketiganya adalah memikirkan strategi bagaimana sebuah film akan dipasarkan dan juga strategi bagaimana sebuah film supaya bisa berjaya di sebuah movie Award, khususnya Oscar. Sudah jadi rahasia umum, kalau kemenangan sebuah film dan segala perangkatnya (aktor, aktris, sutradara, penulis dll) kadang bukanlah karena benar-benar yang terbaik, tetapi karena faktor kampanye yang tepat. Jadi, kalau ingin membuat prediksi siapa yang bakal menang Oscar, ada baiknya mengintip pihak mana yang mengkampanyekan sebuah film.



CYNTHIA SWARTZ
Bergabung dengan 42 West sejak tahun 2005, Chintya dikenal sebagai dedengkot di dunia kampanye sinema. Sebelumnya dia bekerja di Miramax sebagai executive vice president of publicity. Berkat kinerjanya, film-film Miramax menghasilkan lebih dari 150 nominasi dari berbagai ajang penghargaan, diantaranya untuk Pulp Fiction, The English Patient, Shakespeare in Love, Chicago, Gangs of New York, Cold Mountain, The Aviator dan Finding Neverland. Kemenangan The Hurt Locker di Oscar 2010 tidak bisa dilepaskan dari strateginya yang mengirimkan DVD The Hurt Locker pada para voters jauh sebelum nominasi diumumkan. Dia bahkan mengirimkan naskah The Hurt Locker pada para anggota WGA.


LESLEE DART
Merupakan pendiri dari 42 West di tahun 2004. Dia memimpin kampanye/promosi lebih dari 300 film dan beberapa diantaranya sukses menggondol Oscar seperti No Country for Old Men dan The Departed. There Will Be Blood juga pernah menjadi proyek kampanye yang dia pimpin. Kalau tidak salah, kemenangan Crash juga berkat kampanye yang dia pimpin. Berkat tangan dinginnya, baru 2,5 tahun beroperasi, telah menghasilkan lebih dari 100 nominasi Oscar! Tidak hanya mengkampanyekan film, Leslee Dart juga mengkampanyekan actor/aktris yang terlibat di dalam film unggulan seperti Meryl Streep, Charlize Theron, Kate Winslet dan masih banyak lagi serta beberapa sutradara semacam Woody Allen, Jonathan Dammed an Stephen Daldry.


AMANDA LUNDBERG
Sama seperti Chintia Swartz, Amanda Lundberg juga sebelum bergabung di 42 West, bekerja di Miramax sebagai head of Public Relations. Jadi, dia juga terlibat dalam kampanye film-film seperti Chicago, Gangs of New York, Cold Mountain, The Aviator dan Finding Neverland, selain Kill Bill Volume 1 & 2, Sex, Lies and Videotape dan Cinema Paradiso. Dia juga pernah menjabat sebagai Senior Vice President of Worldwide Publicity di MGM dan bertanggung jawab dalam promosi seri James Bond era Pierce Brosnan.

0 komentar:

Posting Komentar

 
GILA SINEMA. Design by Pocket