Sabtu, 10 April 2010

BEBEK BELUR

Sabtu, 10 April 2010

Didi Petet, Slamet Rahardjo, Torro Margens, Joshua Pandelaki, Ully Artha, Rima Melati, Ida Kusumah, Jajang C. Noer, Nungki Kusumastuti, Nana S. Patah dan Sigit Hardadi adalah nama – nama yang hadir di film Bebek Belur arahan Adrianto Sinaga. Performa mereka di layar rasanya tidak perlu dipertanyakan lagi. Barisan pemain muda seperti Bajaj Grup (Melki, Aden dan Isa), Valentino, Thessa Kaunang, Ade Firman Hakim, Mario Irwinsyah dan Rini Yulianti tidak mau kalah dengan ikutan nimbrung didalamnya. Belum cukup? Dengan suntikan dana yang tampaknya cukup besar, produser film ini menghadirkan Deddy Mizwar, Sam Bimbo, George Kamarullah, Laila Sari dan GIGI (serta GUSI)!
Belum lama ini, Hollywood merilis Valentine’s Day yang dibintangi bintang-bintang top. Namun, nyatanya Valentine’s Day menuai banyak respon negative dari para kritikus film. Bahkan, Love Actually yang juga memasang deretan aktor/aktris ternama dan banyak disukai penonton sekalipun tak luput dari kritikan. Mengapa? Dengan deretan cast yang melimpah, biasanya berakibat pada kurang fokusnya cerita yang dihadirkan karena hasrat memberi porsi yang sepadan bagi masing-masing actor/aktris. Dengan hadirnya banyak sosok beken, bagaimana hasil akhir dari Bebek Belur?


Bebek Belur berkisah tentang aksi penghuni dua desa yang berdekatan. Ada Sari (Rini Yulianti), kembang desa Cibulu yang menjalin cinta dengan Dadang (Mario Irwinsyah) yang dinilai oleh ibu Sari (Ully Artha) tidak mempunyai masa depan yang menjanjikan. Ibu Sari tidak ingin nasib anaknya seperti dirinya yang hidup pas-pasan akibat menikah berlandaskan cinta sehingga menentang hubungan keduanya. Datang kesempatan untuk merubah nasib, ketika Pak Torro/Mas Sugi (Torro Margens) dari Desa Cibebek terpikat oleh kecantikan Asri. Pak Torro/Mas Sugi ini ternyata telah mempunyai istri (Rima Melati) yang senantiasa setia menanti di rumah di Desa Cibebek.
Dadang yang kecewa lamarannya ditolak ibunya Sari, curhat di radio yang ada di Desa Cibebek. Dari curhat inilah muncul aksi solidaritas dari Valentino, Melki, Aden dan Isa yang berusaha menggagalkan usaha Pak Torro/Mas Sugi mengawini Sari. Dibantu Pak Slamet (Slamet Rahardjo), mereka menyusun strategi. Puncaknya, terjadi kekacauan di pesta pernikahan Sari namun untungnya film ditutup dengan ending yang damai tanpa ada pihak yang merasa tersakiti. Sari dan Dadang bisa bersanding di pelaminan, Pak Torro/Mas Sugi tidak terbongkar kebusukannya.


Lumayan susah merangkum kisah Bebek Belur mengingat banyaknya sub plot didalamnya. Kuantitas sub plot ini hadir untuk mengakomodasi banyaknya pemain yang berpartispasi. Dengan rakusnya, pihak sponsor tampaknya ingin semua bintang iklan yang mempromosikan produk mereka bisa tampil. Itupun masih ditambah nama-nama yang tidak hadir dalam iklan produk mereka. Akibatnya, ceritanya mengalir dengan sangat terpaksa dan tersendat-sendat serta mubazirnya beberapa nama hingga terkesan tempelan semata. Apa coba kontribusi Didi Petet, Ida Kusumah, Nungki Kusumastuti, Isa dan Aden? Karakterisasi yang kurang meyakinkan membuat Joshua Pandelaki seakan terpasung tak berdaya, George Kamarullah hanya nampang doang dan peran Deddy Mizwar yang minim bisa dimaklumi mengingat statusnya sebagai bintang tamu.


Untungnya, dengan porsi yang sedikit, aksi GIGI (dan GUSI) tidak terlihat memalukan dan kehadiran Laila Sari sukses memancing tawa. Ully Artha dan Torro Margens dengan porsi yang lebih banyak,meski klise sukses membuat penonton sebal. Pasangan Rini Yulianti dan Mario Irwinsyah bermain aman. Adegan ketika Rini menyapu, sungguh membuat hati berdebar-debar. Jajang C. Noer dan Slamet Raharjo menampilkan kualitas acting yang bagus, seperti biasa. Suka sekali melihat penampilan Slamet Rahardjo yang terlihat nyaman bermain komedi. Yang mengejutkan, Valentino dan Sigit Hardadi mampu mencuri perhatian dan mampu membangkitkan senyum lewat aksi mereka.


Skenario sekali lagi menjadi titik lemah film Indonesia. Meski digarap 4 orang sekaligus, Bebek Belur benar-benar kehilangan arah. Mungkin hal ini terpengaruh soal banyaknya pemain tadi. Diakui, tidak mudah memang membuat naskah dengan banyak pemain didalamnya. Karena harus menceritakan banyak hal dalam durasi terbatas, banyak detail yang kurang tergarap, seperti soal kepulangan anak dari Pak Torro/Mas Sugi (diperankan cukup bagus oleh Ade Firman Hakim) dari Malaysia. Kenapa dia tidak menghubungi langsung ke hp Bapaknya? Pemasangan poster konser musik juga terlalu mengada-ada. Bebek Belur juga mengalami kebingungan dalam bentuk penyajiannya. Dibilang drama kok kurang tepat dan kurang kuat. Komedi? Hmmm...tertawa sih, tapi paling cuman 30 %. Jadinya malah kayak orang anyang-nyangan gara-gara minum air dingin dan air panas. Sayang sekali film ini kehilangan arah (seperti teaser posternya yang tidak mencerminkan isi film), padahal film ini mempunyai opening title yang menjanjikan. Agak terganggu juga dengan kontinyuitas gambar yang terlihat kasar.


Ditengah gempuran film-film horor erotis, kehadiran Bebek Belur pantas diapresiasi positif. Sebagai sponsor utama, Yamaha tidak banci jualan. Sebuah trik dagang yang elegan. Secara keseluruhan, Bebek Belur sangat layak tonton untuk ukuran film Indonesia. Kehadiran Laila Sari, Valentino dan Sigit Hardadi sangat sayang untuk dilewatkan. Dan meskipun tidak penting, kehadiran Didi Petet cukup luculah. Jangan lewatkan adegan tiga sekawan (Deddy Mizwar, Didi Petet dan Slamet Rahardjo) yang matang dan kompak saat closing title bergulir. 3/5

8 komentar:

rawkus i bixhu mengatakan...

reviewnya sih babak belur tapi masih 3/5 yah.

waduh mulai meragukan nih >_<

gilasinema mengatakan...

Untuk film Indonesia sengaja diberi sedikit toleransi, terutama untuk film-film yang memberikan sesuatu yang berbeda.

Dan lagi, meski banyak kelemahan di segi cerita, film ini masih bisa dinikmati berkat penampilan beberapa aktor/aktrisnya yang cukup OK.

Unknown mengatakan...

hmmmm dari awal sebetulnya ragu.. liat trailernya kayaknya pengen ngelucu, tp ga bakal sukses jd lucu.. trus liat orang2 komen lucu dll, jd lumayan tertarik.. baca review om gilasinema, jadi makin ragu dan percaya pada pemikiran awal: gagal jadi lucu.

hmm nanti deh kalo udah sempet dicoba ditonton..

posternya aja banyak gitu -____-

Unknown mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
iqbal rois mengatakan...

ternyata filmnya tidak semenarik poster-posternya ya..??
padahal awalnya saya berharap lebih utk film ini... +_+

ceritapilem.blogspot.com

Italiano Numero Uno Pastino mengatakan...

Film yang anehh, masak bebek belur......bahasa apaan itu ya

ahsan pribadi mengatakan...

Menurut saya....film BEBEK BELUR cukup menghibur...ada makna dan pesan di dalamnya jika memang benar-benar cermat menerima positif film tersebut. jadi tidak usahlah dilihat dari segi kekurangannya..semua film pasti punya kelemahan alias tidak ada yang sempurna...yang terpenting untuk saat ini, bagaimana cara kita menghargai dan menjunjung tinggi karya-karya seni film bangsa kita....jangan hanya membahas dan membicarakan kekurangannya,akan tetapi bagaimana solusinya....!!! silahkan ditonton sekali lagi dengan mengesampingkan aspek kekurangannya...dan jadikanlah kekurangan itu menjadi ciri dan identitas film itu sendiri..sehingga seakan-akan film tersebut mempunyai jati diri dan tidak terlihat
meniru dan menjiplak film lain.baik isi cerita maupun tingkah laku aktor dan aktrisnya.
Salut buat BEBEK BELUR CREW....MANTAP DAH....Saya tunggu komedi-komedi cerdas berikutnya..yang mempunyai pesan moral di dalamnya.

Anonim mengatakan...

@ahsan: namanya juga review, wajarlah ada pembahasan mengenai kekurangannya. jangan sok bijak deh

Posting Komentar

 
GILA SINEMA. Design by Pocket