Selasa, 30 Maret 2010

PERSEMBAHAN TERBAIK SINEAS INDONESIA

Selasa, 30 Maret 2010

Tidak terasa sudah 10 tahun lebih film Indonesia mengalami kebangkitan setelah sebelumnya “semaput” beberapa tahun. Secara kuantitas, film Indonesia memang mengalami pelonjakan jumlah yang mengagumkan. Kalau melihat di Wikipedia, pada tahun 1997 baru terdapat 2 judul, di tahun 2008 ada lebih dari 80 judul film produk anak negeri yang wara-wiri di bioskop tanah air. Sebuah perkembangan yang patut mendapatkan apresiasi positif, meski ditinjau secara kualitas banyak pihak yang mengecamnya.
Namun tidak bisa dipungkiri, dari tahun ke tahun jumlah film Indonesia yang layak tonton juga makin banyak jumlahnya. Tinggal penonton saja yang wajib meningkatkan apresiasi mereka. Keadaan yang ada sekarang, tidak dipisahkan dari penonton film Indonesia itu sendiri. Semoga kedepannya, penikmat film Indonesia makin cerdas dalam memilih film Indonesia. Sayang kan duitnya dipake untuk melihat film yang begitu-begitu saja.
Dalam rangka Hari Film Nasional, Gilasinema memilih 10 judul film Indonesia rilisan tahun 2000 – 2009 yang Gilasinema anggap sebagai yang terbaik. Sangat personal tentu saja. Sayang, banyak sekali film Indonesia rilisan tahun 2000 – 2009 yang belum sempat Gilasinema saksikan yang tampaknya cukup pantas masuk 10 besar seperti Cin(T)a, Under the Tree, Opera Jawa, Rindu Kami PadaMu, Eliana Eliana, May dan masih banyak lagi.



10.RADIT DAN JANI (2008)
Ketika sineas lain sibuk bermain dengan gaya dan juga cerita yang mengada-ada, hadir Upi dengan segala kejujuran dan keliarannya. Film-filmnya seakan merupakan wujud pemberontakan akan beberapa system yang membelenggu. Begitupun dengan Radit dan Jani, meski endingnya sangat kompromis, namun apa yang dihadirkan pada adegan-adegan sebelumnya mampu menghentak penonton dengan kelugasannya. Belum lagi chemistry yang kuat antara Vino dengan Fahrani.


9.3 DOA 3 CINTA (2008)
Film ini berhasil membuka mata kita, betapa setiap sudut yang ada di Indonesia mempunyai potensi cerita yang amat menarik untuk diangkat ke layar lebar. Ceritanya sangat Indonesia dan juga terasa unik bagi penonton internasional. Kalau ingin berbicara di ajang festival film internasional, sineas Indonesia harusnya rajin-rajin menghasilkan karya semacam ini. Unik dan dikemas dengan baik. Keunggulan film ini juga terletak pada dinamika cerita yang cukup lincah dengan selipan sindiran yang kadang terasa lucu namun menohok.


8.ADA APA DENGAN CINTA (2002)
Masih merupakan film remaja terbaik sejak kebangkitan film Indonesia. Ditonton beberapa kalipun rasanya tidak membosankan. Inilah keunggulan film ini dibandingkan film Indonesia kebanyakan. Ceritanya mungkin tidaklah istimewa, namun semua lini dari film ini digarap dengan apik. Film ini juga sukses mencetak bintang dengan bakat besar seperti Dian Sastro dan Nicholas Saputra. Soundtracknya pasti bakal melekat di kuping sepanjang masa.


7.FIKSI. (2008)
Jarang sekali film nasional yang mengulik sisi terdalam dari jiwa manusia. Ketika sineas lain asyik dengan dunia hura hura, mereka yang terlibat di balik film ini sibuk menyelami dunia sunyi anak manusia. Hasilnya? Filmnya tampil lebih gelap dan menakutkan ketimbang film horror yang setannya begitu banci kamera.


6.BERBAGI SUAMI (2006)
Film yang mengukuhkan Nia Dinata sebagai sineas yang paling konsisten mengangkat isu seputar perempuan. Selain itu juga mempertegas kesukaan Nia untuk memproduseri sebuah kumpulan cerita menjadi sebuah tontonan yang memikat meski mengangkat isu yang sensitive dan cenderung berat. Berbagi Suami adalah sebuah film yang lucu sekaligus pahit dan didukung jajaran cast yang melimpah dan hebatnya mampu tampil bagus.


5.LASKAR PELANGI (2008)
Jujur bukan merupakan film favorit Gilasinema. Namun keseriusan mereka yang berada di balik layar patut mendapatkan apresiasi tertinggi. Film ini seakan menegaskan posisi dari Mira Lesmana dan Riri Reza sebagai insan film yang mempunyai visi yang jelas. Entah apa jadinya dunia film Indonesia tanpa andil mereka berdua. Mereka selalu membuat film yang tidak hanya sebagai tontonan, namun juga tuntunan.


4.KALA (2007)
Sebuah film yang menyadarkan kita bahwa ada sebutir mutiara di tengah padang pasir (aduuuh…!) yang bakal mengkilat kalau terus diasah. Mutiara tersebut tidak lain adalah Joko Anwar. Banyak yang ingin didobrak oleh sineas satu ini yang memanfaatkan kecintaannya akan sinema sebagai kekuatan dalam berkarya. Kala seakan menjadi sebuah pengantar dari kejutan demi kejutan yang bakal dihadirkan oleh Joko Anwar yang membuat dunia perfilman Indonesia makin kaya warna.


3.NAGA BONAR (JADI) 2 (2007)
Deddy Mizwar berhasil menghasilkan sebuah tontonan yang kaya nilai (nasionalisme) namun tanpa menghilangkan unsure komersialnya. Deddy Mizwar tahu benar bagaimana meramu cerita menjadi sebuah tuntunan tanpa menggurui dan meninggalkan kesan mendalam di benak penontonnya.


2.JERMAL (2009)
Sebenarnya bukan sepenuhnya karya anak negeri, namun inilah film berbahasa Indonesia yang sangat bermuatan local, namun rasanya bakal bisa diterima penonton global kalau saja dipromosikan dengan baik berkat keunikan setting cerita. Meski terkesan sederhana, Jermal mempunyai tuturan cerita yang menarik dan kuat. Menyaksikan film ini mengingatkan pada film-film Jepang yang sunyi, minimalis namun mempunyai kedalaman cerita.


1.PASIR BERBISIK (2001)
Film yang sangat berkesan bagi Gilasinema berkat visualisasinya yang sarat makna. Gambar-gambar yang dihadirkan sangat kuat dan “berbicara”. Film ini sangat menarik dibahas dari berbagai segi, mulai dari teknis, cerita hingga isu yang dihadirkan. Filmnya sendiri sangat indah dan artistic meski menghadirkan sebuah tragedy didalamnya. Adegan paling nempel dan paling menyedihkan adalah ketika Dian Sastro mendapatkan pelecehan dari Didi Petet.

Dari daftar diatas bisa dilihat bahwa tahun 2008 menjadi tahun terbaik dengan dirilisnya beberapa judul yang unggul secara kualitas. Tahun 2008 juga berkilau secara kuantitas, mengingat di tahun ini ada lebih dari 80 film Indonesia yang dirilis. Dian Sastrowardoyo bisa dibilang sebagai Aktris Terbaik sepanjang 10 tahun terakhir dengan menempatkan 3 film sekaligus (Pasir Berbisik, Ada Apa Dengan Cinta?, 3 Doa 3 Cinta). Aktris ini tidak hanya cantik namun juga cerdas memilih film. Aktor? Performa Didi Petet, Deddy Mizwar dan Tio Pakusadewo rasanya belum bisa ditandingi. Mungkin Lukman Sardi yang akan menggantikan dominasi mereka.
Selain 10 film diatas, Gilasinema juga memilih 3 film yang Gilasinema anggap memberikan kesegaran tersendiri bagi dunia sinema Indonesia. Semacam Honorable Mention gitu.



CLAUDIA/JASMINE (2008)
Menyaksikan film ini terasa seperti menikmati sebuah film komedi romantis produk Holly. Emosi penonton berhasil dibuat naik turun berkat jalinan cerita yang lincah dan tidak menyakiti akal pikiran, serta dibalut alunan musik yang asyik dan pas. Kekuatan film ini tidak bisa dipungkiri ada pada ketrampilan penulis skenarionya. Sesuatu yang menjadi kelemahan di banyak film nasional.


MEREKA BILANG, SAYA MONYET! (2007)
Menghadirkan twist ending yang memikat. Bolehlah disebut sebagai salah satu ending terbaik sepanjang sejarah perfilman Indonesia. Sebuah film yang penuh dengan olok-olok dan kemarahan, dan menjanjikan karya selanjutnya yang bakal lebih berkualitas. Berandai-andai, hasil akhir dari film ini kalau saja didukung dana yang cukup.


PEREMPUAN PUNYA CERITA (2008)
Nia Dinata makin sibuk membuat (memproduseri) film yang berisi kumpulan cerita. Kadang terkesan curang, namun dimaafkan karena hasil akhirnya yang sangat layak tonton. Cerita Jogja meninggalkan kesan dengan cara bertutur yang lugas apa adanya khas Upi. Rachel Maryam mencuri perhatian dengan olah aktingnya sebagai sosok berkebutuhan khusus.

12 komentar:

gunawan triantoro mengatakan...

Nice list....Tapi kalo aku yang nomor 1 radit & jani mas,karna aku suka kejujuran & apa adanya (hehe..)hidup sinema indonesia!

Anonim mengatakan...

hihihihi senang liat film2 di listnya om....selamat hari film indonesia degh..moga next makin bermutu karya2 senias kita n beragam genrenya..heheheh

Si Tukang Review mengatakan...

Keren sekali nih om gilasinema. Semoga di suatu saat masa depan nanti saya bisa makin sering menonton film karya anak negeri sendiri!

Gabby Hakim mengatakan...

Salut sama om gila, selalu memantau film2 dalam negri.. Saya ingin belajar ky om.. :)

Anonim mengatakan...

wah klo gitu tinggal nunggu bahasan "persembahan teburuk sineas indonesia".. ga sabar ngeliat peringkat 1 nya..hehehe.. salam kenal om gila sinema -kreshna-

Anonim mengatakan...

keren list-nya, gw sendiri masih belum mampu bikin list top film indonesia, masih banyak film indonesia yang belum ditonton nih...

setuju-lah klo KALA masuk film Indonesia terbaik :)

gilasinema mengatakan...

Terima kasih buat semua. Buat yg belum nonton, buruan ke movie rental :)

@kreshna : kayaknya gak ada list film indo terburuk deh, gak kuat milihnya :D

Unknown mengatakan...

belum nonton pasir berbisik.. hehe
list nya sebagian besar saya setuju :)

rusabawean mengatakan...

saya dulu sempat heran ketika nonton film KALA, di dalam studio suepi dan setelah beberapa hari di bioskop, film ini lenyap begitu saja.

KALA adalah film terbaik yg tak banyak diketahui.

adithumar mengatakan...

Jadi penasaran sama Pasir Berbisik, belum pernah dengar film itu :(
keren list nya om, thumbs up. Kok cin(t)a ga masuk nih tapi? hhe

gilasinema mengatakan...

@rusbawean : sama. dulu nontonnya juga sepi banget

@kania & adithumar : Pasir Berbisik sayang sekali untuk dilewatkan. Aku belum liat Cin(t)a

Anonim mengatakan...

film Tentang dia atau Mengejar matahari nggak masuk "kasihan banget padahal bagus"
maaf daripada yang Rangking 1 di artikel ini filmnya nggak mudeng.

Posting Komentar

 
GILA SINEMA. Design by Pocket