Sabtu, 06 Februari 2010

ME AND YOU AND EVERYONE WE KNOW

Sabtu, 06 Februari 2010

I want to poop back and forth.
Like, I'll poop into her butt hole...and then she'll poop it back...into my butt hole.
And then we'll just keep doing it back and forth...with the same poop.
Forever.


Christine Jesperson (Miranda July) yang sementara bekerja sebagai sopir taksi sambil mengerjakan proyek seninya, entah mengapa ingin menjalin hubungan dengan Richard Swersey (John Hawkes). Secara fisik, John tidak bisa dibilang menarik. Fakta bahwa dia baru berpisah dengan ibu dari dua anaknya, Peter Swersey (Miles Thompson) dan Robby Swersey (Brandon Ratcliff) juga bukanlah sesuatu yang bisa dibanggakan. John juga bukanlah pribadi yang terlalu ramah, bahkan untuk menjalin interaksi dengan dua anaknya sekalipun dia menemui kesulitan. Dari Christine dan John inilah kita untuk selanjutnya diperkenalkan dengan tokoh-tokoh yang ada disekitar mereka yang kalau dihubungkan akan membentuk sebuah lingkaran. Secara sadar maupun tidak sadar, tokoh-tokoh yang dihadirkan dalam film ini berinteraksi satu sama lain hingga tanpa bisa ditolak, saling mempengaruhi dalam kehidupan masing-masing tokoh tersebut.


Manusia itu merupakan makhluk social yang tidak bisa hidup tanpa adanya orang lain. Meski demikian, seringkali perilaku manusia tidak memahami hukum take and give, siapa menanam dia menuai. Yang terjadi, bukannya saling memberi dan menerima, manusia justru saling menyakiti satu sama lain, hingga tidak heran umpatan seperti ” Fuck! Fuck you! Fuck me! Fuck old people! Fuck children! Fuck peace! Fuck peace...” keluar dari mulut Christine yang sebenarnya punya banyak benih cinta untuk ditaburkan namun mendapatkan kebuntuan dalam pencarian lahan cinta (adoooh….).


Me and You and Everyone We Know sejatinya bercerita tentang hubungan. Ada banyak hubungan yang coba dihadirkan dalam film garapan Miranda July. Ada hubungan pria-wanita, orang tua – anak, hubungan yang berbalut semangat main – main, hubungan manusia dengan benda (materialisme) serta hubungan yang dipengaruhi kemajuan teknologi. Dengan penggunaan warna merah muda, Miranda July seakan mengajak kita untuk saling menebarkan cinta, bukannya luka dan kebencian. Tidak hanya antar manusia, namun juga pada makhluk Tuhan yang lain. “I didn't know you...but I want you to die knowing that you were loved. I love you.”


Me and You and Everyone We Know memang bukanlah film baru, karena telah dirilis tahun 2005 kemarin. Namun, rasanya film ini masih cukup actual disaksikan sekarang karena temanya yang tak lekang oleh waktu, terutama tema soal cinta. Apalagi kalau ditonton di bulan yang katanya bulan penuh cinta ini. Roger Ebert memasukkan film ini sebagai salah satu film terbaik sepanjang 10 tahun terakhir lho. Beberapa adegan dialog dan adegan mungkin bisa membuat penonton agak jengah, namun Gilasinema memandang film ini sebagai film yang indah. Keindahan yang wujudnya dalam film ini sempat disindir dengan cukup nyinyir. Adegan paling indah dalam film ini menurut Gilasinema, hadir ketika Christine dan Richard berjalan beriringan. Bagaimana keduanya mengidentifikasikan perjalanan mereka terasa romantis. Dialog-dialog olahan Mioranda July memang mantap dan terselip satire yang membuat penonton nyengir. Dan jangan lewatkan kejutan ketika Robby melakukan kopi darat. 4,25/5






2 komentar:

Anggara mengatakan...

bos....bulan Februari, film yang diulas bau love2 an.... nice review.... :)

Movietard mengatakan...

Wahhh...jujur baru tau film ini dari bung Gila, selama ini belum pernah denger,
coba nanti aku cari dvdnya ya

Posting Komentar

 
GILA SINEMA. Design by Pocket