Selasa, 16 Februari 2010

THE BEAST STALKER

Selasa, 16 Februari 2010

Sebagai polisi muda yang penuh dengan dediksi dan idealime, Tong (Nicholas Tse) tidak mentolerir ketidakdisiplinan. Meski misi berjalan dengan baik, jangan harap anak buahnya bisa lolos dari semprotan emosinya ketika menemui kelemahan pada suatu operasi. Sayang, situasi kadang sulit bersahabat dengan mereka yang berusaha menjalankan tugasnya dengan baik. Pada sebuah operasi penangkapan Cheung Yat-Tung (Philip Keung) , tanpa sengaja Tong membuat seorang gadis kecil terbunuh. Insiden ini selain membuat rekan Tong terluka dan mengalami kecacatan, juga menyebabkan rasa bersalah yang mendalam pada diri Tong.


Tiga bulan kemudian, saudara gadis kecil tersebut, Ling (Suet-yin Wong), diculik sebagai jaminan Cheung bisa terlepas dari jeratan hukum. Kebetulan ibu Ling, Ann Ko (Zhang Jingchu), adalah Jaksa yang menangani kasus Cheung. Tidak ingin kejadian yang sama terulang dan sebagai sarana penebusan rasa bersalah, Tong bekerja keras demi membebaskan Ling meski mendapatkan tantangan dari Ann yang menganggap Tong sebagai sosok pembawa sial. Maksud mulia dari Tong tidak menjadi mudah ketika dia tidak lagi mempunyai anak buah, bahkan pada satu kesempatan sempat terjadi konfrontasi dengan mantan anak buahnya.


Si penculik, Hong Jing (Nick Cheung), juga bukanlah lawan yang mudah ditaklukan meski penglihatannya tidak sempurna setelah sebuah insiden yang juga menyebabkan istri tercintanya invalid. Hong Jing bekerja berdasarkan perintah dari yang membayarnya dan tidak melibatkan nurani sedikitpun. Dia siap menghabisi Ling kapanpun perintah itu datang. Selanjutnya kita disuguhi aksi perburuan Tong terhadap Hong Jing yang memikat ditengah ramai dan padatnya kota untuk kemudian puncak ketegangan hadir disebuah tempat yang kusam dan suram. Ketegangan adegan ini sedikit mengingatkan pada ketegangan yang dihadirkan di adegan pemuncak pada Silence of the Lambs atau The Chaser.


The Beast Stalker mungkin menghadirkan banyak scene-scene klise, namun kadang sesuatu yang klise kalau disajikan dengan pendekatan yang memikat tetap mampu menghadirkan sebuah sensasi rasa yang kuat. Berkat sentuhan Dante Lam yang apik, Gilasinema dibuat terpaku sepanjang durasi. Tensi cerita terjaga dengan baik dan unsure dramanya meski kadang terkesan corny untungnya tidak sampai membuat muak. Pergerakan kameranya cukup lincah dan secara detail menangkap keruwetan serta keramaian kota yang didukung dengan editing yang rapi. Pemilihan setting efektif dalam menghadirkan ketegangan yang cukup berbeda dengan film sejenis, bukan sekedar tempelan.


Dan jangan lewatkan car crash scene yang menurut Gilasinema menjadi salah satu car crash scene yang terbaik yang pernah Gilasinema tonton. Adegan ini sebenarnya merupakan salah satu kunci yang membuat jelas mengapa tragedy menyelimuti tokoh-tokoh yang dihadirkan. Sedikit mengingatkan pada Amores Perros atau 21 Grams. Rasanya film ini pantas saja kalau diberi title CRASH. Nicholas Tse bermain cukup bagus. Siapa yng tidak tersentuh dengan lolongan kesedihannya menjelang akhir film? Namun applaus pantas diberikan pada Nick Cheung yang berhasil menampilkan sosok penjahat yang dingin, kejam, tangguh sekaligus sayang istri. Pada adegan kilas balik, tergambar jelas alasan dia begitu mencintai istrinya. Rasa cintanya terhadap istri ini mampu memperhalus sifat jahat yang dia idap. Di banyak adegan, Dante Lam memberikan gambaran betapa ponsel menjadi bagian yang mulai susah dihilangkan dalam kehidupan manusia. Ponsel dalam film ini bisa sangat fungsional, namun juga terkadang menghadirkan sebuah peristiwa tragis. Jadi, gunakan ponsel dengan bijak. 4,25/5

4 komentar:

Bang Mupi mengatakan...

Ini salah satu film yang bikin gua tertekan sepanjang film. akting Nicholas Tze dan Nicky Cheung luar biasa. Bagus sekali.

Anonim mengatakan...

he'eh nih film bikin deg-degan ja....Hong Jing biar jahat tpi sayang istri,tuh luar biasa..... perfecto...

Anonim mengatakan...

film ini bagus,seperti kisah nyata aq jd terharu..

Mara mengatakan...

Iya,ponsel sangat berperan, lihat si kecil Ling ketika berusaha menelpon ibunya menggunakan ponsel si penculik saat di charger. Adegan yang sangat mengharukan melihat perjuangan keras Ling menggunakan ponsel dalam kondisi tangan terikat kebelakang.

Posting Komentar

 
GILA SINEMA. Design by Pocket