Jumat, 08 Januari 2010

GILASINEMA AWARD 2009 : TOP 20 MOVIES

Jumat, 08 Januari 2010

Banyak sekali film yang Gilasinema tonton tahun 2009 kemarin. Ibarat seorang atlet, tahun 2009 merupakan sebuah peak performance bagi Gilasinema. Tak kurang 200 judul film Gilasinema lahap, mulai dari film yang di Holly sana dirilis tahun 2008 hingga rilis tahun 2009. Bahkan, ada beberapa judul yang di Holly belum/tidak rilis. Jumlahnya makin besar karena Gilasinema juga menikmati film produk dalam negeri dan beberapa film yang rilis sebelum tahun 2008.
Seperti biasa, Gilasinema memilih 20 film yang Gilasinema anggap pantas menjadi yang terbaik. Sangat tergantung selera tentu saja. Cukup memusingkan mengingat sepanjang tahun 2009 Gilasinema mendapati ada banyak sekali film bagus. Kadang terasa sayang menyingkirkan sebuah film, hingga sempat terpikir untuk memilih 40 film. Namun niat ini terpaksa diurungkan, apalagi kemaren ada masukan ketika menyajikan 10 Penampilan Favorit dari seorang teman yang menurutnya kurang klimaks, mengingat banyaknya nama yang masuk. Sebenarnya tidak banyak sih, karena mereka dipilih dari ratusan nama tanpa mempertimbangkan apakah itu peran utama atau peran pendukung.
Pertanyaan “film ini kan rilis 2008?” pasti juga bakal muncul. Seperti tahun sebelumnya, list yang Gilasinema buat tidak berdasar jadwal rilis film di Holly sana, tetapi berdasar pada film-film yang Gilasinema tonton mulai dari tanggal 1 Januari 2009 hingga 31 Desember 2009 dan dibatasi untuk film yang rilis mulai tahun 2008.


Film drama (bukan) percintaan ini sangat ditopang oleh akting pemain yang manis, penuturan yang tidak linear, deretan musik asyik dan eksekusi cerita yang lain dibandingkan rom com yang selalu berakhir manis. Kekuatan tersebut makin kuat dan manis berkat olahan Marc Webb yang lincah.


Secara cerita, film ini jauh dari istimewa. Kisahnya mirip Dances with Wolves dan juga ada sedikit unsur The New World, keberadaan avatar yang lebih aktif mengingatkan pada Surrogates, alat tempur robot yang dikendalikan manusia telah ada sebelumnya di District 9 dan beberapa adegan lain yang mengingatkan pada beberapa film yang telah rilis sebelumnya. Namun film ini patut mendapatkan penghargaan berkat sebuah pengalaman visual yang menakjubkan hasil kerja keras para pekerja kreatif yang terlibat didalamnya. James Cameron untungnya tidak terlalu sibuk menggarap teknis, karena tetap diselipkan humor-humor dan juga pesan kemanusiaan serta lingkungan.


Dibandingkan produk animasi Holly yang dirilis tahun 2009 ini, Coraline terlihat lebih kuat, baik secara cerita maupun dari segi teknis. Film ini berani menampilkan warna-warna yang belum lazim disajikan dalam sebuah film animasi, meski suasana spooky-nya telah ada pada film animasi sebelumnya. Adegan demi adegan yang digulirkan sarat dengan arti dan saling berkaitan erat. Kelebihan lainnya, Coraline mempunyai pesan yang melimpah dan tidak terkesan menggurui.


Sebuah lingkungan kecil ternyata mampu menghadirkan sebuah kisah yang kaya. Dengan setting yang unik dan tidak lazim, Jermal berhasil memikat Gilasinema berkat jalinan kisah yang mengalir dan didukung riset yang kuat. Sayang sekali, film sebagus ini tidak bisa diklaim sebagai milik Indonesia, meski settingnya sangat Indonesia. Film model begini biasanya bakal banyak dilirik festival-festival film bergengsi, karena mengandung kekhasan lokal, namun dengan penyajian cita rasa global.Sayang...


Memberikan gambaran yang amat baik akan pepatah ”dunia ini panggung sandiwara”. Ironisnya, dalam film ini si tokoh utama digambarkan lebih ”hidup” dan lebih dihargai ketika sedang berada di atas panggung. Kisah getir ini makin mengkilap berkap penampilan Mickey Rourke dan Marisa Tomey yang prima.


Dengan ending yang tidak begitu kuat, Slumdog Millionaire sangat tertopang oleh penataan sinematografi dan balutan musik yang kuat. Apalagi dengan penggambaran kondisi sosial, ekonomi dan budaya yang terkesan jujur, membuat film ini terlihat lebih berkualitas.


Film yang mampu menyajikan dengan baik tentang persoalan keyakinan. Menyaksikan Doubt kita dibuat berfikir,, keyakinan itu haruskah bulat penuh atau menyisakan sedikit rongga dimana logika mengambil peran? Meski menyoroti seputar ketidakyakinan, kita dibuat yakin oleh penampilan para cast yang bagus.


Meski secara tema sudah banyak diangkat, District 9 menjadi sebuah tontonan yang sayang untuk dilewatkan berkat pendekatan yang berbeda. Balutan kisah humanis mampu tersampaikan dengan baik, dan adegan aksinya mampu memberikan hiburan tersendiri. Tidak banyak film yang berhasil memadukan dua hal ini.


Kisah adaptasi komik terbaik dan paling komplit yang pernah Gilasinema saksikan. Artistik, lucu, filosofis, erotis, sadis, action semuanya hadir dengan pas dalam film ini. Karakterisasinya juga meyakinkan dan sisi teknisnya digarap dengan apik. Gilasinema terkesan dengan soung mixing dan sound editingnya.


Perang bisa terjadi dimana saja. Itulah yang dialami duo Ben Foster dan Woody Harelson. Tanpa senapan, keduanya harus “berperang” menghadapi para keluarga korban perang. Tidak itu saja, perang juga terlihat dari bagaimana tokoh yang diperankan oleh Ben Foster menghadapi aturan baku yang tidak manusiawi dan tentu saja bagaimana dia mengalahkan dirinya sendiri. The Messenger bukanlah sebuah tearjack movie, meski potensi kearah itu sangatlah besar. Lewat kisah yang dihadirkan, film ini sebenarnya menghujat keberadaan perang. Kenapa tidak mengabarkan kedamaian saja?


Film yang secara meyakinkan menggambarkan bagaimana sebuah masyarakat terjerat oleh sebuah system criminal. Menyaksikan film ini, kita dibuat bertanya, siapa sebenarnya yang bersalah dengan tumbuh suburnya kejahatan. Masyarakat? Pengorganisasi kejahatan? Atau pemerintah yang gagal? Satu yang pasti, meski berada di baris depan, masyarakat yang menjadi korban. Sebuah kisah yang getir dan tragis.


Siapa bilang film fiksi ilmiah harus mahal? Dengan dana kecil, Moon nyatanya mampu menjadi sebuah tontonan yang meyakinkan dan memikat. Desain produksinya sungguh mantap, dengan pemilihan warna-warna netral. Minimnya actor dalam film ini, hebatnya tidak membuat penonton bosan. Salut atas kinerja hebat dari Sam Rockwell.


Awalnya kita disuguhi sebuah sport movie, dimana tokoh yang dihadirkan biasanya dari “nobody” menjadi “somebody”. Namun, Sugar tidak menyajikan kisah mengejar impian layaknya film olahraga kebanyakan. Film ini ternyata berkisah tentang kaum pendatang. Bagaimana mereka mencoba bertahan dilingkungan baru, dengan budaya baru serta jauh dari keluarga. Didukung riset yang cukup mendalam, lewat Sugar kita bisa tahu salah satu faktor mengapa di Amrik sana ada banyak pendatang illegal.


Dengan tampilan visual yang luar biasa, stylish serta imajinatif, film ini berusaha mengangkat persoalan memori yang coba direkonstruksi. Hasilnya adalah sebuah tontonan yang provokatif sekaligus menyentak. Benar tidaknya isu yang dihadirkan sebenarnya menjadi tidak penting lagi, mengingat sejarah itu bisa dengan mudah dibengkokkan. Meski banyak menampilkan adegan yang ”kasar”, film ini sangat artistik.


Kisahnya sebenarnya biasa, namun entah mengapa, begitu film ini selesai, Gilasinema dibuat terpukau dan bengong memandangi layar. Sang sutradara benar-benar berhasil menghadirkan tontonan dengan irama yang asyik hingga dengan mudah memikat penonton. Musik, kostum, make up dan setting yang digarap serius makin menguatkan film ini. Selain penceritaan yang lincah, film ini sangat tertopang oleh ensamble cast yang semuanya bermain prima, bahkan untuk peran kecil sekalipun. An Education juga bisa menjadi tuntunan yang bagus buat para penonton muda, khususnya untuk para cewek.


Diam itu emas. Diam itu bukan saja wujud kepasrahan namun juga wujud kekuatan, dalam melawan ketidakadilan. Berbalut kisah cinta dua remaja, Samson and Delilah mengajukan fakta kurang mengenakkan bagaimana kaum pribumi tergusur oleh para pendatang, dan menjadi asing dinegerinya sendiri. Namun, meski telah dibuat babak belur, mereka tetap bertahan. Dengan minimnya dialog, Samson and Delilah tidak menjadi tontonan yang menjemukan, apalagi dengan tampilan visual yang memikat.


Kisah inspiratif yang hadir dari hubungan dua orang beda usia dan juga beda dunia. Bagaimana keduanya, meski tidak saling bersentuhan, bisa mempunyai pengaruh kuat satu sama lain. Meski tampilan fisik dua tokoh utamanya bisa dibilang kurang menarik, mata penonton dibuat terpikat berkat konsep pewarnaan yang kuat. Dialog-dialognya yang apa adanya, justru terasa tajam, dan menghadirkan kelucuan yang getir.


Melihat film ini bagai melihat sebuah dunia kecil yang didalamnya dihuni aneka ragam jenis manusia. Tanpa terkesan menggurui, The Class menjadi sebuah tuntunan yang bagus, terutama bagi mereka yang hidup di lingkungan yang sangat majemuk, khususnya lagi bagi para pengajar. Dengan kesederhanaan, kenaturalan serta kenetralannya, The Class menjadi sebuah film yang kuat dan inspiratif.


Sebuah film berlatar belakang perang yang disajikan berbeda, hingga Gilasinema yang biasanya sulit menikmati film-film dengan latar belakang perang, menjadi sangat terikat sepanjang durasi. Kathryn Bigelow benar-benar piawai merangkai adegan demi adegan hingga filmnya sendiri terasa sangat menghibur. Ketegangan, kegilaan dan kegetiran terpadu dengan apik. Tema ”Perang itu Candu” benar-benar bisa dipresentasikan dengan amat baik


Film yang sangat humanis.Dalam kehidupan ada kematian, dalam kematian ada kehidupan. Itulah yang Gilasinema tangkap dari film ini. Lihat saja betapa banyak emosi yang muncul ketika Kobayashi Daigo menjalankan tugasnya. Benci, cinta, marah, maaf, sedih, tawa dan banyak lagi. Penghargaan terhadap kematian yang ditunjukkan pada film ini menunjukkan pada penghargaan terhadap kehidupan. Meski beralur lambat, film ini cukup enak dinikmati, bahkan pada beberapa bagian mampu membangkitkan senyum. Permainan Motoki Masahiro dan juga balutan musik indah makin menguatkan film ini.


Film-film yang bakal masuk TOP 40 (urutan berdasar abjad) : ANTICHRIST, AWAY WE GO, BAD LIEUTENANT : PORT OF CALL NEW ORLEANS, THE BURNING PLAIN, THE CURIOUS CASE OF BENJAMIN BUTTON, THE DAMNED UNITED, FANTASTIC MR. FOX, HOME, I'VE LOVED YOU SO LONG, INGLORIOUS BASTERDS, INVICTUS, KAMINEY, LORNA’S SILENCE, RACHEL GETTING MARRIED, SYNECDOCHE, NEW YORK, THIRST, TOKYO SONATA, VENGEANCE, VINCERE, WHERE THE WILD THINGS ARE


WORTHILY ACTOR : Sam Worthington (Terminator Salvation)
WORTHILY ACTRESS : Rachel McAdams (State of Play, Time Traveler’s Wife, Sherlock Holmes)
COOLEST MOVIE CHARACTER : Staff Sergeant William James (Jeremy Renner _ The Hurt Locker)
SHOCKING PERFORMANCE : Kang-ho Song (Thirst)
EROTIC SCENE : Patric Wilson & Malin Ackerman yang meledak-ledak (Watchmen)
FUNNIEST SCENE : superhero yang berusaha membangkitkan “adek” (Watchmen)
BEST FIGHT : pertarungan Christine (Alison Lohman) dan Nyonya Janush (Lorna Raver) di tempat parker (Drag Me To Hell)
BEST VILLAIN : Hans Landa (Inglorious Basterd)
SCARIEST MOVIE : Pintu Terlarang (masih belum berani melihat scene the last supper)
FAVOURITE TRACKS : All is Love (Where the Wild Things Are), Time to Miracle (2012, gak peduli lagunya gak nyambung)
TEARJACK MOVIE : Emak Ingin Naik Haji
BEST POSTER : The Informant
BEST ENDING : Duplicity
SHOCKING SCENE : Bill Murray … (Zombieland)
REMARKABLE SCENE : hujan container (Haeundae)
BEST DANCE SQUENCE : Mother
BEST MOVIE TITLE : The Damned United (pas banget menggambarkan isinya, gak kayak Inglorious Basterds dan sangat komersil)

18 komentar:

Unknown mengatakan...

Waaah Departures yg pertama,..aku juga suka banget sama film ini.Bikin sedih,mikir n ketawa.Tapi aku lebih suka Avatar,penampilan,cerita sama pesannya bagus.

tika mengatakan...

setuju dengan gila sinema, coraline emang top!
departure belum sempat nonton... huhu!

Awya mengatakan...

Wah ternyata om gila suka the hurt locker jg. Langsg nangkring di no 2 aja gtu. Tos dulu dong :plok: sekali lg om :plok:

gak nyangka suka departures. Sy keluar airmata sampai dua ember liat film it :lebay:
sy msukin list 2009 aja kyknya. Td udah lupa, udah lama bgt ntnnya. Awal taun lalu kyknya.

Kalo Moon, okelah bgus bgt n cerdas bgt idenya, tp boring abis.

Oh, ya an education ternyata lucu bgt ya. Ketawa mulu liat alfred molina. Aktingnya mantapz!

Overall, blum ntn gommorah sm sugar and samson delilah. Waltz with bashir masuk daftar 2008 sy. Nice list.

Nb: itu knapa pas an education, gambarnya plg gede ya? :curious:

Raisya Elias mengatakan...

Sembah sujud buat oom Gilaaa!

Gabby Hakim mengatakan...

wahhhhh ga nyangka om gila masukin departures nomor 1.. emang bagus banget itu filmnya.. btw, kmrn di list ku kelupaan slumdog millionaire.. wkwkwk..

gilasinema mengatakan...

Kayaknya belum ada yang suka sama Departures ya?

@Tika : siiip...

@Raisya : apaan sih hehehehe.....

@Gabby : listnya mau diedit?

@Awya : aduhhh...!jangan kena jidat dong. Aku juga suka liat akting Molina. Itu bapak lugu ato apa sih? Tapi dasar si Peter yang suka ngambil hati.

Anonim mengatakan...

avatar mang dr segi cerita biasa.....
wktu mengikuti alurnya.....langsung muncul di pikiran....yg ni mirip surogates.......konsep ni mirip di the last air bender the legend of aang......pohon keramat ni mirip pohon d atas kura2 raksasa.....yg ni mirip ajaran budha....
visualny.....indah bgt......imajinasi yg indah.....
ending ny......q lebih suka klo si jake balik k bumi......"selalu harus bangun"...

ajirenji mengatakan...

Whoa! banyak amat pelemnya @o@

Saya penasaran sama The Hurt Locker, kmaren sempet tayang lho di 21 bahkan sebelum dirilis di Amerika, tapi karena nggak tau apa2, saya skip deh *sesal*

gilasinema mengatakan...

Maksudnya "kayaknya belum ada yang gak suka Departure ya"

Anonim mengatakan...

Huahhh... senangnya ada yang memilih Mary & Max.
Bahkan masuk 5 besar. One of my favs too...

aduy mengatakan...

widih mary and max buat tearjak nya dong haha .. emak naik haji emang sedih banget ya ?? haha mary and max gw nangis padahal temen2 gw gak ada yang nangis (maklum melankolis haha) untuk shocking scene nya setuju bgt ! haha pas bill muray gw ngakak bgt pas ketembak (WTF bgt) top 5 nya setuju cuma nomer 1 aja belum nonton.. overall sehati..

gilasinema mengatakan...

Sedih juga sih liat ending Mary & max, cuman kadar air matanya banyakan Emak :P

RYAN WAHYUDI mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
RYAN WAHYUDI mengatakan...

Wah sayang juga "Up" dam "Star Trek" tidak diperhitungkan. Padahal dua film itu bagus dan qualified banget.

gilasinema mengatakan...

Alasan kenapa UP aku tendang akan saya beberkan di Prediksi Oscar nanti. Sedangkan untuk Star Trek, film ini harus tersisih karena ada banyak film yang lebih bagus dalam pandangan Gilasinema.

Rasyidharry mengatakan...

Gomorra sama Samson & Delilah belum liat tuh,
Film itali kalo gak salah ya?

GILASINEMA mengatakan...

Gomorrah film Italia, sedangkan Samson and Delilah film Australia.

http://gilasinema.blogspot.com/2009/12/samson-and-delilah.html

Rasyidharry mengatakan...

wah,
saya susah banget nyari film2 non hollywood begituan, padahal banyak yang high quality
xP

Posting Komentar

 
GILA SINEMA. Design by Pocket