Senin, 14 Desember 2009

SAMSON AND DELILAH

Senin, 14 Desember 2009

Tahun 2009 ini tampaknya menjadi tahun yang menggembirakan bagi dunia perfilman Australia. Awal tahun, film Australia arahan Baz Luhrman berhasil mendapatkan atensi luar biasa dari penonton lokal. Tiga film produksi Australia berhasil mendapatkan pujian dari berbagai festival film yakni Balibo, Mary and Max dan Samson and Delilah. Untuk judul yang disebutkan terakhir berhasil membuat sutradaranya, Warwick Thornton, menyabet Camera d'Or untuk film karya debut di ajang Festival Film Cannes yang bergengsi. Samson and Delilah juga mendominasi festival film yang diselenggarakan di Australia sana, bersaing ketat dengan Balibo. Dan jangan dilupakan, Sam Worthington yang merupakan aktor dari Australia yang siap menjadi komoditi terpanas di Holly.


Sesuai judulnya, Samson and Delilah menyoroti hubungan dua remaja suku Aborigin bernama Samson dan Delilah. Berbeda dengan Delilah (Marissa Gibson) yang dengan telatennya mendampingi neneknya yang berusia lanjut, Samson (Rowan McNamara) merupakan sosok pemuda yang terbuang, tidak punya kerjaan dan cenderung usil. Salah satu tabiatnya yang menonjol adalah kebiasaannya ”nyandu” dengan menghirup aroma bensin. Dengan sikapnya yang cenderung seenaknya sendiri tersebut, susah bagi Samson untuk memikat sang pujaan hati, Delilah.


Namun, keduanya dipertautkan oleh persamaan nasib, yakni ketika keduanya mendapat semacam penolakan dari warga dimana mereka tinggal. Dengan nekatnya, Samson membawa Delilah yang sedang terluka menuju kota. Bukannya mendapatkan kehidupan yang lebih baik, hidup keduanya makin terlunta-lunta dan merasa terasing hidup di dunia yang didominasi oleh kaum kulit putih. Meski merupakan keturunan suku asli, tidak mudah bagi keduanya bertahan hidup. Bahaya demi bahaya mengancam hidup keduanya, mulai dari kelaparan, pelecehan hingga kekerasan. Bagaimanakah nasib keduanya selanjutnya? Bisakah mereka bertahan hidup? Dan bersediakah Delilah mendampingi Samson yang membutuhkan pendampingan meski karena Samson lah dia mengalami beberapa peristiwa tidak mengenakkan?


Samson and Delilah menjadi salah satu film dengan dialog yang amat sangat minim yang pernah Gilasinema tonton selain Wall – E. Kalau tidak salah, Samson hanya mengaucapkan satu baris kalimat, sedang Delilah lebih sedikit lagi. Namun hebatnya, film ini tidak jatuh menjadi sebuah tontonan yang membosankan. Berbagai peristiwa yang menimpa Samson and Delilah diolah dengan apik oleh Warwick Thornton. Pengalamannya membuat film dokumenter, berhasil membuatnya terlihat piawai mengolah adegan yang terasa nyata dan tidak dibuat – dibuat hingga mampu mengikat emosi penonton. Pergerakan kamera yang setia membuntuti dua karakter utama membuat penonton merasa dekat dan simpati kepada dua tokoh tersebut.


Pemilihan bintang baru, Marissa Gibson dan Rowan McNamara dengan actingnya yang natural makin memikat hati penonton. Apresiasi lebih patut diberikan pada Marissa Gibson yang bermain luar biasa meyakinkan sebagai Delilah. Bukan tugas yang ringan, mengingat karakternya di buat hancur babak belur, layaknya nasib kaum Aborigin. Meski mengangkat kisah cinta, oleh Warwick Thornton diselipkan beberapa sindiran. Paling menohok tentu saja ketika Delilah memasuki gereja, dan hanya dipandangi oleh pegawai gereja (Pendeta?) tanpa berinisiatif menolong. Meski tidak ditampilkan secara eksplisit, lewat sosok Delilah kita diajak untuk melihat karakter unggul dari kaum Aborigin. Bagaimana kuatnya daya tahan mereka terhadap berbagai serangan, sikap banyak kerja sedikit bicara karena diam itu emas dan pantang untuk mengemis.
Karena sebelumnya banyak berkecimpung di dunia film dokumenter, oleh Warwick Thornton, Samson and Delilah


disajikan dengan tampilan visual yang cantik. Gilasinema terkesan dengan penataan cahaya yang bagus sekali. Perhatikan adegan ketika Samson dan Delilah menyusuri malam dengan naik mobil. Top banget deh cahayanya. Atau penataan cahaya di tempat Samson dan Delilah ”menginap”. Intinya, Samson and Delilah amat sangat sayang untuk dilewatkan. Rasanya film ini pantas masuk nominasi Best Foreign di Oscar nanti. 4,5/5

0 komentar:

Posting Komentar

 
GILA SINEMA. Design by Pocket