Kamis, 20 Agustus 2009

FAST TIME AT RIDGEMONT HIGH

Kamis, 20 Agustus 2009

“Learn it. Know it. Live it.”

Gara-gara melihat tampang tengil dari Sean Penn di posternya, film ini sempat Gilasinema acuhkan untuk beberapa waktu dan berhasil “ditemukan” kembali ketika kebingungan mencari tontonan yang tidak membebani pikiran. Dan ternyata, Fast Time at Ridgemont berhasil menyajikan sebuah tontonan yang segar menghibur.
Ada beberapa tokoh yang disorot dalam film perdana sutradara Amy Hackerling ini. Jack Spicoli (Sean Penn) seorang pemuda yang selalu tampil dalam keadaan tidak sadar yang sering bermasalah dengan guru Sejarah, namun jago surfing, Stacy Hamilton (Jennifer Jason Leigh) yang dipusingkan dengan pencarian cinta hingga banyak bereksperimen dengan seks, dibantu oleh temannya, Linda Barrett (Phoebe Cates) yang menjalani hubungan jarak jauh dengan pria lebih tua.
Selain itu, ada Mark Ratner (Brian Backer), pemuda lugu yang naksir Stacy dan banyak mendapatkan petuah cinta dari Mike Damone (Robert Romanus). Hadir pula kakak Stacy, Brad (Judge Reinhold) yang dipusingkan dengan kerja part timenya demi membeli mobil.
Seperti umumnya film remaja, tokoh-tokoh diatas dihadapkan pada permasalahan yang sering muncul di usia mereka seperti masalah dengan guru, percintaan, pertemanan dan juga impian. Cameron Crowe yang menulis naskah berdasarkan buku yang juga dia tulis, mengalirkan cerita dengan amat sangat lancar. Saking lancarnya, beberapa masalah yang seharusnya menjadi ledakan, justru disikapi dengan santai, seperti masalah aborsi (dengan biaya $150!).


Dirilis tahun 1982, tampaknya Fast Time at Ridgemont High masih terkena imbas spirit kebebasan yang marak bergejolak di era 1970-an. Masa di mana AIDS belum menjadi momok yang mengerikan. Lihat saja betapa santainya Stacy melakukan hubungan badan (melepas keperawanan) tanpa pengaman. Minimnya atau belum berkembangnya akses informasi, menjadi landasan polosnya karakter dari Stacy, yang tanpa merasa risih berlatih oral seks menggunakan wortel di kantin sekolah! Adegan yang lucu dan memorable, dan sepertinya menginspirasi orgasme palsu Meg Ryan di When Harry Met Sally.
Menyaksikan Fast Time at Ridgemont High tak ayal membuat Gilasinema membandingkan dengan komedi remaja di abad 21. Kalau dalam film Fast Time at Ridgemont High, para remaja seringkali berkonfrontasi atau bahkan tanpa dukungan dari mereka yang berumur (orang tua dan guru), film remaja sekarang ini justru menggambarkan guru dan orang tua sebagai sosok yang supportif.


Persamaan dengan film komedi remaja sekarang ini, Fast Time at Ridgemont High juga menampilkan beberapa nude dan sex scene yang lumayan vulgar. Jennifer Jason Leigh yang bertampang polos nampak tidak risih memperlihatkan bagian atas tubuhnya pada beberapa adegan. Dan jangan lewatkan adegan Phoebe Cates yang cantik dan fisik yang segar di pinggir kolam. WOW!!! Sayang dia lebih suka mengurus Kevin Kline selama 20 tahun terakhir.
Ada satu hal positif yang bisa di petik dari Fast Time at Ridgemont High, yakni bagaimana para remaja yang tumbuh di era di mana budaya nge-mall mulai menjamur, terlihat serius dengan kerja part time-nya. Suatu hal yang jarang dijumpai di film remaja mutakhir, kecuali lewat beberapa TV series.
Fast Time at Ridgemont High sangat direkomendasikan bagi mereka yang mencari hiburan segar. Sebagai bukti, AFI memasukkan film ini ke dalam daftar AFI's 100 Years... 100 Laughs, tepatnya di urutan 87. Bahkan di tahun 2000, Entertainment Weekly, menempatkan film ini dalam list "50 Best High School Movies". Posisinya juga tidak main-main, karena film ini berada di posisi no. 2!


Selain itu, film ini sayang dilewatkan karena keterlibatan beberapa nama yang menjadi actor besar di masa sekarang. Siapa yang mengira kalau tiga bintang yang hadir di film ini akan memperoleh Oscar di kemudian hari, yakni Sean Penn, Forest Whitaker dan Nicholas Cage (dalam credit title tertulis Nicholas Coppola). Bahkan Sean Penn bisa mengkoleksi 2 piala Oscar, dan menjadi salah satu actor yang dihormati dan disegani.
Penulis naskahnya juga tidak main-main, karena ada Cameron Crowe yang juga berhasil membawa Oscar untuk penulisan naskah film Almost Famous yang diakui kualitasnya oleh banyak pihak. Amy Hackerling sendiri, meski tidak terlalu produktif, merupakan salah satu sutradara wanita yang berhasil merilis beberapa karya yang menjadi hit dan berkualitas, seperti Look Who's Talking dan Clueless. Judul terakhir selain melejitkan Alicia Silverstone juga diakui sebagai salah satu film remaja terbaik.


O iya, film ini tidak akan asyik dinikmati tanpa hadirnya lagu-lagu keren yang dipilih oleh composer jempolan, Danny Elfman. Lagunya enak-enak dan menyatu dengan cerita, seperti "Somebody's Baby" (Jackson Browne), "Moving in Stereo" (The Cars), "Speeding" (The Go-Go's), "Never Surrender" (Don Felder), "Everybody's Girl" (Rick Springfield) dan "So Much in Love" (Timothy B. Schmit). Dan simak juga closing song yang unik, "Goodbye, Goodbye" (Oingo Boingo). 3.5/5

2 komentar:

hakimicture mengatakan...

Judulnya memang penuh makna. Liat sendiri 'kan filmnya. Semua tentang kisah anak-anak di Ridgemont High yang kisah hidupnya dimulai dari sekolah tersebut hingga lulus dan mulai memikirkan kehidupan selanjutnya. Bisa disingkat seperti ini : " Wah, kehidupan cepat berlalu, tidak terasa kita sudah lulus sekolah", nah, betul 'kan?. Hehehehe
Yang paling menonjol di film ini memang Spicoli. Santai banget, dalam kelas bisa-bisanya dia order pizza! Tapi bagusnya, anak-anak dalam film ini tidak digambarkan senang berhura-hura dan hedonis, hampir semuanya sudah mencari uang sendiri, mungkin hanya tokoh Spicoli yang keluyuran tak karuan. Tapi buat sex, yup. Ingat waktu Brad masturbasi sendiri ketika melihat Linda mandi di kolam rumahnya dan tertangkap basah ...hahaha.
Bagaimanapun, film remaja seperti ini jarang dibuat lagi. Beberapa seperti Clueless, Can't Hardly Wait, Election dan Mean Girls dan cukup mengobati.

GILASINEMA mengatakan...

Yup...dan kebetulan film -film yang Bang Hakim sebutkan, semuanya aku suka.

Posting Komentar

 
GILA SINEMA. Design by Pocket