Minggu, 12 Juli 2009

SUNSHINE CLEANING

Minggu, 12 Juli 2009

“Life's a messy business”

Kesuksesan tidak terduga film Little Miss Sunshine tampaknya membuat produsernya ingin mengulang prestasi yang sama dengan menghadirkan Sunshine Cleaning. Ada dua hal mencolok yang menuntun penonton ke arah kesimpulan tadi, yakni penggunaan judul “Sunshine” dan hadirnya kembali si kakek eksentrik, Alan Arkin.
Karena tuntutan ekonomi, Rose (Amy Adams) memaksa adiknya, Norah (Emily Blunt) untuk membantu menjalankan usaha barunya, yakni membersihkan Tempat Kejadian Perkara (TKP). Pada saat yang sama, kebetulan Norah juga tidak punya pekerjaan. Melalui rangkaian gambar di awal durasi film. sutradara Christine Jeffs memperkenalkan kakak adik tersebut layaknya bumi dan langit.
Sebagai seorang orang tua tunggal, Rose digambarkan seorang pekerja keras. Meski dengan berat hati, Rose membersihkan dan merapikan rumah orang lain untuk bertahan hidup. Selain itu, dia juga gigih mengejar ketinggalannya dengan mengambil kelas malam, meski seringkali hanya dimanfaatkan untuk bermesraan dengan mantan pacarnya yang telah beristri, Mac (Steve Zahn). Berbeda dengan Norah yang menjalani hidupnya dengan mengandalkan ego yang seringkali menjalankan segala sesuatu dengan seenaknya.


Kedua karakter yang jauh berbeda tersebut, ketika dihadapkan pada satu situasi yang menuntut kerja sama, tentu saja terjadi beberapa gesekan. Apalagi tugas keduanya tidaklah ringan dan sering kali harus berhadapan dengan jejak yang ditinggalkan sebuah tragedy. Keduanya juga digambarkan sebagai pribadi-pribadi yang terluka akibat kehilangan ibu mereka. Sebuah peristiwa yang tragis dan traumatis. Joe (Alan Arkin) bukannya membantu menyembuhkan luka kedua anaknya tersebut, malah seakan lebih sibuk dengan dunianya sendiri. Gesekan dua bersaudari tersebut memuncak ketika tanpa sengaja, Norah menyebabkan rumah Rose ludes terbakar api.
Sama dengan Little Miss Sunshine, cerita yang dihasilkan oleh Megan Holley dalam Cleaning Sunshine ini terasa getir, meski tetap menghadirkan beberapa humor (pahit). Tema besarnya pun hampir mirip, yakni bagaimana sebuah dysfungsional family berusaha meminimalisir “kerusakan” yang ada. Dan sama seperti yang dihadirkan dalam Little Miss Sunshine, jangan harapkan sebuah solusi yang “cerah” di akhir film.
Secara keseluruhan, Sunshine Cleaning tidaklah jelek, namun rasanya masih setingkat dibawah Little Miss Sunshine. Cerita seakan kurang focus, terutama dengan sub plot baby shower yang sangat bisa dibuang atau digantikan dengan sub plot lainnya yang lebih kuat. Karakter Joe yang diperankan oleh Alan Arkin juga kurang tergarap dengan baik, hingga kadang muncul kesan tidak menyatu dengan jalinan cerita utama. Tensi cerita juga terasa datar. Dengan tema cerita yang sangat menarik, yakni tukang bersih-bersih TKP, potensi untuk menghadirkan letupan-letupan sebenarnya sangat besar sekali.


Kekuatan film ini, menurut Gilasinema ada pada Karakterisasi tokoh-tokohnya yang tidak hitam putih. Rose misalnya, tidak bisa dibilang seorang perempuan baik-baik meski berusaha keras menghidupi dirinya dan anaknya, karena hubungan terlarangnya dengan Mac serta bagaimana dia menutupi profesinya dari teman SMA-nya. Sedang Norah yang terkesan tidak bertanggung jawab, ternyata mempunyai hati yang sensitive.
Karakter yang tidak lurus ini tentu saja sangat menantang Amy Adams untuk memamerkan aksinya yang jauh berbeda dengan peran sebelumnya yang sering menempatkannya sebagai sosok lugu. Dalam Cleaning Sunshine, kita benar-benar disuguhi aksi liar seorang Amy Adams. Untungnya hal tersebut bisa diimbangi dengan baik oleh Emily Blunt. Sebagai kakak dan adik, chemistry keduanya sangat meyakinkan dan padu. Alan Arkin? Maaf, untuk kali ini kesan tempelan tidak bisa dihindarkan. 3,25/5



Gilasinema jadi teringat dengan sebuah novel Jepang karangan Natsuo Kirino berjudul OUT. Dalam novel tersebut dikisahkan empat orang perempuan yang terjerat bisnis melenyapkan “barang bukti” pembunuhan. Bisnis berdarah tersebut dijalankan didalam rumah, tepatnya di kamar mandi! Cerita yang dihadirkan benar-benar menegangkan serta penuh aroma darah, apalagi ketika melibatkan Yakuza, yang menjadikan novel OUT menjadi satu-satunya novel yang sukses membuat Gilasinema mual-mual. Meski terkesan sadis, novel OUT ini sangat kuat muatan feminisnya.
Kabarnya New Line Cinema sudah membeli hak cipta novel OUT untuk diangkat ke layar lebar dengan sutradara Nakata Hideo (Ring, Ring 2) untuk kemungkinan dirilis 2011 atau 2012. Versi Jepang-nya sudah dirilis 2002 silam.

2 komentar:

hakimicture mengatakan...

Lagi nunggu dvd-nya yang punya subtitle bagus nih. Film ini masuk wajib tonton soalnya ketiga aktor utamanya favorit saya (Emily Blunt, Amy Adams dan Steve Zahn). Ceritanya kayak versi dra-medy dari thriller Cleaner (filmnya Samuel L. Jackson. Jangan ditonton, jelek betul, Renny Harlin (Die Hard 2) sutradaranya kena kutukan bikin film jelek kayak Shyamalan)

GILASINEMA mengatakan...

Subtitle nya dah bagus Bang. Cleaner untungnya gak tertarik liat setelah baca reviunya yang bayak menghujat nih film. Apes memang si Renny itu :)

Posting Komentar

 
GILA SINEMA. Design by Pocket