Selasa, 02 Juni 2009

OBSESSED

Selasa, 02 Juni 2009


Ternyata menjadi pria cakep, istri cantik, anak sehat dan pekerjaan mapan kadang bisa tidak mengenakkan. Itulah yang dirasakan oleh Derek (Idris Elba). Segala yang telah disebutkan tadi telah melekat pada kehidupannya. Hidup Derek makin terlihat sempurna dengan karakter yang baik hati, suka menolong dan tidak sombong.
Namun kesempurnaan hidup yang dia miliki dikacaukan oleh kehadiran Lisa (Ali Larter). Entah apa yang terjadi dengan hidup Lisa sebelumnya hingga dia amat sangat menginginkan Derek. Masalahnya Derek telah mempunyai istri yang seksi dan mencintainya, Sharon (Beyoncé Knowles). Perlahan, Lisa mulai memasang jerat yang selalu berhasil ditepis oleh Derek.
Namun lama kelamaan, polah Lisa semakin tidak terkontrol dan nekat. Lisa sempat sukses mengacaukan hubungan Derek dan Sharon, meski keduanya memutuskan untuk berbaikan lagi. Mengetahui hal ini Lisa kalap dan melakukan aksi yang bisa membahayakan anak Derek dan Sharon. Sebagai istri, Sharon mungkin masih bisa sabar, namun ketika anaknya dilibatkan dalam bahaya, diapun meledak. Puncaknya, terjadi pertarungan dua perempuan tangguh nan seksi tadi demi mempertahankan apa yang menjadi obsesi mereka.
Cerita yang dihadirkan oleh David Loughery ini bisa dibilang sangat klise dan basi. Kisah yang dihadirkan telah banyak dibuat sebelumnya. Yang paling memorable tentu saja Fatal Attraction yang melambungkan Glenn Close. Tidak ada kejutan dan konflik berarti dalam Obsessed ini. Untungnya sutradara Steve Hill cukup mampu mengolah adegan hingga tidak terasa terlalu membosankan, terutama setelah Sharon mengetahui aksi Lisa. Beberapa adegan cukup menghadirkan ketegangan. Lagu – lagu yang dihadirkan lumayan membangun mood dan pada beberapa bagian dikemas layaknya klip musik (jadi kayak film India, tapi tanpa goyang hehehe)
Namun hal tersebut nyatanya tidak mampu menutupi betapa buruknya naskah olahan David Loughery. terlalu banyak lubang yang mengganggu di sana sini. Obsessed tidak beda jauh dengan opera sabun yang penuh dengan konflik tidak penting serta eksekusi yang terkesan dangkal.
Entah apa yang ada di benak Beyonce menerima tawaran bermain dalam film ini, bahkan duduk di kursi produser eksekutif. Karakternya tidak terlalu menonjol dan terus terang kalah moncer di banding aksi “setan” dari Ali Larter. Pendalaman emosi terasa kurang yang sekali lagi disebabkan oleh lemahnya naskah menyebabkan acting Beyonce mengalami penurunan drastis, jika dibandingkan dengan aksinya di Dreamgirls. Usahanya untuk tidak bernyanyi seperti yang selalu dilakukannya di film sebelumnya untungnya patut mendapatkan apresiasi tersendiri.
Ali Larter yang tampil lumayan pun sebenarnya masih bisa lebih gila dan lebih seksi. Sayang hal tersebut kurang terakomodasi dengan baik. Dan sayang sekali, film ini kurang mengeksploitasi seksualitas para pemainnya. Idris Elba sebenarnya secara tampilan cukup meyakinkan sebagai sosok yang membuat para wanita terobsesi olehnya, namun mendekati akhir, karakternya dibuat melempem tak berdaya yang membuat penonton ilfil dengan karakter yang dia perankan.
Melempemnya karakter yang diperankan Idris Elba, tampaknya demi mengakomodasi pertarungan seru kedua pemeran utama wanitanya di akhir cerita. Pada bagian inilah, film ini pantas mendapatkan poin lebih. Asyik rasanya menyaksikan Ali Larter dan Beyonce bertarung habis-habisan, serasa menyaksikan Celebrity Deathmatch. Tak pelak muncul perasaan takjub akan primanya fisik mereka berdua. Ck….ck….ck…
Obsessed memang hanya layak disikapi sebagai sebuah hiburan semata, apalagi bagi mereka yang mengidolakan Beyonce dijamin terpuaskan dengan aksinya yang berbeda dibandingkan dalam film sebelumnya. Dengan jualan nama Beyonce, film ini sukses meraup laba hingga 3x lipat biaya produksi. Meski dikritik oleh banyak pihak ( Obsessed mendapat rating 0/4 dari Rolling Stone), penulis David Loughery kayaknya masih bakal lama karirnya, mengingat sebelumnya sukses komersial dengan Lakeview Terrace yang juga banyak dikritik.….2,25/5

4 komentar:

hakimicture mengatakan...

Kayaknya Fatal Attraction versi baru nih. Saya suka sama perkelahian cewek vs cewek di film. Seru. Hmmm, jadi ingat 2 Days in the Valley, The Hand That Rocks the Cradle. apalagi yah...

gilasinema mengatakan...

Kayaknya film-film yang rilis setelah Basic Instinct banyak tuh

Anonim mengatakan...

Udah nemu bajakan bagusnya. Tapi krn ragu2 ditunda dulu downloadnya.
Baca ulasan bang Gil, jadi males nonton nih. Cari film lain aja deh.......

gilasinema mengatakan...

Jangan terpengaruh ulasanku Bang. Barangkali Bang Yusah malah bisa nemu sisi asyik film ini

Posting Komentar

 
GILA SINEMA. Design by Pocket