Senin, 08 Juni 2009

DRAG ME TO HELL

Senin, 08 Juni 2009


Hidup Christine Brown (Alison Lohman) tiba – tiba saja berubah menjadi neraka setelah pertemuannya dengan Sylvia Ganush (Lorna Raver). Perempuan tua tersebut memohon agar Christine membantu menyelamatkan tempat tinggalnya yang terancam disita. Permintaan tersebut sebenarnya bisa disanggupi oleh Christine, namun demi mengincar posisi kerja yang lebih tinggi serta pembuktian terhadap ibu cowoknya, dia menepiskan permohonan nenek tua itu.
Tidak terima kehidupannya dirampas, Sylvia Ganush menghujat dan mengancam Christine, yang sebenarnya merasa bersalah. Tanpa basa-basi Sylvia Ganush menyerang Christine di tempat parkir. Sekuen ini bisa di bilang sebagai salah satu pertempuran paling seru tahun ini. Sebelum berhasil meloloskan diri, Sylvia Ganush berhasil melempar kutukan kepada Christine yang hanya mempunyai waktu 3 hari untuk lepas dari cengkeraman api neraka.
Rasanya sudah lama sekali Holly tidak merilis film horror yang benar-benar horror dan berkualitas. Belakangan Holly sibuk merilik horor produk Asia dan juga terkesan miskin ide dengan makin rajin membuat ulang film horror klasik. Untung ada Sam Raimi yang menyelamatkan wajah film horror Holly lewat Drag Me To Hell. Menurut Gilasinema, film ini bisa dibilang merupakan salah satu film horror Holly terbaik sepanjang 10 tahun terakhir.
Sam Raimi (bersama Ivan Raimi) berhasil menyajikan tontonan yang benar-benar horror dengan naskah yang kuat dan berisi. Terlihat sekali, naskah mengalami proses penggodokan yang cukup panjang. Setiap hal yang disampaikan mempunyai makna. Ada alasan ketika tokoh utama diberi nama Christine (dengan panggilan Chris), dan juga kenapa ada adegan salib menimpa karakter tersebut. Christine juga digambarkan mempunyai pekerjaan yang berkaitan erat dengan materi (uang). Satu hal yang mampu mendorong manusia menghalalkan segala cara.
Dimasukkannya karakter Dr. Clayton 'Clay' Dalton (Justin Long) yang menguasai psikologi juga bukan sekedar tempelan semata. Begitupun adegan dengan ketika Christine mengalami mimisan yang sedikit berlebihan atau mendengarkan suara-suara mencekam yang menghadirkan suasana terror. Duo Raimi tersebut berhasil menghadirkan neraka yang sesungguhnya.


Neraka hadir sebagai wujud dari rasa bersalah yang dirasakan oleh Christine. Rasa bersalah tersebut divisualisasikan lewat serangkaian terror mengerikan yang diterima oleh Christine. Teror dari rasa bersalah ini pun bisa dipahami lewat kaca mata psikologi. Rasa bersalah muncul karena Christine memang melakukan kesalahan ganda. AMBISI dia meraih posisi kerja yang lebih tinggi membuatnya lupa diri hingga MERENGGUT HAK MILIK ORANG LAIN termasuk kehormatan orang tersebut dengan MEMPERMALUKANNYA di depan umum. Dan kalau dicermati, Christione menyimpan AMARAH dan DENDAM yang menjelang akhir dia ekspresikan dengan tindakan yang cukup brutal berbalut wajah licik dan dingin.
Dosa-dosa diatas tadi sudah cukup untuk mengirim Christine ke neraka. Satu-satunya jalan hanyalah meminta maaf. Namun permintaan maaf tersebut tidaklah berarti kalau tidak ditindaklanjuti dengan perilaku yang lebih baik. Pada akhirnya, siapa yang menanam, dia jualah yang menuai hasilnya.
Bagi para pecinta film horror, dijamin bakal terpuaskan dengan Drag Me To Hell ini. Sejak film dimulai kita disuguhi adegan demi adegan yang sangat meyakinkan dan sedikit mengingatkan pada film horror klasik semacam The Exorcist ataupun Rosemary’s Baby. Sam Raimi sukses menggedor jantung penonton dengan kejutan demi kejutan yang menghentak. Kejutan tersebut makin membuat penonton terkaget-kaget dan misuh-misuh berkat balutan musik menggelegar. Poin plus untuk Christopher Young.
Selain itu, Sam Raimi sukses menyandingkan horror dengan komedi pada satu sajian. Selipan humor yang dihadirkan sukses mencairkan suasana dan terasa pas hingga tidak terkesan membanyol. Namun pendekatan ini pastinya tidak semua penonton bisa menerimanya, hingga mungkin sedikt ilfil dengan kelucuan yang hadir di tengah suasana teror.


Penampilan Alison Lohman yang prima membuat film ini sayang untuk dilewatkan. Dia terlihat rela dan pasrah tubuhnya dibanting sana, banting sini hingga puncaknya harus bergelut dalam lumpur (seksi lho dia di adegan ini). Dan applause panjang pantas diberikan kepada Lorna Raver yang dengan wajah setannya berhasil menakuti Christine dan penonton. Dengan stapples di dahi, kuku runcing tak terawat, mata yang tidak sepadan serta gigi pasangan yang menjijikkan, Lorna Raver sukses menghadirkan sosok setan yang menyebalkan. Sedikit kelemahan pada film ini, yakni akhir cerita yang mudah ditebak. 3,75/5


Bloopers : adegan Christine makan es krim setelah gagal mengumpulkan $10.000. Awalnya terlihat rambutnya masuk ke dalam mangkuk es krim tersebut, namun ketika kamera berpindah, rambutnya berada jauh dari mangkuk.

4 komentar:

hakimicture mengatakan...

Wah, di kota saya belum maen lo filmnya. Kalau soal horror Sam Raimi enggak usah dipertanyakan lagi. Thriller ringan kayak The Gift aja sudah enak banget ditonton berkali-kali (alasannya bukan karena Katie Holmes yang topless loh).

Anonim mengatakan...

Ulasan mantaps masbro. Emang boleh dibilang ini adalah film horror "rasa Hollywood" terbaik dalam satu dekade yang penuh dengan horror jiplakan asia.
Orang asia memang bisa bikin horror yang mantap punya krn pengaruh kulturnya, tp kalau misalnya di copy mentah2 sama Hollywood yg beda budaya jdnya malah kurang serem dan rada aneh.

Gabby Hakim mengatakan...

lumayan berhasil bikin saya kaget-kagetan.. hahaha.. muka neneknya nakutin bgt..

gilasinema mengatakan...

@hakimicture : demi film ini, aku terpaksa "diseret" ke bioskop terdekat yang putar film ini. Butuh waktu tempuh 3 jam (jadi bolak-balik 6 jam). Untung hasilnya sepadan :)
The Gift malah belum liat aku.

@yusahrizal: setuju Bang. Kebetulan barusan liat The Uninvited yang gak ada seremnya blas. Flat banget.

@Gabby : film ini selain mengagetkan, sukses memancing bahasa kotor dari mulutku hehehe...Bakalan diseret ke neraka gak ya?

Posting Komentar

 
GILA SINEMA. Design by Pocket