Senin, 04 Mei 2009

HE’S JUST NOT THAT INTO YOU

Senin, 04 Mei 2009


Conor (Kevin Connoly) dan Gigi (Ginnifer Goodwin) sebenarnya sudah merasa klik satu sama lain meski baru pertama kali bertemu. Sesampainya di apartemen, Conor yang mempunyai ide untuk menelepon Gigi, dilarang oleh temannya, Alex (Justin Long) yang apatis terhadap cinta. Gigi yang merasa ditolak oleh Conor, berusaha melanjutkan hidup dengan tetap berusaha mencari belahan jiwanya. Berdasarkan masukan dari teman kerjanya Gigi mulai bersusaha memahami “aturan” dalam berkencan. Pencarian tersebut justru mempertemukannya dengan Alex yang tidak menyadari dirinya mulai “hanyut’ oleh kehadiran Gigi.
Salah satu rekan kerja Gigi adalah Janine (Jennifer Connely) Janine sedang disibukkan dengan kegiatan mempersiapkan rumah barunya bersama suaminya, Ben (Bradley Cooper). Keduanya sudah berhubungan sejak di perguruan tinggi. Ben yang tampaknya sedang mengalami keraguan akan pernikahannya dengan Janine, tanpa sengaja bertemu dengan Anna (Scarlett Johansson) yang sangat menarik. Ben awalnya berusaha membendung rasa sukanya terhadap Anna, namun siapa yang tahan berdampingan dengan wanita semenarik Anna. Dan terjadilah perselingkuhan yang membuat hidup Ben terselubung dengan lembaran dusta.
Anna mempunyai teman, Mary (Drew Barrymore) yang dikelilingi oleh 3 “lelaki” yang siap berbagi kapan saja. Masalahnya, Mary ingin menjalin hubungan dengan lelaki tulen. Bukan usaha yang mudah di era serba digital. Berkembang pesatnya dunia komunikasi (digital) ternyata membuat manusia makin jauh dan pengecut. Mary mempunyai seorang klien yakni Conor. Keduanya hanya berhubungan lewat telepon dan belum pernah bertatap muka. Meski hanya sebuah hubungan bisnis, keduanya tampak nyaman berkomunikasi.
Conor ini berteman dengan Anna dan secara terus terang jatuh hati kepada Anna. Awalnya Anna tidak ingin membawa hubungan pertemanan tersebut menuju kea rah yang lebih serius, namun setelah insiden Ben yang melukai hatinya, dia mulai menerima Conor sebagai lebih dari sekedar teman. Namun ketika Conor ingin melangkah lebih jauh, Anna kembali mengambil langkah mundur. Disisi lain ada teman Ben, Neil (Ben Affleck) yang telah lama hidup bersama dengan Beth (Jennifer Aniston). Meski terlihat saling menyayangi, Beth nyatanya ingin meresmikan hubungan tersebut. Sebuah ide yang laingsung ditolak oleh Neil yang anti perkawinan. Hal ini membuat Beth memilih untuk “lepas” dari Neil.
He’s Just Not That Into You sekali lagi mengangkat tema hubungan cinta antara lelaki dan perempuan. Bagi yang menggemari kisah seperti halnya Love Actualy, film garapan Ken Kwakis (The Sisterhood of the Traveling Pants) ini tentu akan menarik perhatian. Apalagi dengan barisan cast-nya yang menjanjikan. Masalahnya, tidak mudah menggarap film dengan banyak karakter berbalut kisah yang rumit dan saling terkait, hingga menjadi sebuah tontonan yang tidak melelahkan. Film menjadi begutu riuh dan terkesan cerewet. Seolah kita sedang berada di sebuah jalan yang sangat ramai dan bising, hingga susah untuk berkonsentrasi dan membuat pusing.
Masing-masing tokoh begitu disibukkan persoalan cinta. Dengan durasi yang lebih dari 2 jam, film ini makin terasa membosankan dengan karakter-karakter yang penuh kebimbangan. Dengan banyaknya cast yang hadir, terlihat kebingungan dalam membagi porsi, hingga ada beberapa tokoh yang sangat kurang ditonjolkan. Untungnya, dalam naskah film yang diadaptasi dari sebuah buku self help ini, masih terselip humor-humor yang mampu memancing senyum, terutama beberapa adegan kesalahpahaman yang menimpa Gigi.
Dengan porsi yang lebih banyak dibandingkan karakter lain, tak pelak penampilan Ginnifer Goodwin sebagai Gigi terlihat lebih menonjol dibandingkan pemeran lainnya. Dengan gaya polosnya, peran Gigi pasti akan memikat penonton dan mengangkat karir Ginnifer Goodwin, meski dibandingkan karakter lainnya, karakter dari Gigi sebenarnya paling lazim ditemui di film rom com sejenis. Jennifer Connely dengan porsi tidak sebanyak Ginnifer Goodwin mampu tampil memikat. Hal ini tidajk bisa dilepaskan dari permasalahan yang dihadapi oleh Janine yang terkesan lebih “berat” dibandingkan dengan apa yang menjadi masalah karakter lainnya. Scarlett Johansson sekali lagi tampil sebagai sosok yang menggairahkan dan menggoda.
Drew Barrymore ternyata sangat minim tampil dalam film ini. Drew tampaknya lebih menikmati perannya di balik layar, yakni sebagai produser. Apa yang dialami Mary sangat menarik untuk diangkat menjadi film tersendiri, yakni bagaimana pencarian cinta di tengah gempuran teknologi komunikasi digital. Era dimana “more texting, less talking”. Kisahnya dalam bayangan Gilasinema akan menjadi semacam You’ve Got Mail, namun dengan medium yang berbeda (sms, voice mail, facebook, twitter dan lain-lain)
Secara keseluruhan, He’s Just Not That Into You lumayan menghibur. Tema pencarian cinta sepertinya masih punya pasar yang besar, buktinya film ini untuk sementara sudah meraup pendapatan enam kali lipat dari biaya produksi untuk peredarannya di seluruh dunia. Andai saja, durasinya lebih singkat dan karakter yang lebih sedikit, tentu film akan lebih meninggalkan kesan, karena penonton akan lebih focus hingga mampu menyerap kisah yang dihadirkan. Film ini sekali lagi menegaskan, tidak usahlah terpaku kepada aturan yang seringkali kurang begitu terpercaya keampuhannya. Makin parah kalau kita terlalu dangkal dalam menginterpretasikan aturan tidak baku tersebut. Persolan cinta itu persoalan hati, jadi ya “follow you heart”. Andai saja film ini “disentuh” Richard Curtis……… 3/5

5 komentar:

Awya Richie mengatakan...

wah akhirnya mas gilasinema mereview film ini juga, udah dari muncul pengen bgt nonton nih film, tp blon nongol2 jg di bioskop bali. kualitas bajakannya pun masih memprihatinkan sekali.

sebagai penggemar Drew Barrymore agak kaget ternyata porsinya dikit, iya emg dia suka di belakang layar sekarang, juga mau jadi sutradara begono.

memang seperti Love Actually pertama liat, kalo jujur saya agak tidak suka dg love actually, kecuali beberapa kisahnya saja. bagusan mana mas dg Love Actually? meskipun saya sih menaksir film ini pasti seperti rom com khas hollywood yg tetap menarik, tidak seperti kelas British yg kadang agak susah dicerna.

thanks.

ieraiera mengatakan...

aku suka aku suka..soalnya salah satu kisahnya "aku banget"..wakakakakak...

gilasinema mengatakan...

@awya : masalahnya, Gilasinema sangat menyukai guyon khas Inggris, jadi ya Love Actually setingkat lebih memikat dibandingkan film ini. Kembali ke masalah selera sebenarnya.

@iera: yang mana tuh :)

Anonim mengatakan...

emang udah keluar ? nonton bajakanya ya ?

kayaknya gue bakal suka nih hahaha because i love love actually so much! :)

GILASINEMA mengatakan...

Pastilah bajakan :P Soalnya bioskop terdekat kayaknya baakal gak putar film ini

Posting Komentar

 
GILA SINEMA. Design by Pocket