Senin, 09 Maret 2009

THE LAST MISTRESS (UNE VIEILLE MAITRESSE)

Senin, 09 Maret 2009


The Last Mistress ceritanya sangat simple. Seorang pria, Ryno (Fu”ad Aid Aattou) berniat menikahi seorang wanita dengan reputasi baik, Hermangarde (Roxanne Mesquida). Banyak pihak yang meragukan niat baik Ryno, bahkan ada yang secara terus terang meragukan kesetiaan dari Ryno, mengingat hingga mendekati hari pernikahan, Ryno masih menjalin dengan hubungan dengan Velline (Asia Argento).
Keduanya terlibat hubungan panas dan putus sambung dalam kurun waktu sepuluh tahun. Wajar banyak pihak meragukan Ryno akan mudah lepas dari “cengkeraman” Vellini. Hingga suatu malam, nenek Hermangarde menggali kisah percintaan Ryno dengan Vellini untuk merasa yakin. Vellini sebenarnya sudah mempunyai suami. Pertemuannya dengan Ryno dengan segala kenekatannya mampu membuatnya meninggalkan segala kemapanan yang diberikan oleh suaminya.
Namun kenyataannya, hubungan keduanya tidak bisa dikatakan mulus, mengingat kepribadian keduanya yang cenderung suka tantangan dan permainan. Timbul kesan keduanya terlibat dalam sebuah permainan saling menaklukan yang tak jarang menyakiti perasaan keduanya. Namun hal tersebutlah yang membuat keduanya saling tergantung. Nafsu akan tantangan dan permainan.
Akhirnya, tibalah hari pernikahan antara Ryno dan Hermangarde. Selang beberapa waktu keduanya hidup damai. Namun semuanya berubah ketika Vellini kembali memunculkan dirinya dalam hidup Ryno. Meski awalnya berusaha menolak kehadiran Vellini, Ryno pada akhirnya kembali takluk di kaki wanita simpanannya meski dengan sembunyi – sembunyi. Hingga pada akhirnya, aksi rahasia mereka diketahui oleh Hermangarde.
Sudah banyak kisah mengenai wanita simpanan ditampilkan di layar, terutama di era korset ketat. Selain ada The Duchess di sisi The Duke, selalau digambarkan kehadiran seorang Mistress di sisi yang lain. The Last Mistress lebih menyoroti kehidupan dari wanita di sisi yang “lain” tersebut. Meski digambarkan berwatak “setan” Vellini tetaplah sosok manusia yang juga mempunyai rasa sakit akibat kehilangan. Kita dibuat maklum dengan aksinya, mengingat hubungannya dengan Ryno yang sudah terjalin sangat lama. Bedanya dengan wanita tersakiti lainnya, bukannya tenggelam dalam kedukaan, Vellini merealisasikannya dengan sebuah aksi “sabotase”, meski tidak seekstrem yang dilakukan oleh Alex Forrest di Fatal Attraction.
Karena menitikberatkan pada karakter Vellini, tentu saja Asia Argento mengemban tugas yang tidak ringan. Dan untungnya dia mampu mewujudkan dengan baik karakter seorang wanita simpanan yang liar menggoda, tersakiti dan agak “gila”. Dalam sebuah adegan, “kegilaan” tersebut digambarkan dengan adegan Vellini menjilati darah yang keluar dari tubuh Ryno. Entah “kegilaan” ini wujud dari rasa cinta atau nafsu belaka, mengingat keduanya banyak diganbarkan saling membelit di ranjang. Yang menarik, oleh sutradara Catherine Breillat, untuk mengimbangi keliaran Asia Argento dihadirkan Fu”ad Aid Aattou yang berwajah “cantik” dan baby face serta Roxanne Mesquida yang segar dan mulus, hingga akhirnya penampilan ketiganya menghadirkan komposisi yang aneh, namun terasa pas.
Film tentang pria atau wanita idaman lain rasanya tidak afdol tanpa visualisasi gelinjang di ranjang. Dalam film yang diadaptasi dari novel karangan Jules Amédée Barbey d'Aurevilly (what a name!) ini ada beberapa adegan yang mengumbar ketelanjangan. Sebuah hal yang mudah saja bagi Asia Argento yang hampir selalu memamerkan bagian atas tubuhnya di setiap filmnya. Selain Asia Argento, yang menarik dalam film ini adalah (seperti biasa) kostum dan hair do yang dihadirkan. Bolehlah ditandingkan dengan apa yang ditampilkan dalam The Duchess. Dan lewat film ini, seakan menegaskan sebuah kebiasaan yang tertancap kuat di era korset ketat, terutama pergaulan tingkat atas, yakni kebiasaan bergosip.
Pada akhirnya, seperti halnya cerita cinta segitiga lainnya, tidak ada yang benar-benar menang dan bahagia. Ada harga yang harus dibayar. Namun yang memprihatinkan adalah selalu ada korban, yang dalam kisah ini Hermangarde lah yang menjadi korbannya. Madu memang manis, tapi tidak dengan dimadu. 3,25

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Wah, ini mungkin cuplikan film yang saya liat waktu wawancara Dario Argento dan Asia Argento di tv Rai Italia. Nonton dimana bang ?

Anonim mengatakan...

Di bajakan dong. Mau dimana lagi :P

Posting Komentar

 
GILA SINEMA. Design by Pocket