Kamis, 18 Desember 2008

THE DUCHESS

Kamis, 18 Desember 2008


Georgiana, Duchess of Devonshire, merupakan sosok wanita yang kondang di era 1780-an. Tidak hanya di kenal sebagai seorang yang sangat bergaya (fashionable) tetapi juga sosok yang cerdas dan aktif. Georgiana terkenal dengan berbagai aktivitasnya di dunia politik. Sebuah pencapaian yang luar biasa, mengingat dia hidup di era yang masih menempatkan perempuan masih dipandang sebelah mata. Satu hal lagi yang menonjol pada diri Georgiana adalah kesukaannya bermain di meja judi. Tidak heran kalau kenyataannya dia berteman dengan Marie Antoinette yang tak kalah eksentrik.
Georgiana mendapatkan gelar Duchess of Devonshire setelah menikah dengan Duke of Devonshire pada 6 Juni 1774. Pada saat dia menikah, usianya belum genap tujuh belas tahun! Bukan pernikahan yang membahagiakan mengingat The Duke punya banyak affair dengan wanita, termasuk dengan sahabat yang ditolong oleh Georgiana, Lady Elizabeth Foster. Bahkan keduanya memutuskan untuk menikah setelah Georgianan meninggal dunia. Georgiana sendiri tidak bisa dibilang bersih dari skandal. Perselingkuhannya dengan Charles Grey, hingga membuahkan seorang anak perempuan, Eliza Courtney.
Film The Duchess ini mengangkat apa yang sebenarnya terjadi di balik kehidupan Georgiana sebagai Duchess of Devonshire. Tentang pernikahannya yang tidak bahagia, mengapa dia tetap menampung sahabatnya sekaligus selingkuhan suaminya sampai dengan apa yang terjadi dengan kisah cinta terlarangnya dengan Charles Grey. Georgiana meninggal dunia di usia yang bisa dibilang masih muda, yakni di usia 48 tahun pada tanggal 30 Maret 1806, meninggalkan 2 anak perempuan dan satu anak laki-laki.
Mencermati kisah hidup Georgiana, mau tidak mau terlintas kisah hidup Putri Diana yang tragis. Sama-sama terjebak dalam sebuah pernikahan semua meski bergelimang harta dan tahta yang tentu saja memberinya berbagai hak ekslusif yang tidak semua orang bisa menikmatinya. sebagai pelarian, kedua perempuan ini banyakaktif di luar rumah, hingga banyak mendapatkan simpati. Yang membedakan dari keduanya adalah, kalau Georgiana menikah dengan orang yang sebenarnya tidak dia cintai, dan dikhianati karena suaminya benar-benar brengsek, hingga menggunakan alasan ketidakmampuan Georgiana memberikan anak laki-laki sebagai pembenaran. Pada Putri Diana, kehidupan rumah tangganya “dihantui” oleh baying-bayang cinta pertama dari si suami.
The Duchess seperti umumnya film di era korset ketat, berkutat mengenai masalah peran dan status. Sulit memang hidup di lingkungan dimana control social dijalankan dengan amat sangat ketat. Tak pelak kondisi ini menuntut individu yang tinggal didalamnya untuk mampu “berperan” dengan baik tanpa cela, meski terasa menyakitkan sekalipun. Banyak actor dan aktris hebat di lingkungan ini, yang selalu berjalan dengan tegak meski dengan memakai topeng kepalsuan. Posisi Duchess yang banyak diincar kaum hawa di jamannya, ternyata tidak menjamin kebahagiaan. Yang terjadi tak ubahnya terjebak dalam sebuah sangkar emas yang meski terlihat indah, namun menimbulkan kekangan yang menderitakan.
Dibandingkan dengan Elizabeth atau Marie Antoinette, Georgiana bisa dibilang kalah pamor. Karenanya, bagi yang kurang tahu sejara hidupnya akan sulit untuk berempati dengan apa yang terjadi dengan Georgiana di layar. Apa yang menimpa Georgiana seolah-olah menjadi harga yang harus dibayar dari pilihan yang dia ambil, yakni menikaho seorang Duke. Mungkin ini yang ingin disampaikan oleh sutradara Saul Bibb yang mendasarkan kisah film pada biography yang ditulis oleh Amanda Foreman, bahwa status tidak menjamin kebahagiaan.
Keira Knightley dan korset ketat? Rasa-rasanya aktris yang satu ini sudah terlalu sering bermain film dengan kostum seperti ini. Bahkan di trilogy Pirates of The Caribbean pun dia berpenampilan seperti itu. Terus terang bosan juga melihatnya. Bukan karena kating dia buruk, hanya bosan saja. Ada baiknya dia mencoba peran yang lebih “kini”. Kalau mau jujur, secara fisik dia juga kurang pas memerankan perempuan di era korset ketat, mengiungat bodynya yang tipis (maaf kalau jadi main fisik). Karena berdasar pengetahuan, di era tersebut, perempuan yang cantik adalah perempuan yang montok. Hingga ketika menggunakan korset, dadanya begitu menonjol indah 
Di The Duchess, penampilan Keira Knighley makin aneh dengan tatanan rambut yang terkesan “berkelebihan” alias “berkepunjulen”. Memang sih dia seorang fashionista, tapi apa memang harus semenjulang itu rambutnya. Untung busana yang dipakai Keira sedikit membantu menjadi lebih enak dilihat. Penampilan Ralph Fiennes justru mampu mencuri perhatian. Dia sangat pas sekali berperan sebagi pria dingin, egomaniak, tukang selingkuh dan selalu berusaha mendapatkan apa yang dia inginkan dengan cara apapun, kalau perlu dengan mengancam istrinya sendiri. Ini pria memang benar-benar bangsat. makin bangsat ketika dia tidak merasa bersalah sedikitpun. Ralph Fiennes sukses membuat penonton membenci peran yang dia mainkan
Bagi penggemar Keira Knighley, mungkin tidak akan melewatkan film ini. Dalam salah satu scene dia berani tampil topless. Meski tidak se-memorable scene Halle Berry di Swordfish, tapi bolehlah sebagai bonus. Sekedar informasi, ternyata Putri Diana setelah ditelusuri, ada hubungannya dengan Georgiana ini lho. 3,25/5

0 komentar:

Posting Komentar

 
GILA SINEMA. Design by Pocket