Jumat, 31 Oktober 2008

PROM NIGHT

Jumat, 31 Oktober 2008



Prom Night yang sebenarnya sebuah peristiwa penuh hura-hura dan tidak penting, entah mengapa mendapatkan tempat yang istimewa bagi para remaja. Prom Night sering diidentikkan dengan saat yang tepat untuk melakukan apa yang sebelumnya belum (sempat) terlaksana. Mulai dari mendapatkan pacar, pembalasan dendam, mabuk-mabukkan hingga saat yang tepat untuk melepaskan keperawanan/keperjakaan.
Prom Night juga mendapatkan tempat istimewa di Hollywood. Tidak terhitung banyaknya film yang mengambil moment Prom Night sebagai setting klimaks cerita. Kebanyakan memang sebagai sarana pernyataan cinta atau sekedar penyaluran hasrat seksual. Namun dalam film ini, Prom Night dijadikan saat yang tepat untuk menuntaskan sebuah pembunuhan yang belum selesai di masa lampau.
Film Prom Night ini menegaskan keranjingan Hollywood ini akan film horror yang popular di era 1980-an. Tampaknya Hollywood memang sedang mengalami kekeringan ide (film horror) hingga harus mencomot ide yang telah jadi. Kalau tidak dari film horror masa lampau yang lumayan sukses ya comot saja ide cerita film horror Asia yang sukses. Hasilnya? Hampir semuanya tampil mengecewakan.
Pun demikian dengan Prom Night. Atmosfer horror tidak terasa sama sekali, alur cerita mudah ditebak dan tidak meyakinkan serta banyak adegan tidak penting yang berfungsi untuk menambah durasi film yang tetap saja tidak sampai 90 menit. Jangan samakan dengan Scream yang begitu menghentak, bahkan dibandingkan dengan I Know What You Did Last Summer, film ini terasa begitu melempem. Hal ini makin diperparah dengan buruknya acting para pemainnya. Poin terendah patut dialamatkan pada Jonathan Scaech. Bukan berarti yang lain tampil bagus, hanya saja penampilan Jonathan Scaech terasa begitu mentah.
Meski terlalu banyak “dosa’ yang menghinggapi film ini, namun ternyata Prom Night benar-benar mempunyai tempat yang istimewa di hati remaja. Sebagai bukti film ini ketika dirilis mencapai hasil dua kali lipat dari biaya produksi! 2/5

0 komentar:

Posting Komentar

 
GILA SINEMA. Design by Pocket