Jumat, 31 Oktober 2008

GARA – GARA BOLA

Jumat, 31 Oktober 2008


Heru (Herjunot Ali) adalah seorang pemuda yang cinta dan lihai mengolah bola. Hal ini digambarkan dengan efektif lewat gambar-gambar yang seolah memamerkan gocekan kaki Heru. Dia bersahabat dengan Ahmad (Winky Wiryawan) yang juga seorang penggila bola, maksudnya gemar taruhan pertandingan bola.
Kegilaan Ahmad dengan judi bolanya membuat mereka berdua terlibat masalah, karena Ahmad yang sembrono pasang taruhan tanpa pertimbangan matang. Masalah dimulai dari ditendangnya mereka dari tempat kost yang mereka tinggali dengan ibu kost yang tidak mau mendengar kata “tidak”. Masalah terbesar mereka adalah dikejar-kejar tukang tagih suruhan mafia judi, yang ternyata adalah ayah dari gadis yang dipacari oleh Heru.
Masalah yang dihadapi Heru makin pelik karena ceweknya ngambek, ayah yang mata keranjang, ibu yang terus meratap. Belum lagi manajer tempat dia bekerja yang reseh. Belum cukup? Mereka harus melunasi hutang mereka dengan batas waktu yang makin menipis. Akhirnya mereka berdua memutuskan untuk merampok tempat Heru bekerja yang nota bene milik ayah Heru. Aksi yang seharusnya lancer tersebut menjadi kacau ketika berbenturan dengan kepentingan beberapa pihak.
Dengan alur cerita yang cepat, tokoh – tokoh yang berseliweran dengan berbagai macam karakter easy going yang tidak bener serta berbagai macam kepentingan menghasilkan sebuah tontonan yang sangat efektif dalam menghadirkan sebuah hiburan. Belum lagi durasinya yang tidak menyentuh 90 menit.
Menyaksikan film ini tidak bisa dipungkiri mengingatkan kita pada dua film Guy Ritchie yaitu Snatch dan Lock, Stock and Two Smoking Barrels, atau filmnya Barry Levinson yang Get Shorty. Film – film tadi berisi alur cerita yang cepat, banyak tokoh dengan karakter “tidak jelas” dan adanya tabrakan kepentingan berbagai pihak. Intinya menggambarkan situasi yang kacau dan riuh. Masih ingat dengan betapa carut marutnya nasib para tokoh dalam film Smokin’ Aces?
Bagi penonton yang menggemari judul-judul film tadi, tentu akan merasa terhibur dan terpuaskan. Namun, bagi mereka yang kurang terbiasa jadinya akan sedikit bingung. Terutama dalam menangkap maksud pembuat film. Sedikit saran, tidak perlu terlalu pusing menyikapi film jenis ini, karena tujuannya memang untuk menghibur. Kalau memang masih ngotot mencari pesan dari film ini, simple aja jadilah manusia yang bener dan tidak berlu bermain judi. That’s it!
Sebagai sebuah hiburan, Gara-Gara Bola! cukuplah. Ada beberapa hal yang mengganggu seperti beberapa muatan yang lumayan “dewasa”, logika cerita dan permilihan judul. logika cerita masih bisa tertutupi dengan alur cerita yang cepat, hingga penonton yang paling teliti sekalipun akan segera melupakannya. Tentang judul, terkesan sedikit dipaksakan. Kenapa judulnya harus menggunakan bola. Padahal bola hanya ditampilkan sekejap saja. Belum lagi sub plot yang dipilih soal persaingan usaha yang jauh urusannya dari bola. Mungkin lebih tepat kalau judulnya Gara-Gara Judi! atau Gara- Gara Utang!
Dari barisan cast-nya, Herjunot Ali memberikan penampilan yang lumayan segar. Mungkin sedikit mengobati kebosanan akan pemain cowok yang itu-itu saja. Winky Wiryawan berusaha tampil beda, lumayan berhasil kalau saja rambutnya tidak seperti itu. Sangat mengganggu. Kesegaran hadir lewat Laura Basuki. Meski sekedar tempelan, tapi bolehlah. Kredit tersendiri pantas diberikan untuk Aming dan Aida Nurmala. Entah mengapa Aming selalu menghadirkan suasana lucu. Padahal perannya ya itu-itu saja. Aida Nurmala sukses tampil nakal , jalang, norak dan murahan.
Gara – Gara Bola! bak hujan dimusim kemarau. Sedikt kehilangan moment memang dan kurang pas waktu perilisannya, namun tetap mampu memberikan kesegaran. Andai saja timingnya tepat, pasti film ini akan mendapatkan sambutan yang lebih, hingga tidak harus turun layar sebelum satu minggu tayang. Sungguh sayang sekali. Dan sangat disayangkan apabila penonton keluar dari gedung bioskop sebelum credit title benar – benar habis, karena ada penampilan khusus dari Aida Nurmala yang Merem Melek. 2,75/5

0 komentar:

Posting Komentar

 
GILA SINEMA. Design by Pocket