Jumat, 24 Oktober 2008

FLASHBACKS OF A FOOL

Jumat, 24 Oktober 2008


Joe Scott (Daniel Craig) adalah seorang selebriti Hollywood (actor). Di usia yang menuntut kedewasaan, perilaku Joe Scott layaknya remaja yang “mampir” di dalam tubuh orang dewasa. Segala perilakunya dimaksudkan untuk mencapai kepuasan pribadi. Sejak menit pertama sudah diperlihatkan betapa hedonisnya si Joe Scott ini lewat percintaan bertiga yang samar – samar tapi lumayan panas.
Dia juga seorang egomaniak menyebalkan yang selalu mengharuskan keinginannya segera terpenuhi. Tidak heran, sedikit sekali orang yang dekat dengan dia. “Pengasuhnya”, Ophelia (Eve) sebenarnya sudah berniat berhenti, dan segera membatalkannya hanya karena iming – iming gaji yang lebih tinggi. Belum lagi para perempuan yang dia undang ke ranjangnya, yang lebih mempedulikan diri mereka sendiri. Kehidupannya diperparah dengan kecanduannya terhadap zat terlarang. Anjing yang berak di mobilnya rasanya merupakan ganjaran yang tepat terhadap orang yang satu ini.
Meskipun sebenarnya bergelimang ketenaran (yang segera surut), Joe sebenarnya sosok yang kesepian dan menyimpan kemarahan. Sebuah gambaran klise untuk orang-orang kondang layaknya novel picisan karya Joan Collins. Semuanya berubah ketika dia mendapatkan kabar dari kampung halamannya. Segera kabar tersebut membawa penonton untuk melihat siapa sebenarnya Joe Scott ini dan mengapa dia berkepribadian seperti itu.
Secara garis besar cerita, sebenarnya Flashback of a Fool ini bukanlah sesuatu yang baru. Sudah banyak film yang mengangkat kisah masa lalu tokoh utamanya apalagi perjalanan hidup orang kondang macam film Ray. Dan film berjenis seperti ini hampir semuanya mempunyai ujung yang sama yakni bagaimana mereka berdamai dengan masa lalunya tersebut. Intinya setiap orang itu mempunyai bayangan yang akan selalu mengikutinya sepanjang hidupnya. Pernah melihat orang yang tidak mempunyai bayangan? Berarti orang tersebut hidup dalam kegelapan, atau lebih mengerikan lagi, bisa saja dia adalah sesosok hantu.
Lalu apa yang istimewa dari film ini? Tidak lain adalah kepiawaian sutradara Baillie Walsh dalam mengemasnya menjadi tontonan yang indah dan puitis. Cerita yang biasa berhasil dia bingkai dengan gambar-gambar yang sedap dimata. Baillie Walsh juga piawai menjaga irama dengan baik hingga tidak membuat penonton menjadi bosan. Film ini terasa puitis bak novel dan mengalun dengan tenang menghanyutkan, dengan tanpa melupakan memasukkan sebuah tragedy yang pasti akan membuat penonton terhenyak. Tragedy yang ditampilkan merupakan salah satu poin terbaik dari film ini. Tidak heran kalau peristiwa tersebut bisa membuat hidup para tokoh yang ada menjadi hancur berantakan.
Meski tidak istimewa, Baillie Walsh mampu menghadirkan cerita yang rapi. Kalau diperhatikan, sebenarnya tidak banyak perubahan berarti dalam diri Joe menjalani hidupnya yang bisa dilihat dari pemilihan lokasi tempat tinggalnya. Sebelum tragedy yang merubah segalanya, Joe sebenarnya remaja yang manis, semanis sebagaimana dia pada akhirnya tahu apa yang harus dia lakukan, meskipun akan membuat penonton bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi, karena sutradara mengemasnya dengan bahasa gambar yang mungkin bagi sebagian penonton kurang begitu jelas maksudnya.
Kalau misalnya bosan dengan ide cerita yang ditawarkan, rasanya sangat disayangkan melewatkan gambar-gambar yang dihadirkan dalam film ini. Selain tentu saja kehadiran Daniel Craig yang sekaligus merangkap sebagai produsernya. Bagi yang pernah melihat promonya, jangan terlalu berharap akan memelototi Daniel Craig sepanjang durasi karena dia berbagi layar dengan actor muda Harry Eden (dengan penampilan yang cukup segar) yang berperan sebagi Joe muda. Promonya memang sangat menonjolkan Daniel Craig dengan segala sisi seksinya (bagi mereka yang menganggapnya sexy).
Namun jangan kuatir, sebagai produser Daniel Craig bukanlah sosok yang pelit. Dia termasuk royal mengobral tubuhnya buat penonton. Dari setengah telanjang sampai telanjang. Begitu menampilkan dirinya, yang pertama tergambar adalah pantatnya. Belum lagi opening title nya yang berisi tiga tubuh telanjang menggelinjang (kalau masuk bioskop Indonesia pasti pusing motongnya). Selamat menikmati. 3,25/5

0 komentar:

Posting Komentar

 
GILA SINEMA. Design by Pocket