Jumat, 24 Oktober 2008

THE CHASER ( CHUGYEOGJA )

Jumat, 24 Oktober 2008



Sudah lama sekali kita tidak disuguhi film semacam The Silence of The Lambs, Seven ataupun Kiss the Girls. Kerinduan tersebut terjawab oleh film Korea Selatan bertajuk The Chaser. Di Negara pembuatnya sana, film ini mendapatkan sambutan meriah, meski didalamnya menampilkan beberapa adegan kekerasan yang cukup sadis.
Film ini berkisah mengenai Joong Ho (Yun-seok Kim ) seorang mantan polisi yang beralih menjadi seorang germo. Akhir – akhir ini dia disibukkan dengan menghilangnya beberapa “anak buahnya’ secara misterius. Joong Ho digambarkan sebagai sosok germo yang kurang simpatik. Yang ada dibenaknya hanyalah bagaimana para anak buahnya bisa menghasilkan uang tanpa mempedulikan kondisi mereka. Penggambaran tokoh utama yang jauh dari simpatik ini seakan-akan memberikan janji kalau kita akan disuguhi dengan tontonan yang berbeda.
Joong Ho yang berpikir anak buahnya melarikan diri berusaha mengusut keberadaan mereka setelah perempuan terakhir yang dia kirim, Mi Jin (Yeong-hie Seo ) yang tiba – tiba menghilang dan meninggalkan seorang anak. Selanjutnya kita disuguhi cerita kelam yang dibalut dengan gambar- gambar suram. Kita diajak untuk menyusuri lorong – lorong gelap nan kumuh yang sangat membantu membangun ketegangan.
Pada akhirnya pelaku berhasil ditangkap yaitu seorang pria sakit bernama Young-min Jee (Jung-woo Ha ) yang senang menghancurkan kepala korbannya dengan palu tanpa ampun. Apakah film selesai setelah pelaku bisa tertangkap? Ternyata belum karena Joong Ho harus berpacu dengan waktu untuk menemukan Mi Jin demi anaknya. Masalah makin seru dan menegangkan ketika pelaku dibebaskan karena polisi kesulitan mengorek informasi darinya. Belum lagi beberapa peristiwa yang melibatkan emosi dari Joong Ho yang meledak –ledak yang membuatnya juga menjadi sasaran buruan dari polisi. Film diakhiri dengan perkelahian yang seru dan dikemas secara realistis antara Joong Ho dan Young-min Jee.
Berhasilkan usaha Joong Ho dalam menyelamatkan Mi Jin dan mempersatukan kembali dengan anaknya? Bagaimana nasib dari Anak kecil tersebut? Dan bagaimana nasib Joong Ho selanjutnya ketika dia didapati memegang senjata yang digunakan oleh pelaku untuk menghabisi korban-korbannya? Apa sebenarnya motif dari pelaku? Untuk sampai pada semua jawaban tersebut kita disuguhi dengan adegan demi adegan yang lumayan memacu jantung.
Untuk menetralisir suasana, sutradara Hong-jin Na mengemasnya dengan balutan komedi di tengah-tengah film. Mungkin akan terasa garing dan membosankan bagi penonton di luar Korea Selatan. Namun hal ini mempu memberi penegasan tersendiri bahwa film Korea Selatan memang mempunyai ciri khas tersendiri. Film makin terasa komplit dengan beberapa adegan yang mampu memancing simpati penonton, atau bahkan ada yang sampai meneteskan air mata ketidakrelaan atas pilihan penulis cerita mengakhiri nasib salah satu karakter dalam film ini (ups…)
The Chaser makin menarik berkat karakter tokoh utamanya yang berkembang. Dari seorang germo keparat, kepribadiannya mengalami perubahan sejak bertemu dengan anak Mi Jin. Ternyata dia belum kehilangan nalurinya sebagai aparat kepolisian pelindung dan penegak keadilan. Tentunya hal ini tidak bisa terwujud tanpa peran dari aktornya yang mampu menerjemahkan karakternya dengan baik.
Kerinduan kita akan film-film thriller bermutu terjawab sudah lewat The Chaser ini. Melihat hasil akhirnya yang mendapatkan hasil positif dari segi kualitas maupun kuantitas, tidak mengherankan kalau tersiar kabar Leonardo DiCaprio tertarik untuk membawa kisah ini untuk dibuat ulang oleh Hollywood. Semoga nantinya hasilnya tidak mengecawakan. 3,75/5

0 komentar:

Posting Komentar

 
GILA SINEMA. Design by Pocket