Sabtu, 05 Juli 2008

PENELOPE

Sabtu, 05 Juli 2008



Bagaimana perempuan memaknai kebahagiaan di dunia yang makin mementingkan gaya daripada makna ini? Dunia dimana manusia diperbudak oleh hal – hal berbau material dan keindahan fisik. Mempunyai wajah cantik dan tubuh proporsional, serta dipersunting pangeran tampan yang akan menjamin kehidupan bahagia selama – lamanya?
Penelope hadir untuk menyadarkan kita bahwa ada hal yang lebih penting dari keindahan ragawi. Untuk sampai pada pemahaman tersebut kita diajak untuk melihat perjalanan Penelope (Christina Ricci) dalam usahanya (usaha ibunya tepatnya) untuk mendapatkan jodoh yang akan menghapus kutukan yang menimpa dirinya.
Perlu diinformasikan bahwa leluhur Penelope mendapatkan kutukan dari seseorang yang tersakiti. Kutukan tersebut adalah bahwa keturunan perempuan leluhur Penelope akan mempunyai hidung layaknya hidung babi dan kutukan tersebut akan hilang ketika anak perempuan tersebut menemukan cinta sejatinya. Malang bagi Penelope, karena generasi sebleumnya tidak sampai terkena kutukan karena dialah keturuna perempuan pertama dari dinasti Wilhern yang terpandang.
Tidak ingin hidup dengan malu, Jessica (Catherine O’Hara) “mematikan” Penelope dan menjauhkan Penelope dari dunia luar yang kejam dengan sesuatu yang berbeda. Sampai tiba waktunya, Jessica merasa sudah waktunya bagi Penelope menikah untuk membuang kutukan tadi. Satu persatu pria dari keluarga yang dipandang layak diundang untuk dikenalkan dengan Penelope. Semuanya berakhir dengan kisah yang sama: si pria datang dengan antusias, namun pergi dengan wajah shock.
Hingga datanglah Jhonny (James McAvoy) yang sebenarnya sudah klop, namun karena salah pengertian hubungan yang sudah terjalin mengalami kerusakan. Penelope yang makin tidak kuat menghadapi perilaku ibunya, berontak dengan lari meninggalkan rumahnya. Di sisi lain ada pihak – pihak yang ingin membongkar jati diri Penelope.
Pada akhirnya terkuaklah wajah asli dari Penelope. Berbagai simpati datang kepada Penelope, namun semuanya terasa palsu. Hal ini membuat Penelope merasa kesepian di tengah dunianya yang makin riuh. Akhirnya dia menyerahkan semuanya pada pilihan yang diambil oleh ibunya. Cerita tidak berakhiir sampai disini, karena Penelope akhirnya menyadari apa sebenarnya yang dia mau dan yang paling dia cintai.
Sama seperti wajah Penelope yang unik, film ini juga mampu menyuguhkan sesuatu yang berbeda. Hasil akhir dari film ini seakan dimaksudkan untuk mengejek pakem film – film komedi romantis yang terkena cinderella syndrome. Bagaimana seorang perempuan yang biasa – biasa saja, di akhir cerita dapat hidup berbahagia dengan pangeran impian. Penelope mengajak kaum perempuan untuk lebih menghargai segala kekurangan dan kelebihan yang mereka miliki. Salute untuk pemilihan solusi bagi kutukan yang menimpa Penelope.
Intinya film patut ditonton oleh kaum perempuan. Begitupun kaum pria agar lebih melihat isi daripada kemasan. Film ini juga layak tonton karena sangat menghibur. Dibalut bak cerita dongeng, sutradara Mark Palansky mampu mengemas film dengan baik dengan menghadirkan beberapa humor segar dan kemasan visual yang sangat nyaman di mata. Permainan Christina Ricci begitu dominant, mengingat cerita yang memang menitikberatkan pada dirinya. Di barisan pendukung, penampilan Catherine O’Hara yang paling berkesan. Reese Witherspoon yang juga bertindak sebagai produser memang tidak begitu penting, namun tidak mengganggu jalannya cerita. Sedang James Mc Avoy terlihat begitu muda dan lugu. Wajar, mengingat film ini sudah tersimpan selama 2 tahun.
Film – film semacam ini harusnya lebih banyak lagi agar penonton sadar bahwa menjadi berbeda itu bukanlah sesuatu yang tabu. Intinya jangan takut untuk menjadi berbeda. Penelope mengajak kita untuk tidak klise. Membosankan. Melihat hasil akhir dari film ini secara financial, rasa – rasanya penonton masih lebih suka dijejali dengan sesuatu yang klise. Kisah bak Cinderella. Tidak mengherankan kalau Enchanted yang berjalan sesuai pakem dongeng mendapatkan dolar yang jauh lebih baik. Atau mungkin Penelope kesulitan “menjual” dirinya karena melawan arus yang begitu kuat hingga harus tersimpan selama 2 tahun sebelum diedarkan secara luas? 3,25/5

0 komentar:

Posting Komentar

 
GILA SINEMA. Design by Pocket