Senin, 07 April 2008

ONCE UPON A TIME

Senin, 07 April 2008


Pada suatu masa di Korea, tepatnya di tahun 1944 ditemukan permata super besar yang diberi nama “The Light of East” atau Cahaya Timur. Permata tersebut merupakan peninggalan yang mempunyai nilai sejarah yang tinggi bagi bangsa Korea. Namun karena pada saat itu Korea dikuasai oleh Jepang, maka permata berharga tersebut dikuasai oleh pihak Jepang.

Setahun berlalu setelah ditemukannya permata tersebut, ada kabar kalau permata tersebut akan dipertontonkan untuk khalayak umum. Tak urung kabar tersebut menarik perhatian banyak pihak. Mulai dari Bong-gu (Park Yong-woo), seorang broker barang antik yang flamboyan, Chun-ja (Lee Bo-young) penyanyi jazz yang menjadi pencuri hebat bernama HaeDangHwa sampai pemilik bar beserta pelayannya, serta beberapa pihak lainnya.

Sudah bisa ditebak, permata hilang sesaat sebelum dipertontonkan. Pihak Jepang bagai kebakaran jenggot dan berusaha menangkap pencurinya. Disinilah konflik mulai berjalan. Jangan membayangkan petualangan seru ala National Treasure. Sutradara Jeong Yong-Ki mengemas film ini dengan balutan komedi yang di beberapa bagian mungkin terasa berlebihan, apalagi dengan beberapa guyonan local yang mungkin sulit membuat penonton luar untuk tertawa. Namun tak urung terdapat beberapa adegan yang lumayan memancing tawa. Berapa adegan action juga digarap lumayanlah. Untuk sebuah film beraroma petualangan, atmsfer ketegangan tidak begitu muncul.

Yang membuat film ini berbeda dengan film lain dengan tema sejenis adalah gesekan antara para tokoh yang terlibat dalam film ini. Situasi yang ada menyebabkan kecurigaan antar para tokohnya. Akibat pendudukan Jepang, banyak orang Korea yang berusaha menjadi Jepang agar bisa bertahan hidup. Mereka merubah nama mereka, berbicara dengan bahasa Jepang dan juga mengabdi pada orang Jepang. Mereka hidup dengan identitas ganda. Hal inilah yang menyebabkan rasa curiga di antara mereka semakin tajam. Pada pertengahan cerita, terkuak siapa mereka sebenarnya. Pada akhirnya rasa nasionalisme lah yang menjadi pemenang. Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh.

Dalam beberapa bagian, penonton akan merasakan beberapa kejanggalan yang mungkin akan menganggu kenikmatan menonton film ini. Kalau perasaan ini muncul, hal ini menjadi bukti betapa pintarnya penulis naskah film ini. Di akhir cerita kita disuguhi fakta mengejutkan seputar keberadaan permata yang menjadi sentral cerita yang akan menjawab kejanggalan yang ada. Rasa janggal tidak akan muncul kalau kita membaca dengan sungguh – sungguh judul dari film ini, ONCE UPON A TIME…… 2,75/5.

0 komentar:

Posting Komentar

 
GILA SINEMA. Design by Pocket