Jumat, 16 November 2007

HAIRSPRAY

Jumat, 16 November 2007

Film musikal banyak mengangkat cerita seputar dunia hiburan, begitu juga yang ditampilkan dalam Hairspray. Masalah rasial yang diangkat dalam film ini mengingatkan kita pada film Dreamgirls ataupun Save the Last Dance. Berbeda dengan Dreamgirls yang „gelap“, film Hairspray ini terlihat lebih cerah, ringan dan menghibur. Mengikuti film ini tanpe terasa badan ikut bergoyang. Film ini seakan-akan dibuat untuk membawa suasana segar bagi yang melihatnya.
Meskipun demikian, film ini lumayan berhasil dalam menyampaikan pesan (terutama terhadap kaum muda) yakni tentang bagaimana meraih impian dan breakin’ the rule untuk menciptakan perubahan menuju masa depan yang lebih baik. Coba Bukan Bintang Biasa kemaren menggunakan tema cerita seperti ini, mungkin hasilnya akan jauh dari biasa (banget)
Film ini makin segar dengan kolaborasi bintang-bintang dewasa dengan bintang muda yang dengan kesegarannya mampu mengimbangi kematangan akting para senior mereka. Di jajaran senior ada John Travolta dengan peran yang tidak lazim, Michelle Pfieffer, Chritopher Walken dan Quenn Latifah. Sedangkan para bintang muda yang tampil meliputi James Marsden, Amanda Bynes, Zac Effron, Brittany Snow, dan kalau Dreamgirls berhasil melejitkan Jennifer Hudson, disini ada Nicky Blonsky yang bertubuh tidak kalah subur. Dari barisan bermain tersebut, yang lumayan mengejutkan adalah James Marsden yang ternyata piawai menari dan suaranya juga enak di kuping.
Hairspray mengisahkan perjuangan seorang gadis dengan tubuh subur dalam mengejar impiannya untuk tampil dalam acara TV dengan rating tinngi yang disponsori oleh perusahaan Hairspray, The Corny Collins Show. Ketika pada akhirnya dia berhasil masuk pada acara tersebut, dia terlibat dalam peristiwa berbau rasial. Sebuah isu yang sensitif di Amerika pada tahun 1960-an. Selanjutnya kisah bergeser pada perjuangan gadis tersebut dengan teman-temannya untuk mendobrak pemisahan berdasarkan warna kulit.
Meski bertema rasial, sutradara Adam Shankman yang juga seorang koreografer berhasil menghadirkan tontonan yang renyah. Sebuah pilihan yang bisa berdampak negatif, karena bisa mengaburkan pesan yang ingin disampaikan. Meskipun bukan sebuah karya istimewa, film ini bagus buat ditonton para remaja, terutama sebagai motivasi untuk mewujudkan mimpi mereka.
Yang menarik adalah penggambaran sosok orang tua dalam film ini. Selain gambaran orang tua yang konservatif dan orang tua yang melakukan apapun demi anaknya meski dengan cara yang kotor sekalipun, film ini memberikan harapan dengan menggambarkan sosok orang tua idaman. Orang tua yang menerima anaknya apa adanya. Orang tua yang mengajarkan esensi dari apa yang dinamakan kejujuran, perbuatan baik dan buruk. Bahwa yang banyak belum tentu baik dan benar. 3/5


English


HAIRSPRAY

There are so many show bizz theme that lift on the musical film, so is Hairspray. Racial issue on this film remain us to Dreamgirls and Save the Last Dance. But Dreamgirls is darker than Hairspray that is so bright, cheerful, light, and entertain. This film is made for bring the joy to whom that saw it.
The film got to its point, specially to the teen, which is how to reach the goal and breakin' the rule to make changes for better tomorrow. If, just if, Bukan Bintang Biasa used the same theme like on this film, perhaps the result would not be so usual.
Hairspray become fresher with the mature stars and rookie stars colaboration. There're John Travolta, who play unusual role, Michelle Pfieiffer, Christoper Walken and Quenn Latifah as the mature stars. On the rookie, there're James Marsden, Amanda Bynes, Zac Effron, Brittany Snow, dan if Dreamgirls have Jennifer Hudson as the rising star, Hairspray have Nicky Blonsky who have the healthy shape either. And apparently that James Marsden had the quality to dance and to sing on this film.
Hairspray is telling us about a girl who had a healthy shape(fat) that struggle to chase her dream to appear on the TV show that sponsored by the Hairspray Company, The Corny Collins Show. In the end, when she could make it come true, she involved in a racis circumtances. A very sensitif issue on America at 1960's. The story goes to the fight of a girl with her friends to smashed the discrimination based on color. Adam Shankman, the director, is succes to represent the fresh show based on the racial theme. A choice that can be a risk, because it could be blurred the massage. Even not a masterpiece, this film is good to see for the teen as a motivation to make the dream come true.
There is the picture of parents here that interesting. The conservatif parents and the parents that will do anything to their son, even the dirties way, this film is giving a hope that picturize the ideal parents. Parents that take the son who he/she is, that teach the essence of good and bad, truth, that major is not always good. 3/5.

1 komentar:

Bang Mupi mengatakan...

Film musikal yang lumayan menghibur sih, gua yang ga gua terlalu suka film genre ini pun terhibur apalagi melihat penampilan John Travolta. Kocak. Tapi gua masih lebih suka Mamma Mia. :D

Posting Komentar

 
GILA SINEMA. Design by Pocket